Vaksin rotavirus merupakan salah satu jenis vaksin yang dapat membantu melindungi kesehatan anak dari penyakit gastroenteritis (radang pada lambung dan usus) yang disebabkan oleh virus rotavirus. Kondisi tersebut umumnya dapat disebabkan oleh diare berkepanjangan yang menyebabkan dehidrasi pada anak.
Beberapa gejala gastroenteritis yang mungkin terjadi antara lain diare parah, muntah, demam tinggi, nafsu makan menurun, ataupun sakit perut. Rotavirus sendiri lebih sering menyerang bayi dan anak-anak dan membutuhkan penanganan yang tepat agar tidak berbahaya. Maka dari itu, vaksin rotavirus penting untuk dilakukan.
Baca juga: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Gastroenteritis
Manfaat vaksin rotavirus pada anak
Rotarvirus umumnya berada pada tinja orang yang telah terinfeksi dan bertahan cukup lama di permukaan. Rotavirus juga sangat mudah ditularkan serta menyebar lewat kontak fisik terutama pada tempat umum dan kurangnya perhatian terhadap kebersihan tangan sebelum dan sesudah mengganti popok anak.
Oleh karena itu, pemberian vaksin atau imunisasi merupakan salah satu solusi yang paling tepat dan bijak untuk mencegah penyebaran rotavirus. Karena bayi yang telah menerima vaksin oral ini hanya akan memiliki sedikit risiko mengalami diare akibat rotavirus.
Sejumlah ciri-ciri dehidrasi berat sebagai akibat diare yang disebabkan oleh virus ini, di antaranya penurunan tingkat kesadaran, mual dan muntah, nafsu makan menurun, lemas, kaki dan tangan menjadi dingin, enggan untuk kencing, detak jantung menjadi cepat, kantong mata menjadi cekung, tidak ada air mata ketika menangis, serta sesak napas. Jika terjadi, keadaan ini perlu penanganan dengan cepat dan tepat sehingga anak tidak semakin mengalami dehidrasi.
Baca juga: Tanda Bayi Mengalami Dehidrasi
Rekomendasi pemberian dosis vaksin rotavirus sesuai usia
Di Indonesia, ada 2 jenis vaksin, yaitu vaksin RV5 untuk usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan, ada pula vaksin RV1 yang diberikan untuk usia 2 bulan dan 4 bulan saja. Vaksin rotavirus umumnya diberikan lewat mulut (oral) dan bukan melalui injeksi atau suntikan. Vaksin rotavirus tidak disarankan untuk diberikan pada bayi yang berusia lebih dari 8 bulan.
Pemberian dosis yang tepat sangat penting karena ada sejumlah bukti yang menunjukkan munculnya reaksi negatif bila diberikan pada anak usia lebih dari 8 bulan, yaitu efek demam dan alergi. Selain itu, anak yang memiliki alergi terhadap lateks tidak diperbolehkan untuk melakukan vaksinasi rotavirus karena vaksin ini juga mengandung lateks.
Berikut ini merupakan kondisi anak yang tidak diijinkan untuk mendapat vaksin rotavirus:
- Usia bayi kurang dari 6 minggu
- Usia bayi lebih dari 8 bulan
- Bayi memiliki sejumlah alergi termasuk vaksin rotavirus
- Bayi menderita intususepsi
- Bayi menderita severe combined immunodeficiency (SCID)
- Bayi mengalami gangguan pada sistem imunitas
- Bayi menderita spina bifida atau bladder exstrophy
Baca juga: Bahaya Spina Bifida pada Bayi dan Cara Pengobatan
Efek samping dari vaksin rotavirus
Biasanya vaksin rotavirus hanya memiliki sedikit risiko dalam menimbulkan efek samping dan jarang ditemukan reaksi alergi parah pasca pemberian vaksin. Namun bisa saja ada kemungkinan hal itu terjadi. Tanda-tanda akan terjadinya reaksi alergi, yaitu susah napas, suara mengi pada saat bernapas, wajah menjadi pucat, serta detak jantung yang cepat.
Efek samping lain vaksin yang mungkin terjadi pada anak, yaitu mudah rewel, diare atau muntah. Bila anak mengalami sakit perut, bab berdarah, disertai muntah harus segera langsung dibawa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan. Hal lain yang perlu diketahui yaitu vaksin rotavirus berisi virus hidup yang dapat menginfeksi orang lain khususnya pada orang yang memiliki sistem imunitas lemah. Hindari pula membuang popok atau sampah sembarangan untuk mencegah penyebaran virus.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.