Kondisi mual dan muntah dapat disebabkan oleh banyak hal. Bisa karena telat makan, mabuk perjalanan, kelelahan, atau penyakit tertentu yang berkaitan dengan gangguan otak atau saluran pencernaan bagian atas. Namun bila disebabkan oleh efek samping obat, dokter mungkin akan meresepkan Domperidone untuk bantu atasi mual yang Anda alami. Selain itu, fungsi domperidone juga dapat digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi berikut ini.
Domperidone obat apa?
Domperidone adalah obat golongan antiemetik yang digunakan untuk meredakan mual dan muntah. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan pergerakan usus dan lambung, sehingga proses pemindahan makanan pada sistem pencernaan berjalan lebih lancar dan perut pun terasa nyaman.
Secara bersamaan, Domperidone juga mampu menghambat sinyal mual dan muntah yang dibawa ke otak. Hal inilah yang membuat obat ini efektif sebagai obat antiemetik (anti muntah).
Domperidone tersedia dalam bentuk tablet, sirup, dan suppositoria atau obat khusus yang dimasukkan lewat anus. Perlu diingat bahwa obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Oleh karena itu, penggunaannya harus hati-hati dan dosisnya pun harus sesuai anjuran dokter.
Manfaat domperidone dan penggunaannya
Beragam manfaat domperidone adalah:
1. Mengatasi mual dan muntah
Beberapa jenis obat memberikan efek samping berupa mual atau muntah. Jika ini yang Anda alami, dokter biasanya akan meresepkan Anda obat Domperidone.
Untuk mengatasi mual dan muntah, Domperidone harus diminum 15-30 menit sebelum makan (saat perut kosong). Hal ini dilakukan supaya perut Anda terasa lebih nyaman dan tidak mengalami mual setelahnya.
Baca Juga: Penyebab Mual Muntah dan Cara Mengatasinya
2. Meredakan sakit perut pada perawatan paliatif
Perawatan paliatif adalah perawatan lanjutan yang didapatkan oleh pasien yang menderita penyakit kronis stadium lanjut. Jenis perawatan ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Saat berada di stadium lanjut, pasien dapat mengalami berbagai gangguan fisik seperti susah tidur, penurunan nafsu makan, hingga sakit perut. Selain dengan mengatur pola makan, pasien dapat diberikan obat Domperidone untuk membantu meredakan sakit perut pada pasien yang tentunya tetap dalam pengawasan dokter.
3. Membantu mencegah refluks asam lambung pada anak
Wajar saja jika orangtua jadi panik saat anak tiba-tiba muntah setelah makan atau menyusui. Hal ini umumnya terjadi ketika makanan atau zat asam lambung kembali naik ke kerongkongan, lalu dikeluarkan lewat muntahan.
Nah, obat yang juga dikenal dengan Motilium ini ternyata bisa mencegah risiko refluks asam lambung pada anak. Manfaat Domperidone dapat membantu menjaga katup lambung tertutup dengan benar, sehingga makanan dan isi lambung tidak kembali naik ke kerongkongan.
Akan tetapi, obat ini hanya dapat diberikan untuk anak usia 12 tahun ke atas dengan dosis 3 x sehari 10 mg atau 10 ml. Jika Anda memiliki bayi atau anak usia kurang dari 12 tahun dan kerap mengalami muntah, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter anak.
Dokter dapat menyesuaikan dosis Domperidone atau meresepkan obat lain guna mengatasi mual muntah pada anak.
4. Meredakan mual dan muntah akibat konsumsi obat-obatan penyakit Parkinson
Domperidone bekerja dengan cara meningkatkan gerakan atau kontraksi lambung usus. Hal ini dapat membantu meredakan perasaan kekenyangan atau kembung setelah makan, penurunan nafsu makan, hingga mual atau muntah sebagai efek samping obat-obatan penyakit Parkinson.
5. Membantu meningkatkan produksi ASI
Domperidone juga dapat diresepkan untuk wanita yang mengalami kesulitan saat menyusui karena produksi ASInya berkurang. Pasalnya, salah satu manfaat Domperidone diketahui bisa membantu meningkatkan produksi susu.
Baca Selengkapnya: Daftar Obat yang Aman dan Tidak Aman untuk Ibu Menyusui
Akan tetapi, perlu ditekankan bahwa obat ini hanya akan diberikan sebagai jalan terakhir, apabila ibu sudah melakukan berbagai cara tapi produksi ASI tetap tidak cukup. Oleh karena itu, sebaiknya bicarakan lebih lanjut dengan dokter mengenai keamanan, risiko, dan dosis Domperidone untuk ibu menyusui agar aman bagi ibu dan bayi.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.
