Nyeri perut yang kerap muncul saat perut dalam keadaan kosong atau sedang stress tentu sangat mengganggu aktivitas harian. Hal ini seringkali akibat berlebihnya produksi asam di lambung, maka sebagian besar orang menyiasatinya dengan langsung mengonsumsi antasida atau yang lebih dikenal dengan obat maag.
Memang tidak salah, untuk kondisi nyeri lambung yang ringan, mengonsumsi antasida saja mungkin cukup membantu. Namun untuk nyeri lambung yang lebih parah seperti nyeri akibat tukak lambung yang sakitnya bisa terasa hingga ke pusar, leher hingga punggung, Anda mungkin butuh Ranitidin.
Apa itu obat Ranitidine?
Ranitidin merupakan salah satu jenis obat yang sering diresepkan dokter untuk mengatasi nyeri perut akibat tukak lambung dan kondisi lain yang berhubungan dengan berlebihnya produksi asam lambung. Obat ini bekerja mengurangi produksi asam lambung dengan cara menghambat kerja histamin-2 pada sel parietal lambung.
Baca lebih lengkap tentang Ranitidine: Ranitidine: Kegunaan, Dosis dan Efek Sampingnya.
Apa beda Ranitidine dengan obat nyeri lambung lainnya?
Sebagai obat untuk mengatasi nyeri pada perut, lambung, atau pencernaan secara umum, Ranitidin kerap dianggap sebagai obat antasida sepertihalnya promag, milanta atau sejenisnya. Padahal Ranitidin berbeda mekanisme kerjanya dengan antasida.
Ranitidin bekerja dengan mengurangi produksi asam di lambung sementara antasida menetralisir asam yang telah diproduksi oleh lambung.
Manfaat Ranitidine
Ranitidin merupakan golongan obat jenis antagonis reseptor H2 hitamin yang dapat memblokir aksi histamin pada sel parietal lambung. Dimana dari sel partietal lambung inilah asam lambung (hydrocloric acid) diproduksi.
Produksi asam lambung yang berlebihan memang harus diatasi, karena dapat dapat menyebkan berbagai penyakit.
Berikut adalah daftar beberapa penyakit yang bisa diobati atau diterapi dengan memanfaatkan obat Ranitidin.
1. Tukak lambung dan tukak usus dua belas jari
Tukak lambung dan tukak usus dua belas jari merupakan penyakit yang umumnya diterapi dengan pemberian Ranitidin. Penyakit yang menyebabkan terbentuknya perlukaan di lambung dan usus ini menghadirkan rasa nyeri parah di perut, sakitnya lebih intens dibanding maag biasa.
Penderita maag atau gastritis yang tidak merawat penyakitnya dengan benar, atau bergaya hidup tidak sehat juga berpotensi besar mengalami tukak saluran cerna. Itulah mengapa Ranitidin juga bermanfaat sebagai terapi pencegahan pada penderita maag yang berisiko mengalami tukak lambung.
Ranitidin juga bermanfaat untuk mengatasi nyeri lambung akibat penggunaan obat-obatan NSAID jangka panjang, terkena infeksi H. pylori, serta penderita gangguan produksi asam lambung yang disebabkan oleh faktor genetik.
2. GERD
GERD atau gastroesophageal reflux disease merupakan penyakit yang disebabkan oleh naiknya asam lambung (refluks) ke esofagus. Efeknya penderitanya akan merasakan mual, dada terasa panas seperti terbakar, kesulitan menelan dan muncul rasa asam di mulut. Sebagai obat yang mampu mengurangi produksi asam lambung, Ranitidine sering dimanfaatkan sebagai terapi untuk mengurangi gejala GERD. Baca juga: Ciri-ciri GERD.
3. Mencegah naiknya asam lambung saat operasi bedah
Ranitidin juga kerap dimanfaatkan untuk pencegahan kondisi naiknya asam lambung selama proses operasi bedah seperti pada operasi caesar. Pemberian Ranitidine sebelum operasi akan menghambat lambung memproduksi terlalu banyak asam sehingga selama operasi tidak terjadi kenaikan asam lambung yang dapat membahayakan pasien bedah.
4. Esofagitis erosif
Esofagitis erosif merupakan kondisi meradangnya saluran esofagus yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Peradangan, pembengkakan dan iritasi pada saluran ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya naiknya asam lambung ke esofagus akibat gangguan pada katup sfingter esofagus, terlalu sering muntah, pil yang menyangkut di esofagus, infeksi, menelan senyawa kimia erosif atau efek radiasi.
Meskipun penyebab kondisi ini bisa beragam namun yang cukup sering adalah akibat naiknya asam lambung ke esofagus akibat adanya masalah pada katup esofagus. Untuk kondisi seperti ini Ranitidin dapat dimanfaatkan sebagai terapi untuk mengurangi produksi asam lambung agar iritasi dan inflamasi di esofagus dapat dikurangi.
5. Terapi jangka pendek untuk kanker lambung
Kanker lambung merupakan penyakit yang menyerang dinding lambung bagian dalam yang kemudian akan menyebar ke lapisan yang lebih luar atau bahkan ke organ lain. Pada lambung yang sudah tumbuh sel kanker aktif umumnya asam lambung akan lebih sering diproduksi dan menyebabkan nyeri lambung. Pada kondisi inilah obat Ranitidin dapat dimanfaatkan untuk mengurangi produksi asam lambung sehingga mengurangi nyeri yang terjadi.
6. Sindrom Zollinger-Ellison
Penyakit langka yang dapat menyebabkan lambung memproduksi lebih banyak asam ini merupakan salah satu penyakit yang dapat dikurangi gejalanya dengan memanfaatkan Ranitidin. Penyakit ini akan ditandai dengan terbentuknya sel-sel tumor pada pankreas atau usus dua belas jari yang disebut gastrinoma. Sel-sel ini akan memproduksi hormon gastrin yang akan memicu produksi asam lambung secara berlebihan.
Pemberian terapi Ranitidin akan menyebabkan asam lambung yang awalnya diproduksi berlebihan dapat berkurang. Dengan begitu nyeri dan kemungkinan komplikasi yang disebabkan oleh penyakit sindrom Zollinger-Ellison ini dapat dikurangi.
Demikianlah beberapa manfaat ranitidine sebagai terapi untuk mengurangi keparahan gejala beberapa penyakit yang berhubungan dengan berlebihannya produksi asam lambung. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan ranitidin atau berpedoman pada dosis yang tertera pada kemasan obat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.