Selain memperhatikan masa subur wanita dalam merencanakan program kehamilan, tetapi kesuburan pria juga menjadi faktor terjadinya suatu kehamilan. Hal tersebut menjadi penting karena meski sering melakukan hubungan intim, tetapi jika sedang tidak berada dalam masa subur maka tentunya tidak akan terjadi pembuahan.
Periode masa subur juga menentukan presentase keberhasilan terjadinya kehamilan, termasuk kualitas sperma pada pria. Oleh karena itu, baik pria maupun wanita memiliki peranan penting demi mendapatkan buah hati.
Baca juga: Cara Menghitung Masa Subur Wanita Agar Cepat Hamil
Masa subur pria normal
Walaupun begitu, masa subur pria berbeda dengan masa subur wanita. Kualitas sperma dianggap cukup baik jika jumlah sperma mencukupi dan bisa membuahi sel telur secara alami. Meskipun begitu, sperma yang diproduksi oleh pria akan terjadi terus menerus mulai dari masa pubertas hingga usia lanjut.
Tingkat kesuburan seorang pria juga bisa diukur dan diketahui melalui pemeriksaan dan analisa sperma, baik secara langsung atau menggunakan mikroskop. Analisis sperma yang dilakukan meliputi volume, pH, bau, warna, jumlah sel spermatozoa per mililiter, gerakan, dan bentuk spermatozoa.
Secara umum, beberapa indikasi seputar sperma dapat menentukan kesuburan pria, yaitu:
Jumlah sperma
Ketika ejakulasi biasanya jumlah sperma yang keluar bisa mencapai 15 juta sel sperma per mililiter, tetapi hanya akan ada 1 sperma yang berhasil membuahi sel telur. Tetapi jika jumlah sperma di bawah jumlah normal maka kemungkinan terjadinya pembuahan juga akan menurun.
Pergerakan sperma
Pergerakan atau mortilitas sperma yang baik akan berenang dengan cepat, mulai dari leher rahim, rahim, hingga saluran tuba hingga mencapai sel telur yang akan dibuahi. Untuk memperbesar kemungkinan terjadinya pembuahan, maka dibutuhkan sekitar 40 persen sperma yang mampu bergerak dengan baik.
Bentuk sperma
Dalam bentuk normal, sperma seharusnya memiliki kepala berbentuk oval dan berekor panjang yang akan mendukung pergerakan sperma menuju sel telur sehingga lebih mudah terjadinya pembuahan atau kehamilan. Seorang pria yang dikatakan subur akan memiliki lebih dari 50 persen sperma berbentuk normal.
Selain itu, hormon testosteron yang diproduksi pria juga dapat mempengaruhi tingkat kesuburan. Jika kadar hormon testosteron sebagai hormon seks rendah, maka hal tersebut mungkin akan menjadi penyebab masalah kesuburan pada pria.
Faktor yang dapat mempengaruhi masa subur pria
Usia
Sama seperti wanita yang memiliki periode masa subur hingga usia sekitar 30 tahun, masa subur pria juga akan berada di puncak maksimal hingga usia tertentu saja dan ketika menginjak usia 40 tahun maka mungkin akan terjadi penurunan kualitas sperma dan tingkat kesuburan.
Merokok dan konsumsi alkohol
Faktor gaya hidup tentu mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk soal kesuburan. Pada umumnya, pria perokok akan mengalami gangguan kesuburan karena zat yang terkandung dalam rokok akan menyebabkan kerusakan sperma, begitupun dengan kandungan alkohol.
Makanan yang dikonsumsi
Penerapan pola makan sehat dengan asupan gizi yang seimbang akan membantu menjaga kualitas sperma tetap berada dalam kondisi yang baik. Makanan sehat seperti ikan, sayur, dan biji-bijian utuh yang rutin dikonsumsi akan meningkatkan peluang kesuburan para pria.
Faktor lain
Olahraga tak hanya bermanfaat untuk kebugaran fisik saja, tetapi juga dapat mempengaruhi kesuburan seorang pria. Termasuk stress dan berat badan yang berlebihan dapat mempengaruhi perubahan hormon dan jumlah sperma dalam tubuh.
Selain itu, sperma yang sehat harus berada di suhu yang tepat, yakni 1 atau 2 derajat lebih dingin dibandingkan dengan suhu tubuh normal. Untuk menjaganya, hindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat ataupun mandi air hangat terlalu sering karena dapat berdampak pada kualitas sperma. Faktor luar, seperti paparan radiasi dan bahan kimia seperti timbal dan pestisida juga dapat mempengaruhi kesuburan.
Baca juga: Cara Membuat Anak Kembar
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.