Tuberkulosis (dikenal sebagai "TB") adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menginfeksi paru-paru, meskipun juga dapat mempengaruhi organ lain.
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti pada abad ke-19, TB adalah penyebab kematian nomor delapan pada anak-anak usia 1 hingga 4 tahun selama tahun 1920-an.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa saat ini ada 1 juta anak (<15 tahun) menderita TB di seluruh dunia, dan 239.000 di antaranya meninggal setiap tahun.
Apa Itu TBC Pada Anak-anak?
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri. Tuberkulosis biasanya menginfeksi paru-paru. Tetapi penyakit ini juga dapat menginfeksi organ lain seperti ginjal, tulang belakang, atau bahkan otak. TB paling sering menyebar melalui udara. Seorang anak dapat terinfeksi oleh bakteri TB dan tidak menunjukan gejala apapun.
Tahapan TB pada anak:
- Terpapar infeksi. Kondisi ini terjadi ketika seorang anak telah melakukan kontak dengan orang yang mungkin menderita TB. Pada tahap ini hasil pemeriksaan pada anak tersebut masih menunjukan hasil yang normal.
- Infeksi TB laten. Kondisi ini terjadi ketika seorang anak telah terinfeksi bakteri TB dalam tubuhnya, tetapi tidak memiliki gejala. Sistem kekebalan anak yang terinfeksi menyebabkan bakteri TB tidak aktif. Bagi kebanyakan orang yang terinfeksi, TB akan laten seumur hidup. Pemeriksaan tuberkulin yang menunjukan adanya infeksi bakteri TB akan positif tetapi pemeriksaan rontgen dada akan menunjukan hasil yang normal. Pada tahap ini, anak tersebut tidak akan menyebarkan infeksi pada orang lain.
- Penyakit TBC. Kondisi ini terjadi ketika seorang anak memiliki tanda dan gejala infeksi aktif. Pemeriksaan tuberkulin dan pemeriksaan rontgen dada akan menunjukan hasil yang positif TB. Seorang anak dalam tahap ini dapat menyebarkan penyakit jika tidak diobati.
Tanda dan gejala Tuberkulosis Pada Anak
Pada bayi dan anak yang lebih tua, infeksi TB laten (LTBI), yang merupakan infeksi pertama dengan bakteri tuberkulosis, biasanya tidak menunjukkan tanda atau gejala apapun. Selain itu, pemeriksaan rontgen dada juga tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Dalam kebanyakan kasus TB pada anak, seorang anak tidak memiliki gejala yang khas namun menunjukan tes kulit tuberkulin dengan hasil yang positif. Pada anak-anak dengan tes tuberkulin positif, mereka perlu menerima pengobatan walaupun tidak menunjukan gejala apapun.
Infeksi primer ini biasanya sembuh dengan sendirinya saat kekebalan tubuh seorang anak terbentuk sempurna dalam waktu 6-10 minggu. Tetapi dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat berkembang dan menyebar ke seluruh paru-paru (disebut TBC progresif) atau ke organ lain. Kondisi ini menyebabkan tanda dan gejala seperti demam, penurunan berat badan, kelelahan, kehilangan nafsu makan, dan batuk.
Jenis infeksi lain disebut reaktivasi tuberkulosis. Di sini, infeksi primer telah sembuh, tetapi bakteri tidak aktif, atau hibernasi. Ketika kondisi memungkinkan untuk bakteri kembali aktif (misalnya, karena kekebalan tubuh yang menurun), bakteri akan menjadi aktif kembali.
TBC pada anak-anak yang lebih tua memiliki gejala yang sama dengan orang dewasa. Gejala yang paling menonjol adalah demam yang terjadi terus menerus, mudah lelah, penurunan berat badan dan berkeringat di malam hari.
Jika penyakit ini tidak ditangani, bakteri tuberkulosis akan membentuk lubang di paru-paru. Pada kondisi ini gejala yang dominan adalah batuk berdahak yang mungkin bercampur darah.
Bagaimana Mendiagnosa Tuberkulosis Pada Anak?
Karena penilaian TB pada anak sangat berbeda dengan orang dewasa, maka Dalam menegakkan diagnosis tuberkulosis (TB) pada pasien anak, sebaiknya menggunakan berbagai prosedur diagnostik.
Apabila terdapat keterbatasan sarana diagnostik maupun biaya, dapat menggunakan suatu pendekatan diagnostik lain, yaitu sistem skoring. Sistem skoring dikembangkan oleh para ahli dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kemenkes RI, dan WHO. Sistem ini mempermudah penegakan diagnosis TB anak, terutama di fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
Penilaian atau pembobotan pada sistem skoring menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, meliputi hasil pemeriksaan tuberkulin (Uji Mantoux) dan kontak erat dengan pasien dewasa TB menular mempunyai skor (nilai) tertinggi, yaitu 3. Selain itu sistem penilaian dapat diperoleh dengan :
- Gizi buruk dengan skor 2, gizi kurang dengan skor 1
- Demam tanpa penyebab yang jelas dengan skor 1
- Batuk tanpa penyebab yang jelas dengan skor 1
- Pembengkakan kelenjar getah bening dengan skor 1
- Pembengkakan sendi dengan skor 1
- Pemeriksaan foto rontgen dada yang menunjukan infeksi TB dengan skor 1
Oleh karena itu, uji tuberkulin bukan merupakan pemeriksaan penentu utama, untuk menegakkan diagnosis TB anak. Pasien anak dengan jumlah skor ≥6, dapat didiagnosis dengan tuberkulosis dan harus ditatalaksana sebagai pasien TB dengan pemberian OAT (Obat Anti Tuberkulosis).
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.