Posisi atau letak rahim antara wanita satu dengan yang lainnya biasanya tak selalu sama, namun demikian bisa saja itu semua masih dalam batas normal dan tak perlu dikhawatirkan. Hal yang perlu diwaspadai ketika letak rahim tidak normal, karena hal ini bisa berdampak menjadi sulitnya bagi wanita untuk bisa hamil secara normal.
Seperti apa uterus dan letak rahim yang normal itu?
Rahim atau uterus adalah organ reproduksi yang khusus dimiliki oleh kaum hawa, organ ini memiliki bentuk seperti buah pir dengan berat sekitar 30 - 50 gram. Di sinilah hasil konsepsi (pertemuan antara sperma dan ovum) ditampung dan kemudian berkembang menjadi janin. Rahim memiliki struktur otot yang sangat kuat, terdapat tiga bagian penting, yaitu korpus uteri (badan uterus yang berbentuk seperti segi tiga), serviks uteri (leher uterus yang berbentuk silinder), serta kavum uteri (rongga uterus).
Letak rahim normal berada di tengah rongga panggul yakni bertepatan dengan perut bagian bawah (di bawah pusar), di bagian depan terdapat kandung kemih dan di belakang rahim terdapat rektum. Bagian teratas rahim (fundus uteri; bagian dari corpus uteri) mengarah ke depan. Bila arahnya tak demikian, dikatakan sebagai kelainan letak rahim. Namun kelainan ini tak semuanya menjadi penyebab sulit hamil atau keluhan-keluhan lainnya.
ilustrasi letak rahim
Penyebab kelainan letak rahim antara lain dampak dari perlekatan, penyakit tumor maupun otot-otot dan jaringan penyangga rahim yang lemah. Itu semua akan membuat rahim terdorong ataupun tertarik ke kiri atau ke kanan akibat perlekatan maupun dorongan masa seperti tumor ke arah yang berlawanan.
Berikut ini kami rangkumkan beberapa jenis kelainan letak rahim.
1. Hyperretrofleksi
Hyperretrofleksi berarti rahim terlalu menekuk ke belakang. Ada tiga mekanisme yang bisa menyebabkan hyperretrofleksi yaitu perlekatan, gerak uterus yang labil, serta dorongan.
- Perlekatan. Paling sering disebabkan oleh adanya infeksi yang membuat rusaknya jaringan sekitar rahim ketika menyembuh terbentuklah jaringan parut yang melekat dan menarik. Baca juga: Infeksi Panggul
- Gerak tak stabil. Kelainan ltak rahim ini biasanya terjadi pada wanita yang sering melahirkan sehingga jaringan ikatnya menjadi lunak dan kendor.
- Dorongan. Bisa terjadi akibat adanya massa tumor yeng mendorong rahim sehingga menekuk ke belakang.
Dampak-dampak dari kelainan letak rahim ini antara lain kesulitan buang air kecil, nyeri saat buang air besar maupun saat bersenggama. Keluhan tersebut muncul akibat saluran kencing yang tertekan mulut rahim.
Hyperretrofleksi ini juga menyebabkan sperma kesulitan masuk ke dalam rongga rahim. Sebagai akibatnya, wanita menjadi sulit hamil trutama apabila penyebabnya adalah perlekatan. Oleh sebab itu, perlekatan rahim harus dilepaskan melalui tindakan operasi.
2. Perut Gantung
Maksudnya adalah kelainan letak rahim yang menyebabkan uterus semakin menonjol ke depan. Kondisi ini lazim ditemukan pada wanita yang sering melahirkan sehingga jaringan ikat dan otot-otot perut menjadi kendur. Dampaknya akan terlihat nyata saat hamil yaitu perut terlihat lebih condong ke depan dan yang perlu diwaspadai adalah proses persalinan bisa berlangsung lebih lama dan kontraksi rahim juga kurang bagus.
3. Prolapsus Uteri
Prolapsus Uteri berarti rahim yang melorot sehinga menonjol ke vagina (turun). Penyebab kelainan letak rahim ini antara lain lemahnya jaringan ikat pada rongga panggul (khususnya jaringan ikat transversal) atau dampak dari pertolongan persalinan yang kurang terampil (sudah disuruh mengejan padahal pembukaan belum lengkap). Jika demikian, maka bisa terjadi luka pada jalan lahir yang bisa melemahkan jaringan ikat penyangga vagina.
Prolapsus Uteri juga sering terjadi pada wanita-wanita di bawah ini:
- Sering melahirkan sehingga jaringan ikat di bawah panggul menjadi kendur.
- Sedang menopause dimana produksi hormon estrogen berkurang sehingga menyebabkan elastisitas jaringan ikat kian berkurang.
Keluhan utama prolapsus uteri yaitu adanya tonjolan di bagian depan vagina yang mengganggu saat beraktivitas atau berjalan. Jika dibiarkan bisa menjadi luka karena bergesekan dengan celana dalam maupun benda yang diduduki. Jika terbentuk luka, maka akan berpotensi menyebabkan infeksi.
Inversio uteri yaitu posisi uterus yang terbalik ke bawah. Kelainan letak rahim ini terjadi saat proses persalinan, biasanya terjadi ketika tali pusat bayi sudah ditarik ke bawah padahal belum terjadi kontraksi rahim. Akibatnya, letak uterus menjadi terbalik. Inversio uteri menyebabkan perdarahan yang banyak dan nyeri hebat, bahkan penderitanya bisa mengalami syok setelah melahirkan yang jika tidak ditangani dengan tepat bisa berlanjut ke kematian.
Tindakan segera yang harus dilakukan untuk menangani Inversio Uteri adalah melakukan reposisi secepatnya. Jika tidak, maka kemungkinan besar akan menyebabkan inversio menahun. Bila terlambat melakukan penanganan, komplikasi yang timbul ialah perdarahan banyak sehingga harus dilakukan operasi pengangkatan rahim.
Rahim mempunyai peranan krusial bagi seorang wanita, karena rahim merupakan satu-satunya tempat janin untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun ada banyak sekali gangguan yang bisa terjadi pada uterus ini, termasuk kelainan letak rahim, maka seorang wanita harus segera memeriksakan diri ke ke dokter apabila menemukan gejala-gejala yang mencurigakan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.