Apa itu trigger thumb?
Trigger thumb berarti jempol anak menimbulkan suara ketika mereka mencoba meluruskannya. Ibu jari mereka dapat mengunci dalam posisi bengkok. Jika ibu jari terkunci, anak dapat menariknya lurus menggunakan tangan yang lain. (Atau Anda dapat menariknya langsung untuk mereka.) Tetapi mereka tidak dapat meluruskan ibu jari yang terkunci menggunakan otot ibu jari mereka.
Bagaimana trigger thumb terjadi?
Otot yang membengkokkan ujung ibu jari disebut fleksor pollicis longus. Otot ini berawal di lengan anak. Dekat pergelangan tangan, otot ini berubah menjadi tendon. Tendon ini memanjang di sepanjang sisi telapak jempol anak dan terhubung ke tulang di ujung jempol.
Ketika anak menggerakkan ibu jari mereka, tendon ini harus meluncur dengan mulus di dalam pembungkus yang disebut sarung tendon. Di dekat pangkal ibu jari, pita keras (ligamen) melintasi tendon dan tendon bertindak seperti katrol. Dokter menyebut ini katrol A1.
Trigger thumb terjadi ketika tendon membengkak, membentuk benjolan (nodul) di dekat katrol A1. Nodul tersangkut di katrol, sehingga tendon tidak bisa meluncur di dalam sarungnya. Anda mungkin dapat merasakan tonjolan ini di telapak tangan anak di dasar ibu jari mereka.
Trigger thumb pada anak-anak
Pada anak-anak, kondisi ini biasanya terjadi antara usia 1 dan 3 tahun. Kondisi ini terkadang tidak disadari karena cedera atau masalah medis lainnya.
Sebagian besar anak-anak dengan trigger thumb memilikinya hanya pada 1 tangan. Sekitar sepertiga dari anak-anak memilikinya di kedua tangan. Ini juga bisa terjadi di jari. Ini merupakan masalah yang berbeda dan lebih kompleks.
Gejala Trigger Thumb
Jika anak memiliki trigger thumb, mereka akan mengalami 1 atau kedua gejala ini:
- Terdengar suara “krak” atau “klik” ketika mereka menggerakkan ibu jari mereka
- Jempol terkunci dalam posisi membungkuk
anak mungkin juga memiliki gejala-gejala ini:
- Nyeri dan bengkak di ibu jari mereka, biasanya di dekat pangkal
- Benjolan di sisi telapak jempol mereka, dekat pangkal
Mendiagnosis Trigger Thumb
Dokter dapat mendiagnosis trigger thumb dengan menanyakan gejala anak dan melakukan pemeriksaan fisik.
Jika anak tampaknya menderita trigger thumb, dokter akan memeriksa untuk memastikan mereka tidak memiliki masalah lain, seperti patah tulang atau persendian yang tidak pada tempatnya (dislokasi).
Dokter juga akan memeriksa tanda-tanda kondisi kesehatan yang dapat memengaruhi tangan, seperti cerebral palsy atau arthrogryposis. Sebagian besar anak-anak dengan trigger thumb tidak memiliki kondisi lain.
Opsi Perawatan untuk Trigger Thumb
Trigger thumb dapat membaik dengan sendirinya. Beberapa anak dengan trigger thumb memerlukan perawatan agar ibu jari mereka dapat bergerak bebas.
1. Peregangan dan splint
Jika dokter yakin peregangan dan belat akan cukup untuk menyembuhkan ibu jari anak, mereka akan mulai dengan opsi-opsi ini.
Mereka akan mengajarkan Anda peregangan dan pijatan untuk dilakukan di rumah. Ini dapat membantu membebaskan benjolan (nodul) dari pita keras (ligamentum, A1 pulley) yang menempel.
anak mungkin juga perlu menggunakan jempol untuk meregangkan ibu jari dan memegangnya dengan lurus. Karena ini mencegah ibu jari dari bergerak, itu mungkin menahan katrol A1 dari tendon. Pembengkakan dapat berkurang, dan tendon dapat meluncur seperti seharusnya.
2. Operasi
Jika peregangan dan belat tidak cukup, anak akan membutuhkan operasi satu hari yang disebut pelepasan ibu jari atau pelepasan katrol A1.
Dokter bedah membuat sayatan kecil di telapak tangan anak di lipatan kulit pada pangkal ibu jari. Kemudian ahli bedah akan memotong katrol A1. Ini dapat menghilangkan tekanan pada tendon dan memungkinkannya meluncur dengan lancar. (Dokter bedah tidak memotong tendon atau menghilangkan nodul.)
Setelah operasi
Setelah operasi, anak akan membutuhkan perban selama 1 hingga 2 minggu untuk melindungi ibu jari mereka selama masa penyembuhan. Trigger thumb jarang kambuh, dan anak-anak jarang membutuhkan perawatan lain. Anda dapat mengharapkan anak dapat menggunakan ibu jari mereka secara normal.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.