Setelah menjalani operasi atau kemoterapi, pasien kerap terganggu dengan sejumlah efek samping yang muncul, seringnya berupa mual dan muntah. Hal ini tentu saja membuat pasien jadi tidak nyaman bahkan sampai bikin tidak nafsu makan. Guna mengatasinya, dokter biasanya akan meresepkan obat antiemetik untuk meredakan mual, salah satunya dengan Ondansetron. Simak beragam manfaat Ondansetron lainnya berikut ini.
Ondansetron obat apa?
Ondansetron adalah jenis obat keras golongan antiemetik (anti muntah). Obat ini tersedia dalam 4 bentuk, yaitu tablet, tablet terdisintegrasi (tablet terpecah ketika diletakkan di atas lidah), larutan, dan selaput. Karena tergolong obat keras, Ondansetron hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Ondansetron bekerja dengan cara menghentikan pelepasan serotonin dalam usus dan sistem saraf. Serotonin itu sendiri merupakan senyawa alami yang merangsang timbulnya mual dan muntah dari dalam tubuh.
Ketika serotonin dihambat, maka reaksi mual dan muntah dapat diminimalisir sebaik mungkin. Pasien pun akan merasa lebih nyaman, khususnya setelah tindakan operasi atau kemoterapi.
Ondansetron dapat digunakan secara tunggal maupun dikombinasikan dengan obat-obatan lainnya.
Baca Selengkapnya: Ondansetron: Manfaat, Dosis, & Efek Samping
Manfaat Ondansetron untuk pengobatan medis
Berbagai fungsi Ondansetron adalah sebagai berikut:
1. Mencegah mual muntah setelah operasi
Beberapa pasien mengaku merasakan mual hingga muntah setelah operasi. Kondisi tersebut umumnya disebabkan oleh pengaruh anestesi atau obat bius yang digunakan. Namun, bisa juga karena faktor lainnya seperti naiknya asam lambung, tekanan darah rendah (hipotensi), anemia, atau kadar gula darah rendah (hipoglikemia).
Guna mencegahnya, dokter biasanya akan memberikan Ondansetron setidaknya 1 jam sebelum operasi dilakukan. Hal ini akan membantu meminimalisir risiko mual dan muntah yang kerap terjadi pasca operasi.
2. Mencegah mual muntah karena kemoterapi atau radiasi
Pasien yang baru saja selesai kemoterapi atau radiasi kerap terganggu dengan sensasi mual atau bahkan sampai muntah. Hal ini dapat terjadi sesaat setelah kemoterapi atau beberapa hari setelahnya.
Penyebab mual setelah kemoterapi bermacam-macam. Bisa karena pengaruh dosis obat, cara pemberian obat (obat minum atau cairan infus), atau frekuensi perawatan.
Baca Juga: Efek Samping Kemoterapi dalam Pengobatan Kanker
Nah, di sinilah manfaat Ondansetron bagi pasien. Dokter dapat memberikan obat antiemetik, salah satunya berupa Ondansetron, untuk membantu meredakan mual.
Pasien akan diberikan Ondansetron setidaknya 30 menit sampai 1 jam sebelum kemoterapi atau 1-2 jam sebelum radiasi. Penggunaannya dapat dilanjutkan sampai 5 hari setelahnya atau sesuai anjuran dokter.
Jika pasien sampai muntah, pasien mungkin akan diberikan obat pereda mual lewat infus atau supositoria supaya tidak terbuang sia-sia.
3. Membantu pasien tertidur sebelum operasi
Efek samping Ondansetron salah satunya menyebabkan pasien mengantuk. Meski kerap menjadi efek samping yang tidak diinginkan, hal ini ternyata cukup membantu pasien tertidur sebelum mulai operasi.
Namun lagi-lagi, perolehan manfaat Ondansetron yang satu ini tentunya harus di bawah pengawasan dokter dan hanya diberikan jika memang dibutuhkan.
Aturan penggunaan Ondansetron untuk redakan mual dan muntah
Ondansetron harus digunakan sesuai dosis dan anjuran dokter. Ikuti terus dosisnya meskipun mungkin Anda sudah tidak lagi merasa mual atau muntah.
Hindari berhenti minum obat antiemetik secara tiba-tiba tanpa pengawasan dokter. Alih-alih meredakan gejala, hal ini malah bisa membuat mual dan muntah jadi tidak terkontrol bahkan memperparahnya.
Oleh karena itu, selalu ikuti dosis dan aturan penggunaan Ondansetron dari dokter Anda. Konsultasikan lebih lanjut jika gejala mual dan muntah sudah mereda atau bahkan semakin parah setelah menggunakan Ondansetron. Dokter akan membantu mengurangi dosis atau mungkin mengganti obat antiemetik sesuai kondisi Anda.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.