Skistosomiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh cacing parasit skistosoma. Cacing ini biasa ditemukan di air tawar seperti kolam renang, waduk, danau dan air pada saluran kanal di negara tropis dan subtropis. Cacing parasit ini umumnya terdapat pada siput air sehingga sering disebut demam siput.
Setidaknya ada 5 jenis parasit skistosoma yang bisa menyebabkan skistosomiasis yaitu S. Mekongi, S. Mansoni, S. Hematobium, S. Japonicum, S. Intercalatum. Cacing parasit ini umum menyerang usus, hati, ginjal, jantung, kandung kemih, paru-paru sampai saraf otak.
Jika seseorang melakukan aktifitas di air yang sudah terkontaminasi parasit tersebut maka ada kemungkinan akan terkena infeksi skistosomiasis. Selain itu berenang di air kotor serta penggunaan air yang tidak steril juga bisa menjadi penyebab awal penyakit ini.
Bagaimana Skistosomiasis Terjadi?
Proses terjadinya infeksi adalah dengan masuknya cacing skistosoma melalui pori-pori, urin atau tinja tubuh yang kemudian menuju organ dalam melalui pembuluh darah. Selang beberapa minggu, cacing skistosoma akan menetaskan telur-telurnya.
Sebagian telur tersebut akan dibunuh oleh sistem imunitas kita, namun ada juga yang berhasil lolos dan berkembang menjangkit organ dalam tubuh. Yang lebih parah adalah apabila tidak langsung ditangani, maka cacing akan terus hidup dalam tubuh dan berkembangbiak.
Hal ini kemudian mengakibatkan skistosomiasis berlangsung selama bertahun-tahun dan mengakibatkan sejumlah penyakit komplikasi lainnya.
Kebanyakan penderita skistosomiasis tidak akan mengalami gejalanya selama beberapa bulan atau tahun setelah kontak pertama dengan cacing skistosoma.
Gejala yang kemudian muncul setelah beberapa bulan adalah demam yang tinggi, kepala terasa pusing berat, badan menggigil, gatal pada kulit, muncul ruam, diare hebat, batuk, nyeri pada perut, otot dan sendi, serta nyeri pada saat buang air.
Gejala yang lebih parah, penderita akan mengalami pembengkakan pada perut, ginjal dan limpa, buang air disertai darah, kelelahan, napas yang pendek, sakit pada dada, jantung berdebar kencang, kejang-kejang, kelumpuhan, radang pada saraf tulang belakang, kerusakan organ vital seperti hati, usus, paru-paru dan kandung kemih.
Diagnosa Untuk Skitosomiasis
Langkah diagnosa yang akan diambil oleh dokter adalah dengan melakukan tes darah untuk memeriksa kemungkinan anemia dan daya tahan tubuh. Selain itu dilakukan juga tes laboratorium untuk menuji sampel pada urin dan tinja.
Ini dilakukan untuk menemukan adanya cacing skistosoma. Selain tes tersebut, doktek juga akan melakukan tes lain seperti tes antibody, tes fungsi organ, tes pemindaian (CT Scan) dan biopsi pada jaringan organ yang terinfeksi.
Jika penderita berhasil mendekteksi dini, maka bisa diobati dengan obat dalam kurun waktu yang relatif singkat. Obat seperti praziquantel biasa diberikan oleh dokter pada pasien yang terkontaminasi cacing skistosoma dalam kurun waktu 8 minggu.
Jika kondisi pasien semakin parah, dokter akan memberikan obat seperti kortikosteroid. Jika kerusakan organ sudah sangat parah maka akan dilakukan pengangkatan gumpalan tumor, ligase varises esophagus, pengangkatan granuloma dan pemasangan shunt.
Komplikasi Skistosomiasis
Komplikasi yang ditimbulkan akibat skistosomiasis adalah gagal ginjal akut, kerusakan hati akut, kanker kandung kemih, radang usus, hipertensi pulmonal, gagal jantung bagian kanan hingga kematian.
Ada beberapa langkah agar terhindar dari infeksi cacing skistosoma antara lain, tidak berenang diair tawar yang kotor, hindari melakukan kontak fisik dengan siput di area air tawar, membersihkan diri dengan benar, mengkonsumsi makanan dan minuman yang matang dan bersih serta menggunakan air bersih saat akan mandi dan mencuci baju atau piring.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.