Selama ini Anda mungkin banyak mendapatkan saran untuk seminal mungkin terpapar sinar matahari. Kanker kulit adalah salah satu mengapa sebaiknya Anda menghindari matahari. Padahal, sinar matahari menyimpan banyak manfaat kesehatan alami yang tidak mungkin dapat digantikan oleh medium apapun, dan manusia memerlukannya.
Meski banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa sinar matahari berpotensi besar menyebabkan penyakit kanker kulit, namun jarang ada penelitian yang sanggup mengonfirmasi maupun menyediakan bukti, sinar mataharilah penyebab kanker kulit.
Manfaat Sinar Matahari Bagi Kesehatan Kulit
Manfaat utama sinar matahari bagi kesehatan terletak pada kekayaan vitamin D alami yang ada di dalamnya. Kadar vitamin D dalam tubuh yang tinggi dan dominan, akan membantu meningkatkan imunitas tubuh terhadap penyakit, serta menurunnya risiko mengalami tekanan darah tinggi, diabetes, stroke maupun serangan jantung. Sedangkan kekurangan vitamin D yang bersumber dari matahari, meningkatkan risiko kita menderita berbagai macam penyakit hingga mencapai 1000 persen.
Bagi Anda yang kurang menyukai paparan sinar matahari karena berbagai alasan, suplemen yang mengandung vitamin D kini memang sudah tersedia di pasaran. Namun, suplemen tersebut tidak akan bisa menggantikan paparan sinar matahari langsung, yang kaya akan vitamin D. Sinar matahari juga terbukti lebih efektif dan alami. Tablet yang mengandung tambahan vitamin D telah terbukti tidak sanggup mengurangi risiko terkena penyakit jantung maupun penyakit metabolik. Memang, suplemen vitamin D akan sanggup membantu memperbaiki kesehatan tulang dan menurunkan risiko terkena kanker di area pencernaan, namun vitamin D dari matahari tetap lebih menyeluruh dalam memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit.
Selain kemampuan sinar matahari dalam melindungi tubuh dari berbagai penyakit, vitamin D dari matahari juga terbukti sanggup mencegah kerusakan genetik. Dengan paparan yang cukup dan interaksi di dalam tubuh, sel-sel yang berpotensi menjadi kanker dapat dilumpuhkan dan menjadi tidak berbahaya. Karena itulah, hal ini menjawab tingginya angka penderita kanker di wilayah-wilayah yang jauh dari garis khatulistiwa dan jarang mendapatkan sinar matahari.
Oksidasi yang timbul dari nitric-oksida yang dihasilkan sinar matahari dapat pula membantu menurunkan kondisi tekanan darah tinggi. Selain itu, peningkatan nitric-oksida dalam sirkulasi darah juga akan memperlebar pembuluh darah sehingga lebih banyak oksigen yang dapat masuk ke dalam otot-otot dan menyehatkan tubuh.
Sinar UV Matahari Merusak Kulit?
Sementara itu, pertanyaan tentu timbul mengenai bahaya paparan sinar matahari dengan sinar UV yang merusak bagi kesehatan kulit. Sebuah penelitian di Swedia yang melibatkan 30,000 orang wanita menunjukkan bahwa para responden yang sering mandi matahari justru memiliki usia yang lebih lama 20 tahun dibandingkan dengan mereka yang jarang mandi matahari. Penelitian yang sama pernah juga dilakukan pada para wanita yang ada di area Eropa Skandinavia dengan paparan sinar matahari yang sedikit, dan membuktikan hal yang sama dalam tempo 15 tahun saja.
Hal ini membuktikan, risiko terkena kanker kulit dari paparan sinar UV matahari sama sekali tidak sebanding dengan risiko berbagai penyakit yang dapat diderita jika tidak mendapatkan sinar matahari sama sekali. Untuk menghindari penyakit kulit yang berbahaya karena sering mandi matahari, batasi paparan sinar matahari hanya sebatas 10-15 menit di bagian lengan dan kaki, beberapa kali seminggu. Meski demikian, aktivitas tersebut tidak dapat menjadi patokan. Karena produksi vitamin D pada kulit yang terkena sinar matahari juga akan menurun, seiring dengan pertambahan usia, perbedaan warna kulit, serta penggunaan krim anti matahari.
Berbagai risiko harus diperhatikan bagi jenis kulit tertentu saat terpapar sinar matahari. Pada pemilik kulit gelap, akan dibutuhkan lebih banyak dan lebih lama paparan sinar matahari dibandingkan dengan pemilik kulit putih, agar sinar matahari dapat terserap untuk membentuk vitamin D. Sementara itu, pemilik kulit putih juga harus berhati-hati karena sinar matahari dapat dengan cepat memasukkan sinar UV yang berbahaya sehingga waktu mandi matahari perlu diperhatikan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.