Sebagai negara dengan iklim tropis, tentunya masyarakat Indonesia tidak asing dengan penyakit Malaria. Malaria adalah penyakit bisa ditangani dengan baik, tapi juga merupakan penyakit yang mengancam jiwa. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.
Nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi membawa parasit Plasmodium, Ketika nyamuk ini menggigit Anda, parasit tersebut ikut dilepaskan ke dalam aliran darah Anda. Setelah parasit berada di dalam tubuh Anda, mereka melakukan perjalanan ke hati, di mana mereka tumbuh dewasa. Setelah beberapa hari, parasit matang lalu memasuki aliran darah dan mulai menginfeksi sel darah merah.
Dalam 48 hingga 72 jam, parasit di dalam sel darah merah bertambah banyak, menyebabkan sel darah merah yang terinfeksi parasit tersebut pecah sehingga parasit menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Apa yang menyebabkan penyakit Malaria?
Malaria dapat terjadi jika nyamuk yang terinfeksi parasit Plasmodium menggigit Anda. Ada empat jenis parasit malaria yang dapat menginfeksi manusia: Plasmodium vivax, P. ovale, P. malariae, dan P. falciparum.
P. falciparum menyebabkan bentuk penyakit yang lebih parah dan mereka yang menderita malaria dengan parasit yang satu ini memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Seorang ibu yang terinfeksi juga bisa menularkan penyakit ke bayinya saat lahir, Hal ini dikenal sebagai malaria kongenital.
Gejala Penyakit Malaria
Parasit terus menginfeksi sel darah merah, menghasilkan gejala-gejala malaria seperti demam, berkeringat, menggigil atau kedinginan, muntah-muntah, sakit kepala, diare, dan nyeri otot.
Malaria biasanya ditemukan di iklim tropis dan subtropis di mana parasit dapat hidup. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sekitar separuh penduduk dunia terancam menderita Malaria pada tahun 2015.
Pada tahun 2011, terdapat 1.75 kasus malaria per 1.000 penduduk, sedangkan pada tahun 2015, angka menurun menjadi 0.85 kasus malaria per 1.000 penduduk.
Meskipun telah mengalami penurunan yang cukup signifikan, Indonesia masih belum bebas dari malaria, terutama di Indonesia bagian Timur. Wilayah seperti Papua, NTT, Maluku, dan Bengkulu merupakan penyumbang terbanyak angka kejadian malaria di Indonesia.
Bagaimanakah prosedur pengobatan Malaria yang digunakan di Indonesia?
Pengobatan Malaria itu sendiri didasarkan pada parasit Plasmodium yang menginfeksi tubuh seseorang, P. falciparum menyebabkan kegawatan sehingga terapi yang dibutuhkan lebih kompleks dibandingkan 3 jenis lain yang sering ditemukan di Indonesia.
Pengobatan Malaria Falciparum
Malaria falsiparum (malaria ganas) disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Di sebagian besar wilayah dunia, Plasmodium falciparum telah resisten terhadap klorokuin, sehingga obat ini tidak boleh digunakan untuk malaria falsiparum.
Di Indonesia, pengobatan lini pertama malaria falsiparum adalah kombinasi artesunat, amodiakuin dan primakuin. Pemakaian artesunat dan amodiakuin bertujuan untuk membunuh parasit stadium aseksual, sedangkan primakuin bertujuan membunuh gametosit yang berada di dalam darah.
Obat kombinasi diberikan per oral selama tiga hari dengan dosis tunggal harian.
Primakuin (basa) diberikan per oral dengan dosis tunggal 0,75 mg/kg bb yang diberikan pada hari pertama. Primakuin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, bayi < 1 tahun dan pasien yang memiliki suatu kondisi medis seperti pada penderita defisiensi G6-PD.
Dosis dewasa maksimal artesunat dan amodiakuin masing-masing 4 tablet, primakuin 3 tablet. Penggunaan obat Malaria tentu saja harus disertai dengan resep dokter.
Pengobatan efektif apabila sampai dengan hari ke-28 setelah pemberian obat, ditemukan keadaan sebagai berikut: klinis sembuh (sejak hari ke-4) dan tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak hari ke-7.
Pengobatan tidak efektif apabila dalam 28 hari setelah pemberian obat, gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif atau gejala klinis memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi).
Jika hal ini terjadi Anda harus segera kembali ke dokter untuk mendapatkan terapi yang adekuat.
Pengobatan Malaria Vivax, Ovale dan Malaria
Malaria yang disebabkan oleh Plasmodium vivax dan lebih jarang oleh Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae umumnya termasuk kategori malaria ringan.
Di Indonesia, lini pertama pengobatan malaria vivaks dan malaria ovale adalah kombinasi klorokuin dan primakuin. Pemakaian klorokuin bertujuan untuk membunuh parasit stadium aseksual dan seksual, sedangkan primakuin bertujuan untuk membunuh hipnozoit di sel hati, juga dapat membunuh parasit aseksual di eritrosit.
Dosis: oral, dewasa, Klorokuin tablet yang beredar di Indonesia mengandung 250 mg garam difosfat yang setara dengan 150 mg basa. Klorokuin diberikan sekali sehari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg basa/ kg bb.
Dosis primakuin adalah 0,25 mg/kg bb per hari yang diberikan selama 14 hari dan diberikan bersama klorokuin.
Pengobatan malaria malariae cukup diberikan dengan klorokuin sekali sehari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg basa/kg bb. Klorokuin dapat membunuh Plasmodium malariae bentuk aseksual dan seksual.
Apakah Malaria dapat diobati sendiri di rumah?
Walaupun pengobatan malaria bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan seperti di atas, namun tingkat resistensi obat-obatan pada kasus-kasus malaria yang terjadi di Indonesia sangat tinggi.
Selain itu, untuk pemberian terapi malaria tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena harus menilai segala aspek seperti kondisi tubuh, usia, penyakit yang pernah atau sedang di derita bahkan hingga segi ekonomi.
Oleh karena itu ada baiknya jika Anda menduga bahwa Anda terkena Malaria, segeralah hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?