Bagi kaum hawa, tentu tidak asing dengan organ genital vagina miliknya. Selain sebagai organ reproduksi, tahukah Anda jika ternyata, vagina merupakan rumah yang cocok bagi 50 spesies bakteri? Mendengar hal tersebut, pasti Anda akan jijik sendiri.
Namun, tenang saja, sebab bakteri yang menghuni organ vital Anda biasanya termasuk bakteri baik.
Makhluk hidup tersebut bukan mengganggu, malah membantu melindungi vagina Anda dari bakteri jahat yang berpotensi membahayakannya. Lalu, bagaimana cara mengetahui jenis bakteri pada vagina Anda, apakah benar-benar baik atau bakteri jahat? Penasaran? Yuk simak ulasannya berikut ini!
Menentukan jenis bakteri pada vagina dengan mengetahui tingkat keasaman atau ph-nya
Pernahkah Anda mendengar kata pH? Ketahuilah, pH merupakan tingkat keasaman suatu zat apakah asam, netral, atau basa. Biasanya, pH digunakan untuk mengukur keasaman pada air atau darah. Namun, ternyata organ intim wanita juga memiliki ukuran pH yang perlu diperhatikan.
Mengapa hal tersebut penting? Sebab, asam atau basanya vagina, akan mempengaruhi kondisi kesehatan vagina, terutama mengidentifikasi jenis bakteri yang menghuninya.
Menurut penuturan dari kepala medis Frisco Institute for Reproductive Medicine, dr Rinku Metha, menyatakan bahwa mengetahui ukuran pH vagina sangat penting, karena pH vagina yang cocok akan melindungi dari infeksi dan bakteri jahat. Lalu, berapa ukuran pH vagina dikatakan sehat?
Tingkat keasaman atau pH vagina dikatakan sehat, apabila berada di angka 3.5 sampai dengan 4.5 Artinya, apabila pH vagina meningkat, peluang bakteri buruk untuk berkembang lebih besar. Akibatnya, risiko tumbuhnya jamur pemicu iritasi, gatal, serta cairan vagina tidak normal pun lebih besar.
Menurut Nina Helms, seorang pakar kesehatan seksual menyatakan bahwa terdapat dua jenis bakteri baik yang memiliki peran menjaga keseimbangan pH vagina, diantaranya Lactobacillus dan Corynebacterium.
Kedua bakteri ini memproduksi antibiotik alami berupa bakterioson yang berguna untuk mengurangi bakteri lain memasuki vagina sehingga organ vital Anda tetap aman.
Nah, supaya vagina Anda tetap terisi bakteri baik, pastikan kondisi pH vagina tetap asam. Sebab, dalam kondisi itulah bakteri Lactobacillus dan Corynebacterium tetap hidup. Apabila pH naik, maka bakteri baik ini dapat mati.
Padahal, Anda tahu sendiri bahwa peran bakteri baik ini berguna untuk menekan masuknya bakteri jahat masuk vagina.
Lalu, bagaimana jika populasi bakteri jahat lebih besar dari bakteri baik? Kondisi ini disebut bacterial vaginosis dan terjadi akibat pH vagina yang tidak seimbang. Gejala yang timbul berupa keluarnya cairan cukup banyak, berbau, gatal, panas, dan terjadi pembengkakan di area vagina.
Cara mengatasi ph vagina supaya seimbang
Seringkali, keadaan bacterial vaginosis terjadi pada wanita. Untuk mengatasinya, pastikan pH vagina normal. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menjaga kebersihan vagina.
Misalnya, basuh air bersih dari arah depan ke belakang usai BAB atau BAK, gunakan air hangat jika perlu, gunakan pembalut tanpa pewangi secara teratur, dan pilih tisu pembersih yang lembut untuk hindari iritasi.
Produk pembersih vagina
Tentu, pernah terpikir untuk menggunakan produk pembersih vagina supaya mendukung kebersihan vagina. Namun, tahukah Anda ternyata penggunaan produk ini dianjurkan sesekali saja, dan tidak dalam jangka waktu lama. Selain itu, pastikan untuk menerapkannya pada bagian luar vagina saja.
Sedangkan untuk tips pemilihan produk pembersih vagina, carilah yang mengandung povidone iodine. Sebab, kandungan tersebut ampuh mengembalikan flora vagina sehingga pH tetap normal.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.