Antibiotik adalah obat keras yang dapat membunuh bakteri. Obat ini telah menyelamatkan banyak nyawa dan mencegah penyakit memburuk, termasuk pada anak-anak.
Meski sangat berkhasiat, jangan lupa bahwa antibiotik hanya digunakan untuk membunuh bakteri, bukan virus. Karena itu, penting bagi para orang tua untuk mengetahui dengan pasti soal kondisi anak Anda. Periksakan anak Anda dan berkonsultasilah ke dokter untuk memastikan kondisinya. Jangan menggunakan antibiotik tanpa resep dan petunjuk dokter.
Baca juga: Antibiotik: Fakta dan Info Penting yang Harus Diketahui
Tentang infeksi bakteri dan infeksi virus
Dibandingkan infeksi virus, infeksi bakteri lebih jarang terjadi. Pada umumnya, infeksi bakteri dapat menyebabkan:
- Sebagian besar infeksi telinga;
- Sebagian besar infeksi sinus (bukan sinus akibat tersumbat);
- 20% dari sakit tenggorokan yang merupakan radang tenggorokan;
- 10% dari pneumonia (infeksi paru-paru).
Perlu dipahami bahwa sebagian besar infeksi pada anak-anak disebabkan oleh virus. Antibiotik tidak dapat membantu infeksi yang disebabkan oleh virus. Virus dapat menyebabkan:
- 100% pilek. Kecuali jika virus pilek berkembang menjadi infeksi telinga atau sinus. Hal ini terjadi dapat terjadi 5 hingga 10% kondisi pilek;
- 95% batuk baru. Catatan: Asma juga bisa mulai dengan batuk;
- 95% demam;
- 80% sakit tenggorokan;
- 90% dari pneumonia. Catatan: Kebanyakan kasus pneumonia pada anak-anak disebabkan oleh virus;
- 99% diare dan muntah.
Baca juga: Cegah Diri dari Penyakit Kebal Antibiotik
Perlukah memberi antibiotik saat anak pilek?
Orang tua terkadang khawatir jika terjadi gejala flu biasa. Akan tetapi, pilek disebabkan oleh virus. Untuk mempermudah, perhatikan gejala atau kondisi anak. Jika mengalami gejala berikut selama pilek, anak Anda tidak membutuhkan antibiotik:
- Hidung berwarna hijau atau kuning. Kondisi ini normal terjadi dan menjadi tanda tubuh tengah mengatasi flu. Gejala ini bukan tanda infeksi sinus;
- Batuk berdahak hijau atau kuning. Kondisi ini normal terjadi dan menjadi tanda tubuh tengah mengatasi bronkitis virus. Gejala ini bukan pertanda pneumonia;
- Demam tinggi (104 °F atau 40 °C) yang dapat disebabkan oleh virus. Karena infeksi bakteri juga dapat menyebabkan demam, periksakan anak Anda ke dokter untuk memastikan penyebab demamnya.
Baca juga: Infeksi Bakteri dan Infeksi Virus, Apa Bedanya?
Efek samping antibiotik
Semua antibiotik memiliki risiko efek samping. Meski tidak semua orang--termasuk anak--mengalaminya, efek samping yang umum terjadi selama penggunaan antibiotik adalah diare, mual, muntah, feses jadi lebih cair, dan ruam.
Feses atau kotoran menjadi lebih cair atau lembek terjadi karena antibiotik ikut membunuh bakteri baik dalam usus. Ruam pada anak harus diperiksa dokter lagi untuk mengetahui apakah merupakan reaksi alergi atau tidak.
Efek samping terbesar dari penggunaan antibiotik berlebihan disebut resistensi antibiotik. Resistensi ini terjadi saat bakteri tidak lagi dapat dibunuh oleh obat terbunuh. Itu sebabnya dokter hanya menggunakan antibiotik jika anak benar-benar membutuhkannya.
Baca juga: Beda dengan Reaksi Alergi, Ini Efek Samping Antibiotik
Apa yang terjadi jika menggunakan antibiotik untuk infeksi virus?
Jika anak terinfeksi virus, antibiotik tidak akan menghilangkan gejalanya, termasuk demam. Bahkan jika mengalami efek samping, kondisi anak Anda bisa memburuk. Karena itu, sekali lagi, gunakan antibiotik hanya jika benar-benar dibutuhkan.
Berangkat dari situ, Anda dapat melakukan hal-hal di bawah ini:
- Simpan antibiotik untuk infeksi bakteri ketika anak benar-benar membutuhkannya;
- Jangan mendesak dokter anak untuk memberikan antibiotik;
- Obati gejala batuk dan pilek anak dengan perawatan di rumah yang dapat bekerja dengan baik;
- Ingat bahwa demam dapat menjadi pertanda tubuh tengah melawan infeksi. Hal ini juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah infeksi di masa depan.
Baca juga: Obat Batuk Pilek untuk Anak, Perlu Tidak?
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.