Saat seorang wanita mempunyai masalah pada organ reproduksinya, ia akan menemui ahli kandungan untuk berkonsultasi dan melakukan pengobatan tanpa ada rasa canggung atau malu.
Berbeda dengan pria yang mempunyai masalah pada organ reproduksinya, pria lebih cenderung diam dan menyembunyikan masalah tersebut. Mungkin karena rasa malu atau tidak tahu kemana ia harus konsultasi. Nah saat ini ilmu andrologi sudah semakin berkembang untuk menangani masalah sistem reproduksi pria.
Ilmu andrologi muncul sejak tahun 1960-an. Andrologi merupakan bagian dari ilmu kedokteran yang khusus mempelajari struktur dan fungsi sistem reproduksi pria.
Ruang lingkup andrologi meliputi gangguan pada organ kelamin pria, hormon pria, gangguan fungsi seksual, dan penyakit yang berkaitan dengan kesehatan sistem reproduksi pria.
Sehingga dokter andrologi adalah dokter yang menangani masalah kesehatan reproduksi pria, khususnya yang berkaitan dengan infertilitas, sistem reproduksi, dan gangguan fungsi seksual.
Kompetensi dokter andrologi
Kompetensi yang dimiliki dokter andrologi untuk melakukan beberapa prosedur medis adalah sebagai berikut:
- Analisis sperma
- Kriopreservasi (proses pembekuan sel sperma)
- Perawatan untuk membantu proses pembuahan dan spermatogenesis
- Kontrasepsi pria
- Kesulitan (disfungsi) ereksi
- Terapi hormon
- Bayi tabung (In Vitro Fertilisation)
Masalah sistem reproduksi yang ditangani dokter andrologi
Biasanya seorang dokter andrologi menangani masalah sistem reproduksi pria seperti berikut ini:
1. Gangguan kesuburan (infertilitas) pada pria
Infertilitas adalah suatu keadaan tidak terjadi kehamilan setelah 12 bulan senggama tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Penyebab infertilitas bisa dari wanita yaitu sekitar 41% dan pria sekitar 24%, serta sisanya tidak diketahui secara pasti.
Penyebab infertilitas pada pria dapat disebabkan karena jumlah sperma yang kurang, pergerakan sperma yang lambat, kelainan bentuk sperma, adanya hambatan pada saluran sperma, disfungsi seksual, atau adanya gangguan hormonal.
Sebaiknya pasangan suami-istri yang sulit mempunyai momongan atau yang sudah mendapat rujukan dari dokter kandungan berkonsultasi dengan dokter andrologi secara bersamaan.
Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan anamnesa atau pengumpulan informasi mengenai riwayat kesehatan pasangan suami-istri. Setelah itu akan dilakukan pemeriksaan fisik, khususnya organ reproduksi pria yang dilanjutkan dengan pemeriksaan hormon dan analisis sperma.
Apabila penyebab infertilitas sudah diketahui, dokter andrologi akan memberikan penanganan yang tepat.
2. Andropause
Andropause adalah sindrom kekurangan hormon testosteron yang biasanya terjadi pada pria usia lanjut. Andropause disebabkan karena kadar hormon testosteron menurun akibat penurunan fungsi poros pengendali produksinya yaitu hypothalamus, hipofisis, dan gonad di otak.
Penyebab lain terjadinya andropause yaitu, penurunan libido, penurunan kekuatan dan massa otot, osteoporosis, perut membuncit, dan depresi.
Hormon testosteron merupakan hormon seks yang penting untuk perkembangan alat reproduksi dan fungsi seksual. Seiring bertambahnya usia kadar hormon testosteron akan mengalami penurunan. Namun hal ini dapat menjadi masalah bagi keluarga yang sedang melakukan program hamil.
3. Masalah seksual yang dialami pria
Gangguan ejakulasi dini adalah masalah seksual yang sering dialami oleh pria. Masalah ini ditandai dengan terjadinya ejakulasi sebelum penetrasi atau tidak lama setelah penetrasi dilakukan. Selain itu, masalah seksual yang sering dialami oleh pria adalah disfungsi ereksi.
Disfungsi ereksi (impoten) adalah kondisi dimana pria tidak mampu dalam mencapai atau mempertahankan ereksi penisnya untuk melakukan senggama yang memuaskan. Faktor penyebab disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh faktor perkembangan, afektif, antar personal, dan kognitif.
Menurunnya libido atau gairah seksual juga menjadi masalah seksual bagi pria. Penurunan libido dapat terjadi karena masalah psikologis, diabetes, tekanan darah tinggi, atau kondisi penyakit tertentu.
4. Gangguan hormon seksual pria (hipogonadisme)
Hipogonadisme adalah suatu kondisi dimana testis memproduksi hormon seksual pria dalam jumlah yang sedikit. Gejala seorang pria mengalami hipogonadisme yaitu, penurunan libido atau gairah seksual, kehilangan massa otot, terjadi pembesaran payudara dan (ginekomastia).
Hipogonadisme disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan pada hati atau ginjal, penyakit autoimun, infeksi, atau komplikasi operasi pada alat vital pria.
Masalah sistem reproduksi bisa sangat mengganggu kesehatan pria dan juga berdampak pada wanita pasangannya. Jangan canggung untuk berkonsultasi dengan dokter andrologi apabila Anda mempunyai masalah mengenai sistem reproduksi atau seksual.
Semakin cepat Anda periksa, maka semakin cepat juga masalah Anda mendapat penanganan yang tepat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.