Keputihan Saat Hamil Tua, Normal atau Tidak Cari Tahu Disini

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
Keputihan Saat Hamil Tua, Normal atau Tidak Cari Tahu Disini

Keputihan biasanya sering dialami oleh para wanita menjelang menstruasi. Keputihan adalah keluarnya cairan berwarna putih maupun kekuningan dari jalan lahir. Saat keputihan terjadi, biasanya akan terasa gatal pada area kewanitaan. Kondisi ini memang mengganggu, namun itu adalah hal yang normal di kalangan kaum hawa.

Namun bagaimana jika ibu hamil mengalami keputihan saat hamil tua? Apakah hal tersebut normal? Mari kita simak penjelasannya di bawah ini.

Iklan dari HonestDocs
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic

Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.

Apakah Normal Keputihan Saat Hamil Tua?

Keputihan saat hamil tua mengindikasikan dua hal, yang pertama keputihan normal dan yang kedua keputihan abnormal. Apa perbedaan kedua hal ini? Mari kita kupas lebih lanjut untuk penjelasannya.

1. Keputihan saat Hamil Tua yang Normal

Mengalami keputihan saat hamil tua merupakan hal yang normal. Biasanya keputihan yang dialami ibu hamil sama seperti keputihan pada umumnya, yaitu berwarna bening dan berair. Ada pula keputihan yang berwarna sedikit kekuningan selama kehamilan. Keputihan memang akan meningkat saat hamil daripada keputihan biasa. Apabila cairan yang keluar begitu banyak, maka bunda perlu memakai pad atau panty liner.

Selama kehamilan, leher rahim (serviks) dan dinding jalan lahir Anda menjadi semakin lembut, serta produksi estrogen dalam tubuh dan aliran darah sekitar area kewanitaan mengalami peningkatan. Inilah sebabnya mengapa keputihan saat hamil tua justru mengalami peningkatan.

Keputihan saat hamil tua merupakan tanda bahwa tubuh Anda tengah melakukan persiapan untuk persalinan. Kemungkinan lainnya bisa juga karena kepala janin menekan bagian serviks, sehingga terdapat sedikit perbedaan karakter keputihan yang dihasilkan pada trimester akhir kehamilan. Cairan keputihan biasanya berubah menjadi menyerupai putih telur, atau seperti lendir atau dahak yang biasa dikeluarkan saat Anda terserang batuk atau pilek.

Keputihan yang tidak berbau merupakan kondisi yang normal untuk ibu hamil. Namun, jika Anda mengalami keputihan yang berbau busuk, berdarah atau kehijauan, atau gatal-gatal layaknya sensasi terbakar maka Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter. Karena kondisi tersebut bisa mengindikasikan adanya infeksi. Anda tidak boleh sembarangan mengonsumsi obat yang dijual bebas di pasaran, karena dapat menyebabkan efek merugikan pada bayi.

Keputihan normal saat hamil memiliki ciri-ciri: warna bening atau putih, bisa kekuningan, tidak berbau, tidak menimbulkan rasa gatal ataupun nyeri.

Keputihan terjadi karena kelenjar yang terdapat dalam jalan lahir menghasilkan suatu cairan yang berguna untuk membersihkan area kewanitaan tersebut. Caranya adalah dengan mengeluarkan sel mati dan bakteri yang selalu ada di dalamnya. Sehingga, dengan terjadinya aktivitas ini, maka jalan lahir ini dapat terhindar dari serangan infeksi ataupun jamur. Selain berfungsi untuk membersihkan, kondisi ini juga dapat melembapkan.

Iklan dari HonestDocs
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic

Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.

Keputihan yang normal pada ibu hamil memang menjengkelkan tetapi bukanlah masalah serius. Namun, jika Anda merasa gelisah atau tidak nyaman karena hal tersebut, maka Anda harus memeriksakannya ke dokter.

2. Keputihan Saat Hamil Tua yang Abnormal

Selain keputihan biasa di trimester akhir, jika Anda mengalami keputihan yang berwarna kekuningan atau kehijauan disertai bau busuk, sebaiknya segera hubungi dokter. Mungkin ada berbagai penyebab untuk masalah tersebut dan harus dikontrol sebelum dapat mempengaruhi bayi.

Cairan yang abnormal dapat disebabkan karena berbagai alasan. Mari kita lihat penyebab lebih umum di bawah ini:

  1. Vaginosis Bakteri : Tidak semua wanita dengan vaginosis bakteri akan memiliki gejala, namun vaginosis bakteri biasanya menghasilkan cairan yang berwarna terang dan berwarna putih keabu-abuan. Biasanya disertai bau busuk dan amis.
  2. Trichomonas: Infeksi Trichomonas menghasilkan keputihan, keputihan kuning-hijau dengan bau yang kuat. Gejala yang terkait dapat mencakup ketidaknyamanan saat berkoitus dan kencing, serta iritasi dan gatal pada area genital wanita.
  3. Gonore: Gonore mungkin tidak menimbulkan gejala pada setengah wanita yang terinfeksi, namun juga dapat menyebabkan rasa terbakar saat buang air kecil atau sering buang air kecil, keputihan yang kekuningan, kemerahan dan pembengkakan alat kelamin, dan gatal atau gatal di daerah kewanitaan.
  4. Klamidia: Seperti gonore, infeksi klamidia mungkin tidak menimbulkan gejala pada kebanyakan wanita. Orang lain mungkin mengalami peningkatan keputihan dan juga gejala infeksi saluran kemih jika uretra terlibat.
  5. Infeksi jamur: infeksi jamur pada jalan lahir biasanya dikaitkan dengan keputihan putih tebal yang mungkin memiliki tekstur seperti keju cottage. Cairan keputihan umumnya tidak berbau. Gejala lainnya bisa berupa rasa terbakar, gatal nyeri, dan nyeri saat buang air kecil atau hubungan seksual.

Sebagai tambahan, simak juga: Menelusuri Penyebab Keputihan Saat Hamil

Bagaimana Mengatasi Keputihan saat hamil Tua?

1. Petunjuk dan Larangan Ketika Bermasalah dengan Keputihan

Melakukan langkah-langkah sederhana ini akan membantu Anda menangani keputihan saat hamil tua dan mencegah infeksi berkembang lebih lanjut.

  • Cucilah daerah kewanitaan beberapa kali dalam sehari dengan air dan sabun khusus daerah kewanitaan. Jangan lupa dikeringkan dengan handuk lembut setelahnya.
  • Hindari menggunakan produk dengan parfum atau wewangian pada area V.
  • Ketika mengeringkan atau menyeka daerah kawanitaan, pastikan untuk menyeka dari depan ke belakang dan jangan pernah kembali ke depan.
  • Tampon bisa menyebabkan infeksi dan perkembangbiakan, maka hindari menggunakannya.
  • Jika keputihan berbau busuk di area kewanitaan, jangan gunakan aroma, semprotan atau bubuk untuk mengatasinya.
  • Pakailah pakaian katun yang nyaman di malam hari yang akan memungkinkan kulit Anda untuk bernapas, bukan sutra atau nilon.
  • Jangan pernah mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas atau pengobatan sendiri untuk mengatasi gatal-gatal, kemerahan atau bengkak.
  • Menggunakan pembalut atau panty-liner akan membuat Anda merasa nyaman karena terbebas dari 'basah' akibat keputihan.
  • Jika memungkinkan, hindari menggunakan toilet di tempat umum untuk mencegah perpindahan kuman.
  • Menggunakan kondom saat berkoitus sangat dianjurkan karena membantu dalam mencegah penyakit menular seksual.
  • Gantilah celana dalam apabila telah basah, karena apabila celana dalam yang basah dibiarkan akan memicu tumbuhnya jamur.
  • Lebih baik menggunakan celana dalam berbahan katun agar mudah menyerap keringat. Gantilah minimal 2 kali sehari.

2. Hubungi dokter Anda Jika Diperlukan

Hubungilah dokter jika Anda merasa kondisi seperti di bawah ini:

  • Jika Anda mengalami gejala-gejala yang tidak normal.
  • Jika Anda menemukan cairan yang encer sebelum 37 minggu, sebaiknya segera hubungi dokter, bisa jadi ini pertanda pecahnya kantung ketuban. Baca: Ketuban Pecah? Seperti Ini Warna Air Ketuban & Baunya
  • Keputihan yang Anda alami saat hamil disertai gejala seperti rasa nyeri, gatal, panas, bahkan bibir jalan lahir terlihat seperti meradang. Ini bisa menindikasikan bahwa Anda terserang infeksi jamur.
  • Jika celana dalam yang Anda kenakan terus-terusan basah padahal belum masuk tanggal taksiran persalinan, maka Anda harus segera memberitahukan dokter.
  • Jika Anda merasa khawatir dengan ketidaknyamanan yang Anda rasakan, Anda harus segera menghubungi dokter.

Demikianlah ulasan mengenai keputihan saat hamil tua. Semoga Anda para ibu hamil dapat membedakan keputihan yang normal maupun yang abnormal dan bertindak dengan tepat.

3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vaginal discharge color guide: Causes and when to see a doctor. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/322232.php)
Vaginal Discharge: Causes, Treatments, and Colors. Healthline. (https://www.healthline.com/symptom/vaginal-discharge)
Vaginal Discharge: Causes, Types, Diagnosis and Treatment. WebMD. (https://www.webmd.com/women/guide/vaginal-discharge-whats-abnormal)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app