Kehamilan adalah salah satu masa paling penting dan juga rentan dalam kehidupan seorang wanita. Oleh karena itu,banyak sekali hal yang awalnya bisa dilakukan oleh seorang wanita, namun saat hamil, banyak hal-hal yang tidak dapat dilakukan.
Makan makanan sehat yang bergizi dan bernutrisi adalah salah satu hal yang wajib dilakukan oleh setiap wanita hamil untuk menjaga kesehatan dirinya maupun janinnya.
Makan makanan sehat bukan berarti hanya memakan makanan 4 sehat 5 sempurna, tapi juga memperhatikan apa yang masuk ke mulut Anda, dan memastikan untuk tidak mengkonsumsi makanan maupun minuman yang berbahaya bagi tubuh Anda maupun janin.
Ada beberapa jenis makanan tertentu yang hanya boleh dikonsumsi sesekali saja, Namun ada juga jenis makanan yang harus dihindari sama sekali. Berikut adalah 11 makanan dan minuman yang harus dihindari atau dikurangi selama masa kehamilan.
1. Ikan dengan kandungan merkuri yang tinggi
Merkuri adalah unsur yang sangat beracun.Paling sering ditemukan di air laut yang tercemar. Dalam jumlah yang lebih tinggi, merkuri bisa menjadi racun bagi sistem saraf, sistem kekebalan tubuh dan ginjal.
Karena ditemukan di lautan yang tercemar, ikan besar yang hidup di lautan dapat menimbun merkuri dalam jumlah tinggi di dalam tubuhnya.
Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk membatasi konsumsi ikan dengan kandungan merkuri yang tinggi tidak lebih dari 1-2 porsi per bulan.
Ikan yang mengandung merkuri tinggi meliputi:
- Hiu
- Ikan julung-julung (swordfish)
- Makarel (king mackarel)
- Tuna (terutama tuna albacore)
Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua ikan mengandung merkuri tinggi - hanya jenis ikan tertentu saja.
2. Undercooked atau Raw Fish
Ikan mentah, terutama kerang bisa menyebabkan beberapa infeksi, seperti infeksi Norovirus, Vibrio, Salmonella dan Listeria.
Ada beberapa infeksi yang hanya menyerang ibu, membuat sang ibu mengalami dehidrasi dan menjadi lemah.Tapi ada juga Infeksi lain yang dapat diteruskan ke bayi yang belum lahir dengan konsekuensi serius atau bahkan fatal.
Listeria dapat menginfeksi bayi yang belum lahir melalui plasenta, bahkan jika ibu tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit. Hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur, keguguran, kematian janin dan masalah kesehatan serius lainnya.
3. Daging setengah matang, mentah dan produk daging olahan
Makan daging matang atau mentah meningkatkan risiko infeksi dari beberapa bakteri atau parasit. Seperti Toxoplasma, E. coli, Listeria dan Salmonella. Infeksi bakteri dapat mengancam kesehatan bayi yang belum lahir, yang mungkin menyebabkan kematian janin atau penyakit neurologis berat, termasuk keterbelakangan mental, kebutaan dan epilepsi.
4. Telur Mentah
Telur mentah bisa terkontaminasi Salmonella. Gejala infeksi Salmonella biasanya hanya dialami oleh ibu seperti demam, mual, muntah, kram perut dan diare. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi dapat menyebabkan kram di rahim, menyebabkan kelahiran prematur atau kematian janin.
5. Daging Jeroan
Daging Jeroan mengandung sumber nutrisi yang cukup banyak. Seperti zat besi, zat tembaga,vitamin B12 dan vitamin A, yang semuanya bagus untuk ibu hamil dan anaknya.
Namun, mengonsumsi terlalu banyak vitamin A berbasis hewan (preformed vitamin A) tidak dianjurkan selama kehamilan.Karena hal ini dapat menyebabkan toksisitas vitamin A, serta tingkat tembaga yang tinggi, yang dapat menyebabkan cacat lahir dan toksisitas hati. Karena itu, ibu hamil sebaiknya tidak makan daging jeroan lebih sering dari seminggu sekali.
6. Kafein
Konsumsi kafein yang tinggi selama kehamilan telah terbukti membatasi pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko berat badan yang rendah saat lahir.
7. Sayuran atau buah-buahan yang tidak dicuci
Permukaan buah dan sayuran yang tidak dicuci atau tidak dikupas mungkin terkontaminasi beberapa bakteri dan parasit, seperti Toxoplasma, E. coli, Salmonella dan Listeria, yang dapat diperoleh dari tanah atau melalui penanganan.
Kontaminasi dapat terjadi kapan saja selama produksi, panen, pengolahan, penyimpanan, transportasi atau saat dijual.
Sebagian besar bayi yang terinfeksi Toxoplasma saat masih dalam kandungan tidak memiliki gejala saat lahir. Namun, gejala seperti kebutaan atau keterbelakangan intelektual bisa berkembang di kemudian hari.
8. Susu, keju yang tidak disterilisasi (dipasteurisasi)
Wanita hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi susu, keju atau jus buah yang tidak dipasteurisasi, karena makanan ini meningkatkan risiko infeksi bakteri.
9. Alkohol
Wanita hamil sebaiknya tidak minum alkohol. Minum alkohol dapat meningkatkan risiko keguguran,kematian janin dan sindrom alkohol janin.
10. Buah dan sayuran tertentu:
Ada beberapa buah yang tidak dianjurkan selama masa kehamilan, karena dapat menyebabkan keguguran atau masalah-masalah lain yang dapat terjadi selama masa kehamilan dan persalinan. Contoh buah-buahan tersebut adalah :
Adapun beberapa jenis sayuran yang juga harus dihindari selama masa kehamilan, seperti :
- Pepaya (kaya akan lateks yang bisa menyebabkan kontraksi rahim)
- Anggur hitam (menyebabkan panas dalam yang bisa berbahaya bagi bayi)
- Nanas (kaya bromelain yang bisa melunakkan serviks yang menyebabkan persalinan dini).
- Kubis dan selada (karena rentan terinfeksi bakteri dan membawa penyakit bawaan makanan)
- Terong (memiliki properti untuk memperlancar menstruasi yang bisa merangsang dinding rahim dan menyebabkan aborsi)
Tips memilih makanan yang aman selama kehamilan
Saat masa kehamilan seorang wanita akan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Oleh karena itu, ini akan membuat sang ibu dan bayinya berisiko tertular bakteri, virus, dan parasit yang menyebabkan penyakit akibat makanan.
Seperti disebutkan di atas, penyakit akibat makanan seperti listeriosis, toxoplasma gondii, dapat menyebabkan keguguran, kematian janin, persalinan prematur, dan beberapa masalah kesehatan pada bayi baru lahir. Karena itu, hati-hati dalam memilih dan menyiapkan makanan untuk meminimalkan risikonya.
- Pisahkan daging mentah, buah-buahan, dan sayuran dari makanan siap saji atau makanan yang telah dimasak sebelumnya.
- Cuci tangan, talenan, dan pisau sebelum digunakan dan juga saat Anda beralih untuk menangani makanan yang berbeda.
- Bersihkan kulkas Anda secara berkala dan dan atur pada suhu yang ideal.
- Masak semua daging, unggas, telur, dan ikan secara menyeluruh sampai matang.
- Panaskan kembali makanan dan daging sebelum makan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.