Keputihan (Leukorea atau Fluor Albus) adalah suatu kondisi ketika vagina mengeluarkan cairan berwarna bening dan tidak berbau. Keputihan merupakan upaya tubuh dalam menjaga kebersihan area reproduksi.
Cairan yang keluar dari leher rahim tersebut memiliki fungsi membawa keluar bakteri dan sel-sel mati. Hal ini akan menjaga vagina tetap steril dari tumbuhnya infeksi.
Keputihan umum terjadi, terutama pada wanita yang masih mengalami menstruasi. Kondisinya pun berbeda-beda, mulai dari tekstur cairan, warna, hingga bau yang keluar. Keputihan yang normal umumnya berwarna bening, putih, atau sedikit kekuningan.
Anda harus mulai waspada ketika cairan yang keluar berwarna kuning pekat dan berbau amis.
Keputihan yang berwarna kuning dapat menjadi pertanda jika vagina mengalami infeksi, baik karena jamur, parasit, atau bakteri (vaginosis bakterialis, klamidia, gonore). Selain infeksi, cairan berwarna kuning juga dapat menjadi pertanda adanya kanker rahim.
Penyebab keputihan berwarna kuning
Cairan berwarna kuning yang keluar dari vagina dapat disebabkan adanya kondisi-kondisi berikut, yaitu:
Pari Ghodsi, M.D., dokter kandungan dan pakar kesehatan reproduksi dari Amerika mengatakan bahwa keputihan pada vagina yang mengalami infeksi jamur memiliki ciri cairan berwarna kuning pucat atau kehijauan, tampak menggumpal berair, dan mengeluarkan bau menyengat.
Tanda lain infeksi jamur adalah rasa gatal pada vagina, nyeri saat buang air kecil, dan perut bagian bawah yang terasa sakit.
- Gonore
Gonore disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Gejala gonore umumnya baru akan tampak sekitar dua minggu setelah tertular.
Beberapa ciri umum gonore pada wanita diantaranya adalah rasa nyeri ketika buang air kecil, pembengkakan pada vulva, muncul bercak darah saat tidak menstruasi, dan keluarnya cairan berwarna kuning dan keruh pada vagina.
- Infeksi bakteri vagina
Infeksi bakteri vagina atau vaginosis bacterialis merupakan infeksi pada organ kemaluan wanita yang disebabkan oleh serangan bakteri Gardnerella vaginalis dan Peptococcus.
Gejala yang timbul diantaranya adalah kemerahan, gatal dan nyeri pada vulva, serta munculnya cairan kekuningan yang berbau amis dari dalam vagina.
Penyakit ini terjadi karena adanya parasit Trichomonas vaginalis yang menyebar, umumnya akibat hubungan seksual. Keluhan yang biasa timbul adalah kuantitas keputihan yang berlebihan, berbau tidak sedap, dan berwarna kuning kehijauan.
Penderita juga mengalami gatal di sekitar vagina, dan sakit di bagian perut bawah.
Meski keputihan adalah hal yang umum dialami wanita, Anda perlu waspada ketika cairan yang keluar tak kunjung berhenti dan selalu berwarna kuning keruh.
Apalagi jika diiringi dengan gejala lain seperti munculnya flek darah saat berhubungan badan, dan nyeri di bagian pinggul. Gejala-gejala ini merupakan alarm awal adanya infeksi yang mengarah pada kanker rahim.
Bila kondisi ini terus berlanjut, segera periksakan diri ke dokter.
Mengatasi keputihan berwarna kuning
Pengobatan cairan keputihan yang berwarna kuning bergantung kepada penyebabnya.
Keputihan yang disebabkan infeksi jamur pada vagina dapat diatasi dengan pemberian krim anti jamur yang dijual bebas dipasaran, seperti miconazole, ketoconazole, dan nystatin.
Keputihan karena gonore diobati dengan cara dengan mengkonsumsi antibiotik secara oral atau melalui metode injeksi. Antibiotik yang dapat digunakan antara lain azithromycin dan ceftriaxone yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Sedangkan untuk Infeksi bakteri vagina dan Trikomoniasis, pengobatan dapat dilakukan secara oral dan topikal. Antibiotik seperti tinidazole dan metronidazole dikonsumsi secara oral, ditambah obat topikal yang dioles pada vagina berupa krim clindamycin.
Terakhir, keputihan sebagai gejala kanker rahim ditangani dengan beberapa macam metode, tergantung faktor-faktor meliputi jenis kanker, tingkatan stadium, dan kondisi kesehatan pasien.
Metode yang umum dilakukan adalah metode bedah, radioterapi, kemoterapi, atau mungkin gabungan dari ketiganya.
Pencegahan keputihan
Keputihan yang tidak normal tidak akan muncul bila Anda selalu menjaga kebersihan area intim. Cara yang dapat dilakukan diantaranya:
- Selalu membersihkan vagina secara teratur dengan menggunakan air hangat dan sabun yang lembut, terutama setelah buang air kecil ataupun besar.
- Biasakan untuk mengeringkan organ intim dengan handuk dari depan ke belakang (dari vagina ke anus), bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah penularan bakteri dari anus.
- Hindari menggunakan pakaian dalam yang ketat, gunakan bahan katun yang lembut.
- Ganti pembalut Anda secara teratur, setidaknya 5 jam sekali.
- Lakukan seks yang aman dan tidak beresiko. Gunakan pengaman dan hindari berganti-ganti pasangan.
- Memeriksakan kesehatan vagina ke dokter secara rutin.
Perlu diingat, selalu perhatikan kondisi organ intim Anda. Apalagi jika timbul kondisi kondisi yang tidak umum seperti nyeri, serta muncul bercak dan cairan berbau. Satu lagi, jangan ragu dan malu untuk melakukan konsultasi dengan ahli kesehatan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.