Ada banyak jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis suatu penyakit secara akurat. Salah satunya dengan ultrasonografi atau USG, yaitu sebuah metode pemeriksaan menggunakan bantuan gelombang suara dengan frekuensi tinggi untuk menampilkan gambar dalam tubuh. Lantas, apa fungsi USG dan kapan harus dilakukan? Simak ulasannya berikut ini.
Kapan USG perlu dilakukan?
USG menggunakan alat bernama transduser yang memancarkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi. Alat tersebut akan ditempelkan pada kulit kemudian hasilnya akan terlihat jelas pada layar USG.
USG lebih dikenal sebagai pemeriksaan untuk melihat kondisi kehamilan. Ya, USG sering dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin dan gambaran wajah bayi saat usia kandungannya telah mencapai usia tertentu.
Biasanya, perkembangan janin dalam kandungan dapat dilihat melalui USG sejak memasuki minggu ke 23-23. Sebab pada usia tersebut, kandungan masih memiliki banyak ruang sehingga bayi bisa terlihat dengan jelas. Begitu memasuki minggu ke 27-32, diperlukan USG 3D untuk mendapatkan gambaran wajah bayi yang lebih jelas lagi.
Baca Selengkapnya: Apa Itu USG (Ultrasonografi) dan Bagaimana Cara Kerjanya
Perlu diketahui bahwa manfaat USG tidak hanya untuk melihat janin dalam kandungan saja, lho! Masih ada banyak fungsi USG yang dibedakan berdasarkan jenisnya, antara lain:
- USG transrektal (melalui anus): untuk mendeteksi adanya masalah pada prostat.
- USG transvaginal: untuk mendapatkan gambaran rahim dan ovarium pasien.
- USG jantung (ekokardiogram): untuk mendapatkan gambaran jantung.
- USG teknologi Doppler: untuk mendapatkan gambaran peredaran darah pada pembuluh darah dan denyut jantung janin.
- USG abdomen: untuk mendapatkan gambaran jaringan perut dan organ di dalamnya. Salah satunya untuk mengamati struktur otak, tulang tengkorak, dan perkembangan bayi dalam kandungan.
- USG ginjal: untuk mendapatkan gambaran jaringan ginjal.
- USG payudara: untuk mendapatkan gambaran jaringan payudara.
- USG mata: untuk memantau struktur mata.
Prosesur USG dan teknis pemeriksaan
Pertama-tama, dokter akan meminta pasien untuk berbaring telentang. Setelah itu, dokter akan mengoleskan gel khusus untuk mencegah terjadinya gesekan transduser deng kulit. Gel ini juga berguna untuk melancarkan masuknya gelombang suara ke dalam tubuh.
Selama pemeriksaan, dokter akan menggerakkan transduser pada area kulit yang diperiksa. Hal ini dimaksudkan agar gelombang suara yang terkirim dapat terpantul kembali, sehingga didapat gambaran yang jelas pada layar USG.
Setelah dievaluasi, dokter akan memeriksa dan menjelaskan hasil pemeriksaan. Hasil USG akan dibuat laporan yang bisa digunakan sebagai acuan untuk pemeriksaan dan pengobatan selanjutnya.
Jika pasien membutuhkan USG untuk organ tertentu, seperti kantung empedu, maka biasanya pasien tidak disarankan makan dan minum selain air putih dalam kurun waktu 6-8 jam sebelum pemeriksaan dilakukan. Hal ini dilakukan agar kantung empedu tidak mengalami penyusutan. Tak jarang, dokter juga meminta pasien untuk mengubah posisi untuk mendapat gambaran lebih jelas.
Di mana saya bisa melakukan USG?
USG tidak melulu harus dilakukan di rumah sakit. Sejumlah klinik pun kini sudah menyediakan layanan USG biaya. Pemeriksaan ini juga tidak memakan waktu lama dan pasien dapat beraktivitas seperti biasanya setelah USG selesai dilakukan.
Anda tak perlu khawatir sebab Anda tidak akan merasakan sakit sama sekali selama USG. Pasalnya, metode ini tidak membutuhkan sayatan apalagi pembedahan untuk mendeteksi masalah did alam tubuh. Pasien pun tidak akan terpapar radiasi karena hanya menggunakan bantuan gelombang suara tanpa radiasi.
Dibalik keunggulannya, kekurangan USG hanya mampu menjangkau bagian yang tak terhalang tulang. Ya, USG belum mampu menembus tulang, sehingga dapat dilakukan metode lain seperti MRI, CT Scan, atau rontgen.
Baca Juga: Berapa Biaya USG 4 Dimensi untuk Kehamilan?
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.