Hampir sebagian orang pernah mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut, termasuk gusi berdarah. Kondisi ini biasanya disebabkan karena gigi berlubang, mengalami gesekan saat menyikat gigi terlalu kuat atau akibat penggunaan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi tetapi kurang tepat. Tetapi gusi berdarah tidak hanya karena faktor itu saja, tetapi bisa disebabkan oleh beragam faktor kesehatan yang ada di luar rongga mulut.
Mengetahui Obat Gusi Berdarah Berdasarkan Penyebabnya
Berikut ini beberapa penyakit yang mungkin bisa menjadi penyebab gusi berdarah dan pengobatan yang diperlukan untuk mengatasi gusi berdarah:
Gingivitis dan lubang gigi (cavity)
Penyakit gusi ini dapat membuat gusi menjadi berdarah dan mengalami masalah mulut lainnya akibat adanya penummpukan plak di gigi yang tidak ditangani dengan cepat. Plak yang timbul merupakan campuran dari ludah, asam, bakteri, dan sisa makanan yang menempel. Plak yang menumpuk tidak hanya membuat gusi meradang tetapi juga menyebabkan periodontis, pembusukan gigi, serta gigi berlubang.
Untuk mengobati gusi berdarah yang dialami, dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan prosedur pembersihan plak, menambal lubang pada gigi, berkumur menggunakan larutan air garam atau obat kumur dengan kandungan hidrogen peroksida, dan melakukan terapi flouride. Namun berkumur dengan air garam tidak direkomendasikan bagi penderita tekanan darah tinggi dan pemilik gusi sensitif.
Selain itu, obat untuk mengatasi gusi berdarah akibat gingivitis (peradangan pada gusi) juga dapat diperoleh secara bebas terutama jika disertai dengan rasa sakit yang hebat. Yang terpenting untuk menghindari gusi berdarah atau masalah mulut adalah dengan selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut serta melakukan pemeriksaan yang rutin minimal dua kali ke dokter gigi dalam setahun.
Anemia
Anemia juga dapat menjadi penyebab gusi berdarah khususnya anemia pernisiosa akibat kurangnya asupan vitamin B12. Untuk mengobati anemia pernisiosa, penderita biasanya akan disuntikkan vitamin B12 dalam waktu yang ditentukan hingga kadar B12 dalam tubuh tercukupi atau dapat dianggap normal. Di samping itu, kondisi gusi berdarah juga dapat diatasi dengan meningkatkan konsumsi makanan sumber vitamin B12 atau suplemen vitamin B12. Makanan yang mengandung vitamin B12 seperti daging ayam, daging sapi, telur, dan susu.
Baca juga: Komplikasi Akibat Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Folat
Perubahan hormon selama kehamilan
Kondisi gusi berdarah juga dapat disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan karena gusi biasanya akan menjadi lebih sensitif ketika seorang wanita sedang hamil. Untuk menghindari kondisi gusi berdarah, pada saat pemeriksaan dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk merubah pola makan. Untuk menangani gusi berdarah akibat perubahan hormon saat hamil, Anda bisa langsung mengompres gusi berdarah menggunakan kain kasa yang sudah direndam dalam air es.
Defisiensi vitamin
Kekurangan vitamin C atau vitamin K juga dapat menyebabkan gusi berdarah. Hal ini bisa terjadi akibat kebiasaan jarang mengonsumsi buah dan sayur. Padahal vitamin K sangat penting dalam mencegah pendarahan, terutama pada orang yang mengonsumsi obat pengecer darah. Penggunaan obat pengecer darah hanya akan meningkatkan risiko pendarahan karena proses pembekuan darah menjadi terhambat.
Sirosis
Salah satu penyakit hati yang dapat menurunkan fungsi hati (liver) serta menimbulkan pendarahan karena tubuh mengalami kekurangan faktor pembekuan darah yang diproduksi di hati. Selain itu, sirosis juga dapat menimbulkan komplikasi lain, seperti gangguan ginjal, ensefalopati hepatik, resistensi insulin, dan varises esofagus.
Untuk mengobati sirosis, dokter harus terlebih dahulu mengetahui penyebab dan sejauh mana tingkat keparahan. Penderita sirosis mungkin akan mendapatkan obat, seperti antibiotik yng berguna dalam melawan infeksi dan penghambat beta untuk mengurangi tekanan darah vena porta (pembuluh darah yang melewati hati), menjalani tindakan cuci darah agar racun dalam tubuh dapat dibuang (sirosis yang disertai gagal ginjal), dan diet rendah protein.
Jika sirosis sudah mencapai tahap lanjut dan menggangu fungsi hati, maka operasi cangkok atau transplantasi hati dapat dipertimbangkan untuk dilakukan. Penderita sirosis juga disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol karena akan membuat penyakit bertambah parah.
Baca juga: Mengenal Sirosis
Pemfigoid
Penyakit yang termasuk dalam gangguan autoimun ini dapat menyebabkan gusi berdarah, walaupun begitu kondisi ini jarang terjadi sehingga pengobatan yang dilakukan pun hanya untuk meredakan gejala-gejala yang muncul.
Salah satu jenis penyakit yang paling sering muncul adalah pemfigoid bulosa yang menyerang kulit dan bisa juga mengenai mukosa mata dan mulut. Gejala yang ditimbulkan adalah lepuhan yang berisi cairan bening, terkadang menyebabkan rasa gatal atau nyeri jika lepuhan pecah dan ruam kemerahan di area sekitar. Untuk mengatasi hal ini, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi obat seperti kortikosteroid, obat penekan sistem imun tubuh, dan antibiotik.
Gangguan pembekuan darah
Gusi berdarah juga dapat disebabkan oleh gangguan pembekuan darah karena jumlah trombosit yang rendah atau kurangnya faktor pembekuan darah. Hal ini mengakibatkan pendarahan tidak terhenti saat Anda mengalami luka bahkan pendarahan spontan dapat terjadi. Penderita yang memiliki penyakit Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP), leukimia, dan kekurangan faktor V sangat rentan terhadap gangguan pembekuan darah.
Selain gusi berdarah, gejala lain yang dapat ditimbulkan antara lain mudah memar, mimisan, dan pendarahan yang tidak normal. ITP juga bisa disertai dengan adanya bintik merah pada kulit (petechiae), feses atau urine berdarah, dan pendarahan yang sulit dihentikan setelah luka atau operasi.
Untuk menangani gusi berdarah, obat yang diberikan akan disesuaikan dengan penyakit yang menjadi penyebabnya, seperti kortikostreoid, infus imunoglobin (IVIG), tranfusi darah atau fresh frozen plasma, serta kemoterapi guna membasmi sel-sel kanker pada leukimia.
Di samping itu, Anda perlu menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara mengurangi konsumsi makanan yang memiliki kadar gula tinggi, lebih sering mengonsumsi buah dan sayur, serta menyikat gigi dengan gerakan yang tidak terlalu keras agar terhindar dari gusi berdarah.
Jika kondisi gusi tidak mengalami perbaikan, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. Walaupun jarang terjadi, gusi berdarah mampu membuat penderita menjadi kesulitan dalam berbicara atau makan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.