Sel darah putih dalam tubuh berperan penting untuk melawan berbagai macam jenis infeksi, baik karena bakteri maupun virus. Tanpa sel darah putih yang cukup, termasuk jenis neutrofil, maka tubuh tentu akan lebih sulit melawan bakteri sehingga berisiko tinggi terkena infeksi. Kondisi saat sel darah putih neutrofil tidak cukup dalam tubuh disebut dengan neutropenia.
Neutropenia dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal batasan usia. Orang dewasa dikatakan mengalami neutropenia jika jumlah neutrofil kurang dari 1.500 per mikroliter. Kemudian jika terjadi pada anak-anak, batasan jumlah sel yang menunjukkan neutropenia cenderung bervariasi seiring bertambahnya usia.
Apa penyebab jumlah sel darah putih neutrofil menurun?
Pada dasarnya, penyebab neutropenia yang paling utama adalah kemoterapi kanker. Seseorang yang menderita neutropenia karena kemoterapi akan sangat rentan terhadap infeksi bakteri karena jumlah sel darah putihnya menurun.
Di samping itu, jumlah sel darah putih neutrofil menurun juga bisa disebabkan oleh infeksi seperti bakteri tuberkulosis, virus Epstein-Barr, hepatitis, sepsis, demam berdarah, serta HIV/AIDS. Beberapa kondisi lainnya yang juga dapat meningkatkan risiko neutropenia antara lain:
- Kurangnya asupan vitamin
- Mengalami cacat bawaan lahir pada fungsi sumsum tulang, contohnya sindrom Kostmann
- Mengidap penyakit sumsum tulang, contohnya adalah leukemia, sindrom myelodisplasia, myelofibrosis, dan anemia aplastik.
- Terjadinya penghancuran neutrofil secara otomatis, baik karena penyakit atau obat-obatan yang kemudian mempengaruhi sistem kekebalan pada tubuh
Neutropenia dapat juga terjadi karena faktor obat-obat tertentu, seperti obat antibiotik, obat tekanan darah, obat psikiatri, obat epilepsi, dan terapi radiasi.
Baca Juga: Penyebab Kekurangan Sel Darah Putih dan Cara Mengobatinya
Tanda dan gejala neutropenia
Penurunan jumlah sel darah putih neutrofil tidak selalu menunjukkan gejala khusus. Sebagian kasus neutropenia justru baru diketahui pada saat pemeriksaan darah karena kondisi lain.
Jika muncul gejala, biasanya menjadi pertanda bahwa ada risiko komplikasi atau pengaruh dari penyebab neutropenia itu sendiri. Semakin rendah jumlah sel darah putih neutrofil dalam tubuh, maka gejalanya bisa semakin berat.
Salah satu gejala neutropenia adalah demam dan ini biasanya menjadi salah satu pertanda infeksi. Bisa juga berupa ruam, abses, atau luka yang tidak segera sembuh.
Selain itu, penurunan jumlah neutrofil juga kerap berhubungan dengan kondisi lain seperti:
Pada penderita neutropenia kongenital berat, umumnya akan nampak gejala yang lebih serius. Jenis infeksi ini mampu menyerang kulit, sistem pencernaan, serta mengganggu pernapasan.
Bagaimana cara mengatasi neutropenia?
Sebelum memberikan penanganan untuk mengatasi neutropenia, dokter akan mencari tahu dulu penyebab neutropenia dan seberapa parah kondisinya. Kasus neutropenia yang ringan biasanya tidak membutuhkan perawatan khusus.
Bila penurunan sel darah putih neutrofil disebabkan oleh infeksi bakteri, maka dokter akan meresepkan obat antibiotik. Sedangkan bila diakibatkan oleh pengaruh obat-obatan tertentu, maka dokter akan segera mengganti obat tersebut supaya jumlah sel darah putih Anda kembali normal.
Dokter juga dapat memberikan obat-obatan lain yang mampu mengatasi neutropenia, di antaranya obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS), immunoglobulin, glukokortikoid, kortikosteroid, obat imunosupresan, dan sitokin. Sebagian kasus neutropenia juga dapat diobati dengan obat granulocyte-colony stimulating factors (G-CSF) atau faktor stimulasi koloni granulosit.
Pengobatan G-CSF ini berguna untuk merangsang tulang sumsum agar bisa memproduksi lebih banyak sel darah putih. G-CSF umumnya diberikan sebagai suntikan di bawah kulit.
Namun bagi sebagain kasus yang lebih berat, pasien dapat dianjurkan untuk menjalani transplantasi sumsum tulang. Hal ini terutama jika pengobatan G-CSF gagal dan terjadi kerusakan fungsi sumsum tulang atau pada penderita leukemia.
Pengobatan neutropenia berbeda-beda tergantung dari penyebab dan gejala yang dialami pasien. Sebaiknya konsultasikan lebih lanjut pada dokter. Semakin cepat penurunan jumlah sel darah putih neutrofil terdeteksi, maka semakin kecil pula risiko komplikasi yang mungkin terjadi.
Baca Juga: Ragam Obat Penambah Darah Berdasarkan Penyebabnya
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.