Kebanyakan orang tidak akan pernah harus berurusan dengan luka tembak, baik sebagai pasien atau penyelamat. Bahkan kebanyakan paramedis tidak pernah menangani satu pun cedera yang berhubungan dengan luka akibat senjata api.
Tetapi Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, dan Anda perlu mempersiapkan segala sesuatu sebelum semuanya berakhir lebih buruk.
Mengenai luka tembak
Luka tembak adalah luka yang tidak terduga yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Tingkat keparahan luka tembak dipengaruhi oleh tiga faktor seperti :
- Lokasi cedera
- Ukuran luka
- Kecepatan peluru menembus kulit
Sementara ketiga faktor tersebut berdampak pada tembakan, mengubah kecepatan peluru dapat membuat perbedaan terbesar pada jumlah kerusakan yang disebabkan oleh peluru.
Pistol menghasilkan proyektil kecepatan yang jauh lebih lambat daripada senapan, dan karenanya biasanya menyebabkan cedera yang lebih ringan. Namun hal tersebut, tentu saja tidak mengatakan bahwa pistol tidak berbahaya, hanya saja senapan menyebabkan lubang yang lebih besar.
Peluru bisa berubah arah ketika masuk ke dalam tubuh pasien. Luka tembak masuk dan luka tembak keluar mungkin atau mungkin tidak terhubung oleh garis lurus. Berbagai dinamika mempengaruhi jalur di sekitar lewatnya peluru.
Kerusakan jaringan (cedera keseluruhan) yang disebabkan oleh proyektil ditentukan dengan mengalikan massa (berat) peluru dengan kecepatan peluru kuadrat. Karena kecepatan peluru dikuadratkan dalam persamaan ini, menggandakan kecepatan melipatgandakan energi dan kerusakan.
Apa yang perlu Anda lakukan ketika berhadapan dengan luka tembak?
1. Upayakan Anda dan korban luka tembak berada pada posisi yang aman
Segera berlindung ke tempat yang aman. Anda tidak dapat membantu siapapun jika Anda sendiri terluka. Jika pasien dapat berjalan atau berlari, segera bawa mereka ke tempat yang aman. Dalam kasus penembakan yang tidak disengaja, pastikan pistol diamankan.
2. Segera hubungi penyedia layanan kesehatan darurat di kota Anda
Setelah Anda dan korban luka tembak berada dalam situasi yang aman, segera hubungi penyedia layanan kesehatan di tempat Anda atau jika memungkinkan, segera bawa korban ke Unit Gawat Darurat rumah sakit terdekat.
3. Langkah-Langkah Perawatan
a. Hentikan pendarahan
- Memberikan penekanan pada luka adalah hal yang paling penting. Jika darah keluar dari lubang bekas luka tembak, berikan tekanan pada lokasi cedera.
- Gunakan pembalut (kain kasa, handuk, kemeja, dll.) Pembalut membantu darah untuk menggumpal dan menutup luka.
- Hindari penggunaan tourniquet. Di masa lalu mungkin petugas medis akan mengikat bagian tubuh di atas luka untuk menghentikan pendarahan, tetapi dengan memasang torniquet pada bagian tubuh tertentu akan menyebabkan kerusakan jaringan sekitar yang dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut.
Jika pasien tidak bernapas, segera mulai lakukan resusitasi jantung paru (RJP). Untuk dapat melakukan RJP, seseorang mungkin perlu mendapatkan pelatihan khusus.
b. Tutup luka tembak pada dada dengan beberapa jenis plastik agar udara tidak terhisap ke dalam luka.
Menutup luka dengan plastik dapat membantu mencegah terjadinya pneumothorax yang dapat menyebabkan ke gawat darurat medis.
Poin penting untuk diingat
- Jangan memposisikan kaki lebih tinggi untuk mengatasi syok jika luka tembak berada di atas pinggang (kecuali luka tembak di lengan). Luka tembak di perut dan dada akan berdarah lebih cepat setelah kaki diangkat, membuat pasien lebih sulit bernapas.
- Biarkan pasien yang sadar duduk atau berbaring dalam posisi yang paling nyaman bagi mereka. Pasien yang tidak sadar harus ditempatkan pada posisi pemulihan.
- Jangan pernah memberi pasien apa pun untuk dimakan atau diminum, termasuk air.
- Bertahan dari luka tembak sangat tergantung pada seberapa cepat seorang pasien sampai ke rumah sakit. Idealnya, pasien luka tembak harus segera dibawa ke rumah sakit dengan ambulans dalam waktu 10 menit setelah ditembak.
- Luka tembak adalah luka tusuk dan biasanya mendapatkan penanganan yang sama. Jangan terlalu memusingkan untuk bisa membedakan antara luka tembak masuk dan keluar. Ada mitos bahwa luka masuk jauh lebih buruk daripada luka keluar atau sebaliknya. Namun faktanya tidak ada cara yang pasti untuk untuk membedakan keduanya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.