Sinar matahari memiliki banyak manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh. Menurut para pakar kesehatan, setidaknya Anda membutuhkan waktu lima sampai 15 menit setiap hari untuk berjemur sinar matahari agar mendapatkan manfaat vitamin D yang baik untuk kesehatan tulang dan gigi.
Bahkan, menurut penelitian dari Universitas Brigham baru-baru ini, mendapatkan kesimpulan bahwa efek kekurangan matahari bisa berdampak pada emosi seseorang.
Penelitian ini mengumpulkan data sebanyak 16.000 dan ditemukan bahwa faktor lama terkena paparan sinar matahari berdampak signifikan terhadap gangguan emosi.
Bagaimanakah hubungan lama paparan sinar matahari terhadap depresi?
Sinar matahari dapat mengatur irama sirkadian terhadap jam biologis manusia. Lewat mata dan kulit, sistem tubuh manusia dapat mendeteksi sinar yang ada di lingkungan sehingga sistem hormone kemudian bekerja menyesuaikannya sesuai dengan waktu dan lokasi manusia tersebut berada.
Di Amerika ditemukan bahwa, 20 persen penduduknya mengalami Seasonal Affective Disorder (SAD) yang seringkali muncul pada musim dingin. Gangguan ini berupa kelelahan maupun depresi yang muncul ketika musim dingin.
Berbeda dengan depresi pada umumnya, SAD hanya akan dialami oleh mereka pada musim dingin sama dan tidak terjadi di musim panas maupun musim semi.
Selain Amerika, di negara empat musim lainnya, para peneliti menemukan bahwa angka kejadian depresi meningkat ketika memasuki musim gugur maupun musim dingin ketika waktu di siang hari semakin pendek.
Meski begitu, peneliti masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut terkait hubungan antara asupan provitamin D dari matahari terhadap gangguan depresi.
Meski begitu, penelitian lain menunjukkan bahwa kekurangan asupan vitamin D sebanyak 20 ng/ml perhari bisa meningkatkan risiko depresi hingga 85 persen. Risiko ini meningkat dibandingkan mereka yang mendapat asupan vitamin D lebih dari 30 ng/ml per harinya.
Pengaruh paparan sinar matahari terhadap suasana hati
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di dalam jurnal Dermato Endocrinology, terdapat sejumlah besar molekul (chromophore) yang ada pada lapisan kulit dapat berinteraksi dengan sinar ultraviolet dari matahari. Interaksi ini dapat menimbulkan berbagai efek sinergis yang kompleks.
Hasilnya berpengaruh terhadap kesehatan fisik hingga kesehatan mental Anda.
Ketika matahari terbenam dan kondisi lingkungan menjadi gelap, tubuh akan merespon dengan mengeluarkan melatonin sehingga menyebabkan tubuh menjadi cepat lelah. Sementara sinar ultraviolet matahari akan menstimulasi sel berupa keratinosit di kulit.
Keratinosit pada kulit ini berfungsi menghasilkan beta-endorphins yang merupakan hormone untuk meningkatkan suasana hati menjadi lebih baik.
Selain menyebabkan depresi, ada beberapa keluhan lain yang juga akan dialami oleh seseorang yang kekurangan paparan sinar matahari, yaitu:
1. Rasa kantuk berlebihan di siang hari
Rasa kantuk di siang hari apabila setelah lelah bekerja sebenarnya hal yang wajar. Menjadi tidak wajar ketika rasa kantuk yang Anda rasakan ini terasa semakin menjadi-jadi dan terkesan tak wajar.
Hal ini dipublikasikan pada Journal of Clinical Sleep Medicine yang menunjukkan bahwa rasa kantuk dapat muncul di siang hari ketika tubuh kekurangan kadar vitamin D.
2. Keringat berlebih
Ketika suhu udara tidak dalam kondisi panas dan Anda tidak sedang berolahraga namun berkeringat berlebih, maka ini menjadi salah satu tanda bahwa Anda kekurangan kadar vitamin D pada tubuh. Vitamin D dapat kurang karena Anda tidak mendapat paparan sinar matahari yang cukup.
3. Mudah sakit
Jarang terkena sinar matahari terutama sinar matahari pagi dapat menurunkan sistem kekebalan pada tubuh. Sementara sering mendapat paparan sinar matahari pagi bisa membuat tubuh memproduksi vitamin D lebih banyak sehingga membuat tubuh lebih kuat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.