Dalam menjalani pengobatan kanker, penerapan pola hidup sehat sangat penting dalam menunjang kesembuhan. Salah satunya dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, termasuk buah-buahan dipercaya dapat memperlambat pertumbuhan tumor serta mengurangi efek samping dari proses penyembuhan yang sedang berjalan.
Perawatan kanker melalui radioterapi dan kemoterapi tentunya menimbulkan efek samping bagi kesehatan dan hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh kandungan gizi yang masuk ke dalam tubuh, seperti vitamin, mineral, dan antioksidan yang dapat membantu memperbaiki kondisi tubuh.
Beberapa efek samping dari kemoterapi atau radiasi yang mungkin terjadi, antara lain:
- Kelelahan
- Anemia
- Mual dan muntah
- Sembelit
- Rambut rontok
- Perubahan nafsu makan
- Diare
- Sariawan
- Mulut kering
- Perubahan pada kulit dan kuku
- Gangguan fokus dan daya ingat
- Perubahan suasana hati
Baca juga: Efek Samping Kemoterapi dalam Pengobatan Kanker
Manfaat Konsumsi Buah untuk Penderita Kanker
Meskipun buah buahan baik bagi kesehatan karena kandungan gizi yang terkandung di dalamnya, tetapi hal tersebut juga harus disesuaikan dengan gejala kanker yang dialami. Buah jeruk mungkin dapat menimbulkan luka mulut dan menyebabkan mulut kering, begitupun dengan apel, aprikot, maupun pir yang dirasa tak enak untuk dikonsumsi ketika menderita kanker.
Berikut ini 9 jenis buah yang baik dikonsumsi selama dan setelah pengobatan kanker, di antaranya:
1. Blueberry dan blackberry
Buah yang kaya antioksidan dianggap efektif melawan sel kanker sekaligus membantu meringankan perawatan kemoterapi pada penderita kanker otak. Bahkan dengan mengonsumsi blueberry secara rutin selama 12 minggu dapat membantu meningkatkan memori otak dan fungsi otak.
Jenis berry lainnya, seperti blackberry kaya akan kandungan vitamin C, vitamin K, dan beragam antioksidan seperti asam ellagic, asam galat, dan asam klorogenat yang dapat melindungi tubuh dari kerusakan DNA, meningkatkan kesehatan otak, menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh, serta memperlambat penyebaran sel kanker.
2. Jeruk dan lemon
Buah jeruk merupakan salah satu jenis buah yang disukai banyak orang karena rasanya yang segar dan manis. Satu buah jeruk yang dikonsumsi setiap hari dapat memenuhi kebutuhan harian vitamin C bersamaan dengan nutrisi penting lainnya, termasuk tiamin, folat, dan kalium. Hal ini pun berlaku pada jeruk bali, yang mengandung antioksidan, vitamin C, dan mineral seperti potasium. Selain itu, jeruk bali juga kaya akan likopen (karotenoid yang bersifat antikanker) yang dapat mengurangi efek samping dari prosedur perawatan kanker, baik kemoterapi maupun radioterapi.
Sementara itu, lemon yang cenderung memiliki rasa asam ini mengandung banyak vitamin B6, vitamin C, mineral (kalium, zat besi), dan antioksidan juga dapat membantu mencegah pertumbuhan beberapa jenis sel kanker, meningkatkan mood, serta mengurangi stress ataupun kecemasan.
3. Pisang
Pisang sangat baik bagi penderita kanker karena teksturnya yang mudah ditelan, pisang juga mengandung banyak nutrisi penting, termasuk vitamin B6, vitamin C, dan mangan. Selain itu, pisang juga mengandung serat pektin yang dapat mengurangi gejala diare akibat menjalani perawatan kanker, begitupun dengan kandungan kalium yang berfungsi menjadi cairan elektrolit dan membantu mencegah pertumbuhan sel kanker.
Baca juga: Fakta Nutrisi dan Manfaat Pisang Bagi Kesehatan
4. Anggur
Buah lain yang baik untuk penderita kanker adalah anggur yang mengandung antioksidan tinggi (resveratrol). Menurut sebuah penelitian kanker, kandungan resveratrol pada anggur terbukti ampuh dalam menghambat pertumbuhan kanker mulai dari awal muncul hingga memperlambat penyebaran berbagai sel kanker dalam tubuh.
5. Apel
Apel tidak hanya menjadi buah favorit banyak orang, tetapi apel termasuk salah satu buah yang kaya nutrisi. Setiap buah apel mengandung serat, potassium, dan vitamin C yang berfungsi mengurangi efek samping dari perawatan kanker dan membantu memperbaiki saluran cerna serta menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Kandungan vitamin C pada apel pun bertindak sebagai antioksidan yang dapat membantu meningkatkan sistem imun tubuh dalam melawan sel kanker serta mencegah peradangan (inflamasi).
6. Buah delima
Buah delima dipercaya dapat membantu meningkatkan daya ingat dan meredakan nyeri sendi dalam mengurangi efek pengobatan yang biasanya dialami oleh penderita kanker. Hal ini dikarenakan kandungan dalam buah delima yang tinggi akan vitamin C, vitamin K, folat, dan potassium. Selain itu, buah delima juga baik untuk menurunkan risiko serangan jantung dan stroke serta menjaga kesehatan kulit.
7. Pir
Buah pir yang kaya akan serat, viamin C, vitamin K, dan kandungan anthocyanin dinyatakan mampu mengurangi pertumbuhan sel kanker ataupun pembentukan tumor. Kandungan tembaga (cooper) yang ada di dalamnya pun berfungsi dalam menjaga kekebalan tubuh dan mengurangi risiko infeksi yang terjadi selama proses pengobatan.
Baca juga: 6 Penyebab Sistem Kekebalan Tubuh Menurun
8. Strawberry
Strawberry yang kaya akan vitamin C, folat, mangan, dan kalium, juga mengandung antioksidan (pelargonidin) yang memiliki manfaat khusus untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker. Strawberry juga bermanfaat untuk mencegah serangan jantung, menjaga tekanan darah, memperkuat memori otak, serta meningkatkan kekebalan tubuh.
9. Buah ceri
Buah ceri yang masih termasuk dalam kelompok buah persik, plum, dan aprikot, mengandung vitamin C, kalium, dan beberapa jenis antioksidan seperti betakaroten, lutein, dan zeaxanthin yang bermanfaat bagi kesehatan, terutama dalam menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu, buah ceri juga dipercaya mampu menurunkan kadar gula darah dan kolesterol, serta memperkuat sistem imun tubuh.
Dari semua jenis kandungan gizi yang terdapat pada buah-buahan di atas, kandungan antioksidan merupakan senyawa utama yang dapat membantu melawan pertumbuhan sel kanker dan membantu meringankan gejala efek samping yang mungkin terjadi akibat metode perawatan tertentu. Oleh karena itu, penderita kanker disarankan untuk rutin mengonsumsi buah-buahan di atas ketika sedang menjalani pengobatan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.