Ketahui Lebih Lanjut Mengenai Kejang pada Balita

Dipublish tanggal: Mar 3, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Ketahui Lebih Lanjut Mengenai Kejang pada Balita

Keluhan demam merupakan keluhan yang paling sering ditemui dan menempati hampir 30% kunjungan anak di usia 5 tahun ke bawah pada dokter umum dan dokter anak. 

Demam merupakan salah satu gejala seorang anak yang sedang mengalami sakit terutama infeksi. Kondisi ini merupakan reaksi normal tubuh melawan kuman.

Salah satu komplikasi yang dapat timbul pada saat anak demam adalah munculnya kejang. Fenomena yang terjadi pada saat anak kejang, yaitu mata mendelik, kaku, dan lidah tergigit, dan tentunya membuat para orang tua panik dan ketakutan. Namun sebenarnya, apakah kejang demam itu berbahaya? 

Apakah Kejang Demam itu?

Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat suhu tubuh meningkat tinggi,sekitar 38 derajat celsius atau lebih . Sebagian besar kejang demam terjadi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. 

Kejang sendiri terjadi akibat adanya kontraksi otot yang berlebihan dalam waktu tertentu tanpa bisa dikendalikan.  Gejala kejang pada anak biasanya berupa munculnya hentakan tidak terkoordinir dari seluruh bagian tubuh atau bagian tubuh tertentu seperti kaki, tangan kemudian dapat pula disertai oleh kekakuan

Selain hentakan, gejala-gejala lain seperti mata melotot, berkedip, atau bahkan bola mata terbalik ke atas dapat terjadi. Selain itu, dapat pula disertai dengan terkatupnya gigi dengan sangat erat dan dapat berhentinya nafas sejenak.  

Semua gejala tidak terkontrol ini terjadi pada saat kondisi tidak sadar.  Timbulnya gejala kejang yang disertai demam ini lebih dikenal dengan istilah kejang demam (convalsio febrillis) atau stuip / step.

Dapat diklasifikasikan sebagai kejang demam bila kejang tersebut terjadi pada anak yang tidak mempunyai riwayat epilepsi sebelumnya. Balita yang dilahirkan dari orang tua yang mempunyai riwayat kejang memiliki risiko lebih tinggi mengalami kejang demam.

Apakah penyebab gejala Kejang Demam?

Penyebab kejang demam adalah demam yang terjadi secara mendadak. Demam dapat disebabkan infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi saluran napas atas. Gejala kejang-kejang ini dapat dialami oleh para balita dengan toleransi yang berbeda. 

Hal ini dikarenakan toleransi tiap anak/balita terhadap demam sangatlah bervariasi. Pada anak/balita yang toleransinya rendah, maka demam pada suhu tubuh 38°C pun sudah dapat mengalami kondisi kejang-kejang. 

Sementara pada anak-anak yang toleransinya normal, gejala kejang baru dialami jika suhu badan sudah mencapai 39°C atau lebih.

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kejang-kejang ini adalah faktor usia < 15 bulan saat kejang demam pertama, riwayat kejang demam dalam keluarga, kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal, riwayat demam yang sering.

Penanganan terhadap Balita Kejang

  • Baringkan anak dalam posisi miring agar makanan, minuman, muntahan, atau benda lain yang ada dalam mulut akan keluar sehingga anak terhindar dari bahaya tersedak
  • Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut. Memasukkan sendok, kayu, jari orangtua, atau benda lainnya ke dalam mulut, atau memberi minum anak yang sedang kejang, berisiko menyebabkan sumbatan jalan napas
  • Jangan berusaha menahan gerakan anak atau menghentikan kejang dengan paksa, karena dapat menyebabkan patah tulang
  • Sebelum semakin tinggi, segera beri obat penurun panas
  • Gunakan kompres air biasa yang diletakkan di dahi, ketiak, dan lipatan paha. Kompres ini bertujuan menurunkan suhu di permukaan tubuh
  • Jangan memberi minuman/ makanan segera setelah berhenti kejang karena hanya akan berpeluang membuat anak tersedak
  • Tunggu sampai kejang berhenti, kemudian bawa anak ke rumah sakit terdekat
  • Perlu diperhatikan bila anak pernah kejang, ada kemungkinan dia bisa kejang lagi. Kejang tidak boleh dibiarkan berulang kali. Selain itu, juga tidak boleh berlangsung lama atau lebih dari 5 menit karena dapat membahayakan anak

Pada dasarnya, kejang demam tidak berpengaruh terhadap perkembangan atau kecerdasan anak. Biasanya kejang demam menghilang dengan sendirinya setelah anak berusia 5-6 tahun. 

Sebagian besar anak yang pernah mengalami kejang demam akan tumbuh dan berkembang secara normal tanpa adanya kelainan.

Akan tetapi, tidak semua kejang yang disertai demam adalah kejang demam. Apabila terjadi kejang disertai demam di luar usia 6 bulan sampai 5 tahun, maka perlu diperhatikan faktor penyebab lainnya seperti epilepsi atau radang otak (meningitis) atau radang otak (ensefalitis).  

Evaluasi lebih lanjut juga diperlukan apabila anak pernah kejang tanpa demam. Periksakan anak Anda ke dokter apabila mengalami gejala-gejala tersebut.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
When Your Child’s Fever Leads to a Seizure: 8 Things to Do + When to Call 9-1-1. Health Essentials from Cleveland Clinic. (Accessed via: https://health.clevelandclinic.org/when-your-childs-fever-leads-to-a-seizure-8-things-to-do-when-to-call-9-1-1/)
AboutKidsHealth. AboutKidsHealth. (Accessed via: https://www.aboutkidshealth.ca/article?contentid=2060&language=english)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app