Mengenal Obat Fentanyl, dari Kegunaan Hingga Efek Samping

Dipublish tanggal: Jul 2, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 21, 2019 Waktu baca: 3 menit
Mengenal Obat Fentanyl, dari Kegunaan Hingga Efek Samping

Fentanyl termasuk obat golongan analgesik (pereda nyeri) dan anestesi (obat mati rasa), fungsinya untuk meredakan rasa sakit dan nyeri yang teramat sangat. Karena fungsinya sebagai analgesik, fentanyl merupakan salah satu obat yang digunakan sebagai obat bius pasien ketika operasi.

Tanpa pengawasan dokter, obat ini dapat menyebabkan seseorang menjadi ketergantungan bila digunakan dalam jangka lama dan dosis yang besar. Itulah sebabnya, obat fentanyl membutuhkan resep dokter agar diberikan sesuai kebutuhan. 

Apa saja efek samping obat fentanyl?

Reaksi obat fentanyl pada tiap orang berbeda-beda. Meskipun efek sampingnya jarang terajdi, fentanyl tetap saja dapat memberikan efek samping pada penggunanya.

Secara umum, efek samping fentanyl yang dapat terjadi antara lain:

  • Pusing
  • Kebingungan
  • Mengantuk
  • Gatal dan kemerahan pada kulit 
  • Dermatitis eksfoliasi
  • Iritasi kulit
  • Berkeringat
  • Sesak napas
  • Kekakuan pada otot
  • Detak jantung melambat
  • Rasa mual dan muntah
  • Perdarahan pada usus, mimisan, atau perdarahan gusi
  • Penekanan sistem pernapasan (respiratory distress) pada beberapa orang

Baca Juga: Kenali Macam-Macam Anestesi dan Efek Sampingnya

Cara menggunakan obat fentanyl yang benar

Obat Fentanyl hanya tersedia dalam dua jenis, yaitu obat suntik dan transdermal (koyo dan plester). Untuk penggunaan dalam bentuk suntik, obat Fentanyl hanya akan diberikan oleh dokter. Dengan demikian, dokter akan menyesuaikan dosisnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. 

Obat Fentanyl bekerja dengan cara mengubah respon otak terhadap impuls rasa sakit yang diterima, sehingga otak tidak akan memproses rasa sakit di tubuh. Efek ini umumnya baru akan bekerja selama 24 jam. 

Jika Anda menggunakan obat Fentanyl berjenis transdermal, maka Anda harus rutin mengganti koyo dan plester tersebut setiap 3 hari atau 72 jam sekali. Jangan lupa untuk mencopot koyo atau plester yang lama sebelum menempelkan yang baru. 

Sebelum menggunakan transdermal, bersihkan terlebih dahulu kulit yang akan diberikan obat. Pastikan kulit dalam kondisi kering, datar, serta tidak banyak rambutnya sebelum ditempelkan fentanyl transdermal. 

Meletakkan transdermal pada kulit yang banyak mengandung rambut akan membuat kulit terasa perih ketika koyo dan plester dilepas. Selain itu, hindari menempelkan transdermal koyo dan plester pada tempat yang sama berkali-kali karena akan membuat kulit terasa perih. 

Hindari menggunakan obat Fentanyl pada kulit yang mengalami iritasi, luka bakar, ataupun terdapat bekas sayatan.

Siapa yang tidak boleh pakai obat fentanyl?

Karena termasuk kategori obat yang dapat menyebabkan ketergantungan, fentanyl hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Pasien yang mengalami ketergantungan alkohol atau mengalami gangguan pada emosi atau psikis juga harus berhati-hati saat menggunakan obat ini.

Selain itu, pasien yang pernah menjalani operasi pada saluran pencernaan seperti usus, lambung, hingga kandung kemih juga harus berhati-hati. Begitu pula pada penderita gangguan empedu, lambung, usus, atau radang usus.

Anda juga tidak boleh menggunakan fentanyl bersamaan dengan obat benzodiazepine. Pasalnya, kedua obat ini termasuk golongan opioid sehingga bila digunakan secara bersamaan dapat meningkatkan overdosis opioid.

Interaksi obat fentanyl

Ada beberapa jenis obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan fentanyl. Pasalnya, senyawa fentanyl dapat bereaksi dengan senyawa kimia lainnya ketika digunakan bersamaan dalam tubuh.

Beberapa interaksi dapat terjadi ketika Fentanyl dikonsumsi bersamaan dengan obat lainnya, seperti obat erythromycin, ritonavir, obat antijamur golongan azole (ketoconazole, miconazole), dan amiodarone karena dapat meningkatkan kadar Fentanyl dalam darah.

Selain itu, efek fentanyl dapat meningkat ketika digunakan bersamaan dengan obat bius yang lain. Penyerapan fentanyl juga dapat mengalami kenaikan ketika digunakan bersamaan dengan obat yang mengandung amonium klorida (obat batuk ekspektoran). 


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Fentanyl: Use, abuse, side effects, and warnings. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/308156)
Fentanyl - Drug Overdose. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (https://www.cdc.gov/drugoverdose/opioids/fentanyl.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app