Kebiasaan buruk memasukkan zat berbahaya melalui rokok memang mampu menimbulkan beragam penyakit berbahaya. Sebut saja kanker, gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, radang, serta gangguan lainnya.
Namun dari semua penyakit tersebut hanya ada satu yang hanya terjadi pada pecandu rokok, yakni buerger disease.
Apa itu buerger disease?
Buerger Disease atau disebut juga dengan Tromboangiitis Obliterans merupakan salah satu penyakit langka yang menyerang pembuluh darah (arteri & vena). Gangguan ini yang bersifat khusus dan menyerang pada anggota gerak saja seperti tangan dan kaki.
Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri yang hilang dan timbul pada tangan dan kaki. Gejala ini kemudian diikuti oleh perubahan warna jari tangan dan kaki, luka terbuka yang terasa sakit, dan bengkak akibat sumbatan pada pembuluh darah.
Hal ini terjadi karena peradangan dan pembengkakan yang menyerang akibat terbentuknya gumpalan pada pembuluh darah kecil anggota gerak. Setelah itu bagian yang terserang akan kekurangan oksigen dan akhirnya nutrisi yang menuju bagian tersebut terputus sehingga jaringan mati dan membusuk.
Karena hanya menyerang sistem anggota gerak, maka penyakit ini tidak menyebabkan kematian. Hampir 100% kasus Buerger Disease terjadi pada perokok usia dewasa muda. Penyakit ini banyak terdapat di Korea, Jepang, Indonesia, India, dan negara lain di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Asia Timur.
Mengapa hanya menyerang perokok?
Kandungan utama yang terdapat di dalam rokok adalah nikotin. Zat ini dapat merusak syaraf, mengganggu fungsi otak serta mengganggu kinerja jantung. Nikotin akan memicu peradangan sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah pada anggota gerak dan memicu terjadinya ateriosklerosis.
Selain itu, kandungan gas CO dalam darah yang lebih banyak dibanding pada keadaan normal akan menurunkan kadar oksigen di dalam jaringan. Zat ini juga akan mengganggu pelepasan oksigen, mempercepat aterosklerosis, serta memicu meningkatkan kekentalan dalam darah sehingga mempermudah penggumpalan darah.
Zat lain yang tak kalah berbahaya dalah tar. Zat ini akan masuk ke dalam tubuh dalam bentuk uap dan kemudian mengendap di dalam tubuh. Endapan ini akan menyebabkan pembuluh darah rusak dan menyumbat aliran oksigen.
Gejala
Gejala awal berupa rasa nyeri pada saat menggunakan anggota gerak tersebut. Kemudian kulit akan memucat, memerah atau membiru atau bahkan mengelupas. Anda pun akan merasakan dingin, kesemutan atau mati rasa serta pembengkakan pada anggota gerak yang terkena Buerger disease.
Skala potensi penyakit
Usia munculnya gejala awal |
30-40 tahun |
<30 tahun dan >40 tahun |
Rasa nyeri ketika berjalan |
Ada riwayat |
Ada saat pemeriksaan |
Ekstremitas atas |
Tidak ada gejala |
Ada gejala |
Pembuluh darah terlihat mengeras dan dapat diraba |
Ada riwayat |
Ada saat pemeriksaan |
Ada riwayat |
Ada saat pemeriksaan |
|
Pemeriksaan pembuluh darah (angiografi) dan biopsy oleh dokter |
Salah satunya khas penaykit Buerger |
Keduanya khas penyakit Buerger |
Kriteria |
-1 |
-2 |
Usia munculnya gejala awal |
45-50 tahun |
>50 tahun |
Jenis Kelamin Kebiasaan merokok |
Wanita Merokok |
Wanita Tidak merokok |
Lokasi |
1 ekstremitas (jari kaki/jari tangan) |
Tidak ada ekstremitas yang terlibat |
Hilangnya denyut nadi |
Di lengan tidak terdeteksi |
Di paha tidak terdeteksi |
Adanya salah satu penyakit ini: Aterosklerosis, hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes melitus |
Terdiagnosis dalam 5-10 tahun kemudian |
Terdiagnosis dalam2-5 tahun kemudian |
Keterangan hasil:
- 0-1: Anda tak berisiko penyakit Buerger
- 2-3: Anda berisiko namun rendah
- 4-5: Kemungkinan Anda terkena sedang
- ≥6: Kemungkinan terkena tinggi, diagnosis dapat dipastikan
Dengan segala risiko yang mungkin timbul karena rokok, haruslah Anda segera mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan tersebut untuk kesehatan diri serta kebersihan lingkungan. Alihkan perhatian dan tekanan yang mengganggu dengan melakukan hal-hal positif dalam hidup.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.