Kondom adalah salah satu jenis kontrasepsi sementara yang direkomendasikan oleh banyak praktisi kesehatan. Tugas utamanya adalah untuk mencegah kehamilan secara optimal, bahkan diketahui mampu mengurangi risiko hamil hingga 98% asalkan digunakan sesuai aturan penggunaan.
Sekarang ini ada banyak varian dan jenis kondom yang dijual di pasaran. Pernahkah Anda mendengar kondom dengan berbagai rasa? Ya, kini produsen menghadirkan kondom berperisa yang bertujuan untuk menambah kenyamanan ketika berhubungan intim dengan pasangan.
Akan tetapi, sebelum lebih banyak membahas kondom berperisa, ada baiknya Anda ketahui dulu berbagai macam jenis kondom. Dengan demikian, Anda tidak akan salah pilih ketika membeli varian kondom dan sesuai dengan kebutuhan.
Jenis-jenis kondom di pasaran
Pada dasarnya, jenis-jenis kondom yang ada disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pemakainya. Dengan demikian, kondom dapat melindungi penggunanya dari risiko kesehatan dan mencegah kehamilan secara efektif.
Ada beberapa jenis kondom yang dibedakan berdasarkan bahan dasar pembuatnya, antara lain:
1. Kondom bahan lateks
Kondom bahan lateks paling banyak diproduksi dan digunakan konsumen. Jenis kondom ini memiliki kemampuan yang baik dalam mencegah kehamilan. Akan tetapi, pada beberapa kasus dapat menimbulkan alergi pada pemakainya.
Baca juga: Kondom Dapat Menyebabkan Alergi? Ketahui Alasannya!
2. Kondom berbahan kulit domba
Sebutan kulit domba untuk kondom ini sebenarnya kurang sesuai, karena bahan yang digunakan bukanlah kulit domba, melainkan bagian ususnya. Kondom jenis ini memiliki efektivitas yang sama dalam mencegah kehamilan.
3. Kondom berbahan plastik
Jenis kondom ini menggunakan berbagai pilihan bahan seperti polyurethane dan polyisoprene. Kondom yang terbuat dari kedua bahan tersebut masih efektif dalam mencegah kehamilan dan penularan penyakit kelamin.
4. Kondom dengan lapisan pelumas
Selain jenis-jenis kondom biasa yang beredar di pasaran, kini hadir kondom yang sudah dilapisi dengan pelumas. Di samping kegunaannya sebagai pencegah kehamilan dan penularan penyakit, jenis kondom ini juga bermanfaat untuk menghindari iritasi kulit. Selain itu, kondom berpelumas juga dianggap lebih praktis karena langsung pakai.
Baca juga:Semua Tentang Pelumas Kondom: dari Jenis Hingga Risiko
Apa itu kondom dengan berbagai rasa (perisa)?
Sesuai dengan namanya, kondom berperisa adalah jenis kondom yang dibuat dengan varian rasa buatan dan dianggap aman digunakan. Perasa tersebut diletakkan di bagian luar kondom yang berasal dari pelumas.
Beragam sumber menyatakan bahwa ada berbagai macam rasa pada kondom yang disukai oleh para konsumen, seperti rasa stroberi, cokelat dan jeruk. Dengan adanya kondom berbagai rasa, Anda dapat melakukan seks oral dengan lebih nyaman bersama pasangan.
Meski demikian, rasa yang dihasilkan pada kondom ini berasal dari gula gliserin. Pada beberapa kasus tertentu membuktikan bahwa gliserin dapat menimbulkan iritasi dan merusak area vagina. Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati ketika hendak melakukan penetrasi saat bercinta.
Di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa kondom rasa juga aman bagi aktivitas penetrasi. Oleh karena itu, sebaiknya perhatikan petunjuk penggunaan kondom rasa pada kemasan agar aman dan nyaman digunakan.
Tips menggunakan kondom
Menggunakan kondom sebelum bercinta tidak hanya memberikan manfaat untuk mencegah kehamilan, tapi juga menurunkan risiko penularan penyakit kelamin. Namun, sebelum digunakan, ada beberapa hal penting yang harus Anda perhatikan, antara lain:
- Baca petunjuk penggunaan.
- Pastikan kondom belum kedaluwarsa.
- Simpan kondom di tempat yang kering dengan suhu yang seimbang, yakni tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas.
- Pastikan kondisi kondom masih baik, dalam artian tanpa robekan maupun perubahan warna yang dianggap tidak wajar.
- Kondom merupakan alat kontrasepsi sementara yang hanya boleh digunakan 1 kali saja. Hal itu perlu dilakukan supaya kondom dapat berfungsi optimal dan mencegah penularan penyakit di kemudian hari.
Baca selengkapnya: Awas Bocor, Begini Langkah-Langkah Memakai Kondom yang Benar
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.