Kemampuan paru-paru seseorang untuk menampung udara saat bernafas adalah kapasitas paru. Menurunnya atau meningkatnya kapasitas paru dapat berdampak pada kesehatan anda.
Baik paru-paru kiri maupun kanan dapat menampung udara sekitar 6 liter dalam kondisi normal. Seiring bertambahnya usia, kemampuan menampung udara paru-paru akan menurun diikuti penurunan fungsi saat berusia 35 tahun.
Bertambahnya usia membuat otot diafragma melemah, jaringan paru yang membantu saluran udara juga berkurang elastisitasnya dan membuat saluran pernafasan sempit. Seiring bertambahnya usia, pergerakan rusuk juga terbatas, sehingga membuat paru-paru tak bisa mengembang maksimal
Keadaan medis yang terkait pada kapasitas paru-paru
Disamping usia, ada sejumlah kondisi yang menyebabkan turunnya kapasitas paru-paru. Salah satunya adalah penyakit paru-paru reskriptif dimana paru-paru kehilangan kemampuan untuk menyimpan udara yang terlalu banyak.
Hilangnya kemampuan paru untuk menyimpan udara ini diakibatkan faktor internal dan eksternal pada tubuh.
Faktor internal sendiri berasal dari dalam organ paru itu sendiri hingga menyebabkan turunnya kapasitas paru, seperti efusi pleura, penumonia, fibrosis paru, pembengkakan paru, rusaknya saraf pada otot pernafasan, menurunnya volume paru pasca operasi, hingga skoliosis.
Paru-paru normal bekerja dengan cara mengembang dan mengempis hingga terjadi proses pernafasan dengan baik. Namun, saat terjadi kondisi medis tertentu, seseorang akan mengalami kesulitan dalam menarik nafas, karena menurunnya elastisitas paru akibat adanya masalah pada paru-paru.
Inilah yang membuat pernafasan menjadi tidak maksimal
Selain menurun, kapasitas paru juga dapat meningkat, seperti kasus saat seseorang mengalami penyakit paru obstruktif. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan kapasitas paru menignkat, diantaranya PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik), cystic fibrosis, asma, dan bronkiektasis.
Inilah yang membuat udara terasa lambat saat dikeluarkan dan membuat penderitanya merasakesulitan saat menghembuskan nafas.
Metode untuk mengukur kapasitas paru-paru
Metode yang kerapkali digunakan oleh dokter untuk mengetahui kapasitas paru adalah menggunakan spirometri. Spirometri sendiri adalah tes untuk mengukur berapa banyak udara yang mampu dihembuskan dalam sekali napas menggunakan alat bernama spirometer.
Spirometri bermanfaat untuk membantu mendeteksi kondisi medis yang berkaitan dengan paru-paru dan bila dokter mencurigai sebuah kondisi dalam diri anda terkait paru-paru, seperti sesak nafas berkepanjangan yang tak kunjung reda, bahkan jika anda telah berusia 35 tahun dengan kebiasaan merokok
Kiat menjaga kapasitas paru-paru
Tak perlu khawatir berlebihan jika fungsi paru mengalami penurunan, karena ini adalah proses yang wajar seiring bertambahnya usia. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperkuat paru-paru :
- Tetaplah bergerak aktif dengan berolahraga. Berolahraga akan membuat anda aktif, terutama secara fisik. Lakukan beberapa latihan untuk memperkuat otot paru dan meningkatan kapasitasnya. Lakukan latihan seperti latihan pernafasan otot diafragma, peregangan tulang rusuk, dan pernafasan dari mulut.
- Hindari paparan asap rokok dan polusi serta mulai hidup sehat dengan stop merokok
- Hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak antioksidan
- Gunakan alat penyaring dara didalam ruangan untuk meningkatkan kualitas udara. Alat penyaring udara akan membantu mengurangi polutan, seperti asap roko, wewangian, hingga debu
- Untuk mencegah kerusakan tubuh akibat adanya infeksi pada paru, dapatkan vaksin tepat pada waktunya seperti vaksin flu dan penumonia.
- Duduklah dengan posisi tegak, karena duduk merosot hanya karena mengurangi kapasitas paru-paru. Saat duduk merosot, paru-paru akan teremas dan membuat ukurannya mengecil. Duduk tegak juga mengurangi resiko sakit punggung.
- Jangan lupa mengkonsumsi vitamin D. Vitamin D yang tinggi dikaitkan dengan fungsi paru yang lebih baik. Konsumsi daging merah, kuning telur, dan ikan untuk mendapat asupan vtamin D yang cukup
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.