Mengekspos bayi Anda pada berbagai makanan dan tekstur baru adalah salah satu bagian paling menarik di tahun pertama. Madu yang bertekstur manis dan lembut, sehingga banyak orang tua yang berpikir bahwa madu adalah pilihan baik untuk dikonsumsi para bayi.
Namun, para ahli merekomendasikan untuk menunggu setelah melewati tahun pertama untuk memperkenalkan madu ke dalam makanan mereka.
Ini termasuk madu mentah dan tidak dipasteurisasi, dan madu lokal. Aturan makanan ini juga berlaku untuk semua makanan dan makanan panggang yang mengandung madu.
Baca terus artikel berikut untuk mengetahui lebih lanjut tentang memperkenalkan madu kepada bayi Anda, termasuk risiko, manfaat, dan cara mengenalkannya.
Apa saja risiko yang mungkin didapat?
Risiko utama terlalu dini memperkenalkan madu adalah kondisi botulisme pada bayi. Bayi di bawah usia 6 bulan berada pada risiko tertinggi.
Seorang bayi bisa mendapatkan botulisme dengan memakan spora Clostridium botulinum yang ditemukan dalam produk tanah dan madu. Spora ini berubah menjadi bakteri di dalam usus dan menghasilkan neurotoksin yang berbahaya di dalam tubuh.
Botulisme merupakan kondisi serius. Sekitar 70 persen bayi yang mengalami botulisme mungkin memerlukan ventilasi mekanis selama rata-rata 23 hari. Sebagian besar bayi dapat sembuh dengan perawatan.
Pemanis cair lainnya, seperti molase dan sirup jagung, juga dapat membawa risiko botulisme. Sirup maple umumnya dianggap aman karena berasal dari dalam pohon dan tidak dapat terkontaminasi oleh tanah.
Meski begitu, beberapa dokter tidak merekomendasikan memberi bayi pemanis sampai setelah melewati tahun pertama mereka.
Gejala Botulisme
Gejala botulisme yang paling umum terjadi, meliputi:
- kelemahan
- makan yang buruk
- sembelit
- lesu
Bayi Anda mungkin juga menjadi mudah tersinggung, sulit bernapas, atau menangis. Beberapa bayi juga mungkin mengalami kejang.
Gejala biasanya muncul dalam waktu 12 hingga 36 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi dan sering dimulai dengan gejala sembelit.
Namun, beberapa bayi dengan kondisi botulisme mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda sampai 14 hari setelah paparan.
Beberapa gejala botulisme, seperti lesu dan mudah marah, sering tertukar dengan diagnosis penyakit lain seperti sepsis atau meningoensefalitis.
Sehingga penting bagi Anda untuk memberi tahu dokter jika bayi baru saja mengkonsumsi madu. Mendapatkan diagnosis yang tepat akan memastikan bayi Anda mendapatkan perawatan yang tepat.
Manfaat Madu
Madu memiliki sejumlah manfaat gizi yang dapat dinikmati bayi Anda setelah mereka mencapai usia 12 bulan. Madu mengandung sejuta nutrisi, meliputi:
- enzim
- asam amino
- mineral
- antioksidan
Selain itu, madu juga mengandung vitamin B dan vitamin C. Nilai gizi dalam madu akan tergantung pada sumbernya.
Manfaat lain yang dimiliki madu, termasuk:
- Bertindak sebagai penekan batuk, tetapi tidak boleh digunakan pada anak di bawah 12 bulan.
- Dapat membantu penyembuhan luka ketika dioleskan. Sekali lagi, metode ini tidak boleh digunakan pada anak di bawah 12 bulan karena botulisme dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak.
Jika Anda ingin mendapat manfaat gizi dari madu, pilihlah jenis madu yang belum diproses. Baca juga label kemasan dengan cermat, karena beberapa jenis madu mungkin mengandung gula tambahan dan bahan-bahan lainnya.
Apakah madu mentah lebih baik daripada madu jenis lain?
Madu mentah adalah madu yang belum disaring atau diproses dengan cara apa pun.
Jenis madu ini datang langsung dari sarang lebah dan mengandung semua vitamin alami, mineral, dan senyawa sehat lainnya yang ditemukan dalam madu yang disaring dan diproses.
Selain itu, madu mentah mengandung jumlah serbuk sari yang lebih tinggi, jadi jika Anda ingin menggunakan madu untuk meredakan alergi musiman, madu mentah dapat memberikan manfaat lebih banyak.
Bagaimana cara memperkenalkan madu?
Seperti dengan semua pemanis tambahan, Anda tidak perlu terburu-buru untuk memberikan madu kepada bayi Anda.
Jika Anda ingin memperkenalkan madu, campurkan sedikit madu ke makanan favorit mereka. Seperti halnya makanan baru, ada baiknya memperkenalkan madu secara perlahan.
Salah satu metode yang dapat Anda coba adalah pendekatan "menunggu empat hari" untuk melihat apakah si kecil Anda bereaksi.
Untuk menggunakan metode ini, beri anak Anda (yang sudah melebihih umur 1 tahun) madu, dan kemudian tunggu empat hari sebelum menambahkannya ke makanan lain. Jika Anda melihat reaksi, segera hubungi dokter anak Anda.
Untuk menambahkan madu ke diet bayi Anda, cobalah salah satu cara berikut:
- Campur madu ke dalam oatmeal.
- Oleskan madu di atas roti panggang.
- Campur madu ke dalam yogurt.
- Tambahkan madu ke dalam smoothie buatan sendiri.
- Gunakan madu sebagai pengganti sirup maple pada wafel atau pancake.
Jika anak Anda terlalu muda untuk mencoba madu, konsultasikan dengan dokter anak Anda terlebih dahulu. Anda dapat mencoba menggunakan sirup maple sebagai pengganti sementara.
Madu agave adalah pilihan lain yang mirip dengan madu tanpa risiko botulisme pada bayi.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.