Bayi sangat rentan dengan berbagai penyakit karena belum maksimalnya imunitas dan organ pada bayi. Salah satu keluhan yang sering ditemui pada bayi antara lain mencret atau diare.
Diare pada bayi dapat ditimbulkan oleh pengaruh ASI, susu, atau makanan formula yang tidak cocok dengan sistem pencernaan pada bayi.
Kotoran berbusa biasanya seperti diare dan mungkin tampak memiliki gelembung di dalamnya. Tinja mungkin juga tampak berminyak atau mengandung lendir.
Kotoran berbusa sering disebabkan oleh reaksi terhadap makanan tertentu. Namun, tinja berbusa juga dapat menandakan kondisi medis yang mendasarinya.
Penyebab BAB berbusa pada bayi
Gangguan malabsorpsi
Ketika tubuh tidak dapat secara efektif menyerap atau menggunakan nutrisi dalam makanan, kondisi ini disebut gangguan malabsorpsi. Salah satu gangguan malabsorpsi yang umum adalah penyakit celiac.
Kondisi ini melibatkan seseorang yang memiliki reaksi alergi terhadap konsumsi gluten, yang menyebabkan usus meradang dan gejala gastrointestinal lainnya seperti perubahan feses.
Infeksi
Infeksi bakteri, parasit, atau virus dapat menyerang saluran pencernaan dan membuat gelembung gas, membuat feses tampak berbusa.
Sumber infeksi yang umum adalah parasit Giardia. Seseorang dapat terinfeksi setelah mengkonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. Mereka juga dapat bersentuhan dengan air yang terkontaminasi saat berenang, misalnya.
Gejala lain dari infeksi termasuk:
- kembung
- mencret
- kram perut
- penurunan berat badan
Sindrom iritasi usus
Orang dengan sindrom iritasi usus besar (IBS) mungkin memiliki lendir di tinja mereka, yang dapat membuat tinja tampak berbusa.
Gejala tambahan IBS meliputi:
- sakit perut dan kram
- diare
- kembung
- sembelit
Perubahan cara menyusui
Perubahan cara menyusui bayi dapat mempengaruhi tekstur kotoran mereka. Misalnya, beberapa bayi yang menyusu dalam waktu singkat sebelum berganti payudara memiliki tinja berwarna hijau berbusa.
Jika bayi menyusui, tinja pada bayi mungkin mengandung lendir atau busa. Ini bisa terjadi ketika bayi mendapat lebih banyak foremilk daripada hindmilk.
Foremilk adalah susu yang tersedia di awal pemberian, dan tekstur susu bisa lebih tipis dan lebih manis, sementara susu hindmilk tersedia di bagian akhir setelah foremilk.
Pankreatitis
Pankreatitis dapat menjadi kondisi akut atau kronis. Kondisi ini dapat menghambat kemampuan seseorang untuk mencerna lemak.
Pankreatitis dapat menyebabkan rasa sakit yang signifikan, terutama di daerah perut bagian atas, dan rasa sakit dapat menyebar ke punggung.
Penyebab pankreatitis pada bayi biasa dipengaruhi oleh faktor genetik. Selain feses berbusa, gejala-gejala berikut juga berhubungan dengan pankreatitis:
Penanganan pada kasus BAB berbusa pada bayi
Perawatan untuk feses berbusa tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Seorang dokter dapat merekomendasikan untuk menghilangkan makanan yang sering menyebabkan intoleransi. Ini dapat membantu menentukan apakah satu atau lebih dari makanan ini bertanggung jawab atas gejala tersebut.
Tentukan makanan yang mungkin saja dikonsumsi guna mencegah IBS terulang kembali. Berikan buah apel, pisang, pepaya , atau dalam bentuk jus dengan syarat tekstur haruslah lembut.
Untuk infeksi Giardia, dokter akan meresepkan antibiotik dan dokter biasanya merekomendasikan untuk rawat inap agar diberikan cairan dengan elektrolit, untuk menghindari dehidrasi akibat diare.
Berikan ASi ekslusif sampai usia 6 bulan, teknik menyusui harus diketahui ibu untuk merangsang produksi ASI lebih. Teruskan ASI agar cairan tetap terpenuhi. Setelah 6 bulan, mulai berikan makanan lunak seperti sereal bayi.
Jaga kebersihan setiap alat dan perlengkapan menyusui bayi, bila perlu bersihkan atau rendam di air hangat sebelum digunakan. Selain itu, hindari pemberian obat diare pada bayi.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.