Merokok adalah faktor risiko utama untuk gangguan paru obstruktif kronik (COPD). Tetapi tidak semua perokok terkena COPD, dan tidak semua orang yang merokok terkena COPD. Bahkan orang yang belum pernah merokok bisa mendapatkan COPD.
COPD adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi yang ditandai oleh peradangan permanen pada bronkus, tabung yang membawa udara ke paru-paru. COPD juga termasuk kerusakan pada karung udara paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala sulit bernapas.
Bisakah anda terkena COPD jika anda tidak pernah merokok?
Baik orang yang saat ini tidak merokok (bukan perokok) dan orang yang tidak pernah merokok dapat terkena COPD.
Empat faktor risiko utama untuk COPD adalah:
- Paparan perokok pasif: Terpapar perokok pasif saat dewasa dapat menyebabkan COPD.
- Pajanan terhadap polusi udara: Anda dapat terserang COPD jika Anda terpapar polusi udara dalam jangka panjang. Anda juga dapat mengembangkan COPD dari menghirup debu atau asap bahan bakar yang dibakar untuk keperluan memasak atau memanaskan. COPD juga dapat disebabkan oleh bahan kimia atau asap yang ditemukan di tempat kerja.
- Genetik: COPD memiliki komponen genetik yang kuat. Sebanyak 5 persen orang dengan COPD memiliki kondisi genetik yang dikenal sebagai defisiensi antitrypsin alfa-1. Orang dengan kondisi ini memiliki terlalu sedikit antitripsin alfa-1, protein yang membantu melindungi paru-paru dari kerusakan. Kondisi ini juga mempengaruhi hati.
- Umur: Kebanyakan orang yang menderita COPD berusia lebih dari 40 tahun.
Faktor-faktor tambahan termasuk merokok selama kehamilan, berat badan lahir rendah, paparan tembakau pada masa kanak-kanak, dan infeksi saluran pernapasan pada masa kanak-kanak. Kondisi ini juga dapat membantu mengidentifikasi orang yang berisiko mengalami COPD.
Memiliki asma juga dapat berperan dalam mengembangkan COPD. Satu studi menemukan bahwa keberadaan asma membantu memprediksi COPD pada orang yang tidak merokok.
Apakah gejala COPD berbeda untuk non-perokok?
Gejala umum COPD meliputi:
- keperluan untuk membersihkan tenggorokan karena lendir yang berlebihan
- sesak napas, bahkan setelah berolahraga ringan
- mengi, atau napas berisik
- sesak dada
- batuk kronis
- memiliki energi rendah
- infeksi saluran pernapasan berulang
COPD sering kali didiagnosis ketika orang-orang memiliki kekhawatiran akan sesak napas. Namun, gejala COPD biasanya tidak muncul sampai sudah ada kerusakan paru-paru yang signifikan.Non-perokok juga memiliki lebih sedikit komorbiditas, atau kondisi lain yang terjadi bersamaan dengan COPD.
Mendiagnosis COPD pada orang yang tidak merokok
Tidak ada tes tunggal untuk mendiagnosis COPD. Dokter mengandalkan riwayat medis Anda, pemeriksaan fisik, tes fungsi paru-paru, dan tes pencitraan dada seperti X-ray atau CT scan.
Alat utama yang digunakan untuk mendiagnosis COPD adalah tes fungsi paru-paru yang dikenal sebagai spirometri, tes yang mengukur aliran udara keluar dari paru-paru Anda.
Untuk membantu dokter mengidentifikasi penderita COPD dengan spirometri, para peneliti akan menanyakan tes lima pertanyaan sederhana, yang disebut dengan disebut CAPTURE: COPD Assessment in Primary Care To Identify Undiagnosed Respiratory Disease and Exacerbation Risk (Penilaian COPD dalam Perawatan Primer Untuk Mengidentifikasi Risiko Penyakit Pernafasan yang Tidak Terdiagnosis dan Eksaserbasi).
Mencegah COPD
Kiat-kiat untuk mencegah COPD biasanya berkisar pada para perokok untuk berhenti. Cara lain untuk mengurangi risiko terkena COPD adalah dengan menghindari asap rokok, polusi udara, dan asap atau bahan kimia lainnya.
Tidak ada obat untuk COPD, tetapi Anda dapat mencegah kondisinya dari perburukan gejala. Mendapatkan diagnosis sejak dini dan mengikuti rencana perawatan Anda adalah langkah paling penting untuk memperlambat perkembangan COPD Anda.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.