Sering merasa kedinginan akibat pulang malam dengan cuaca yang dingin atau kehujanan seringkali menyebabkan tidak enak badan, apalagi jika tidak diimbangi dengan pola makan yang sehat dan tercukupinya kebutuhan tidur. Oleh karena itu, saat masuk angin atau saat badan terasa tidak fit, beberapa orang mungkin memilih cara alternatif untuk mengatasi kondisi tersebut, seperti melakukan kerokan ataupun pijat.
Seputar kerokan yang perlu diketahui
Kerokan sudah dikenal lama sebagai salah satu pengobatan tradisional yang dianggap ampuh menyembuhkan masuk angin. Cara kerokan sendiri biasanya dilakukan dengan menggunakan uang logam (koin) yang digosok ke kulit bagian belakang mulai dari leher hingga punggung yang telah dibalurkan dengan minyak angin atau minyak kayu putih agar tidak melukai kulit ketika dikerok.
Ketika badan dikerok dan terlihat warna merah pada kulit, itu menandakan 'angin dalam tubuh telah keluar', padahal menurut medis, warna merah yang muncul tersebut adalah sebab dari pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit yang pecah akibat kerokan. Warna merah tersebut biasanya akan hilang setelah 2-3 hari kemudian.
Kerokan yang dikenal sebagai salah satu pengobatan alternatif di Indonesia ini juga mungkin memiliki kesamaan dengan cara pengobatan akupuntur dan Gua Sha. Metode Gua Sha merupakan istilah kerokan di Cina dan Cao Gio di Vietnam yang digunakan untuk mengobati masuk angin, badan pegal, dan sakit kepala.
Kerokan dianggap memiliki kesamaan dengan pengobatan akupuntur yang menggunakan jarum khusus yang ditancapkan pada tubuh. Tetapi metode kerja kerokan adalah dengan menaikkan suhu tubuh dan energi pada bagian tubuh yang dikerok melalui rangsangan pada kulit luar tubuh sehingga tubuh terasa lebih hangat.
Baca juga: Musim Hujan dan Cuaca Dingin Membuat Perut Cepat Lapar
Cara kerokan yang benar
Kerokan tidak bisa dilakukan sendiri sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain dan tidak boleh dilakukan sembarangan. Selain itu, kerokan juga tidak boleh dilakukan terlalu sering karena dapat menyebabkan beberapa efek pada tubuh. Cara kerokan pun cukup mudah, berikut ini cara kerokan yang benar:
- Siapkan dan bersihkan koin atau uang logam yang akan digunakan
- Balurkan minyak kayu putih atau minyak angin pada punggung atau kulit yang akan dikerok
- Kerokan dapat dilakukan pada bagian sendi dekat tulang, tetapi tidak boleh di bagian tulang terutama tulang punggung
- Lakukan kerokan hanya dari satu sisi (atas ke bawah atau kiri ke kanan) dan ulangi hingga beberapa kali
- Setelah kerokan selesai, usapkan kembali minyak angin ke seluruh bagian punggung agar badan terasa lebih hangat
- Jangan mandi atau membasahi tubuh sesaat setelah kerokan, tetapi tunggu hingga hari berikutnya dengan air hangat
Jika tubuh merasa lebih baik setelah kerokan, berarti kerokan sebagai salah satu alternatif pengobatan cukup ampuh untuk mengatasi masuk angin yang dirasakan. Tetapi jika kondisi tubuh tidak segera membaik atau masih tidak enak badan, ada baiknya untuk memeriksakan diri ke dokter.
Manfaat kerokan bagi kesehatan
Manfaat kerokan dianggap ampuh mengobati masuk angin yang biasanya disertai dengan gejala pegal-pegal, mual, perut kembung, pusing, serta nyeri otot atau myalgia. Setelah kerokan pun biasanya tubuh akan terasa lebih hangat karena tubuh melepas hormon endorfin dalam batas normal dan membantu meningkatkan kekebalan tubuh karena memiliki sifat antinyeri dan antiradang.
Selain itu, kerokan juga diperkirakan mampu memperlancar peredaran tubuh yang biasa disebut oksigenasi. Peredaran darah yang lancar tentu akan mengurangi gejala masuk angin yang dirasakan dan membuat tubuh menjadi lebih segar. Selain mengatasi masuk angin, berikut ini beberapa manfaat kerokan bagi kesehatan lainnya:
- Memperbaiki metabolisme tubuh
- Mengatasi nyeri leher
- Mengurangi sakit kepala (migrain)
- Mengurangi peradangan (inflamasi)
- Mengurangi pembengkakan payudara pada ibu menyusui
- Meredakan gejala pramenopause seperti insomnia dan mudah lelah
Bahaya kerokan pada tubuh
Meski dianggap ampuh mengatasi masuk angin, salah satu bahaya kerokan pada tubuh adalah terjadinya pelebaran pori-pori kulit. Karena ketika dikerok, pori-pori kulit akan terbuka dan melebar. Oleh sebab itu, menurut ahli medis, kerokan sebenarnya tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan risiko bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh lebih mudah, bahkan masuk ke dalam pembuluh darah.
Selain itu, efek kerokan lainnya adalah menimbulkan ketagihan yang diakibatkan oleh munculnya rasa nyaman dan hangat pada tubuh setelah kerokan. Hal ini menyebabkan kebiasaan sehingga ketika masuk angin atau tidak enak badan, kerokan dianggap menjadi alternatif yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut.
Jika gejala masuk angin seperti mual dan muntah terjadi bersamaan dengan rasa sesak atau nyeri pada dada, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter karena bisa saja itu merupakan gejala serangan jantung, bukan gejala masuk angin biasa. Tak hanya itu, kebiasaan kerokan yang sering dilakukan juga bisa meningkatkan risiko stroke. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah yang awalnya normal bisa ikut mengalami pelebaran.
Baca juga: Bahaya Stroke Akibat Pembuluh Darah Pecah
Siapa saja yang tidak boleh dikerok?
Ibu hamil sangat tidak dianjurkan untuk dikerok karena dapat meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur. Hal ini disebabkan karena ketika kerokan, tubuh akan memproduksi sitokin dan memicu produksi hormon prostaglandin yang menyebabkan kontraksi dini dan bisa mempercepat proses persalinan.
Selain itu, orang yang memiliki masalah pembekuan darah atau pengguna obat pengencer darah tidak disarankan untuk melakukan kerokan. Begitupun dengan orang yang baru saja menjalani tindakan pembedahan atau operasi untuk menghindari kerokan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.