Bagi sebagian masyarakat Indonesia, pembicaraan mengenai seks masih dianggap sebagai topik tabu. Padahal edukasi seks (sex education) seharusnya sudah dimiliki oleh anak-anak menjelang usia remaja di mana mereka akan memasuki masa puber. Hal yang penting diketahui untuk memberikan pemahaman tepat mengenai seks.
Budaya Indonesia yang masih belum terbuka mengenai topik seks mengakibatkan minimnya informasi perilaku seksual masyarakat. Karenanya, Honestdocs melakukan survei terhadap 6.877 responden dari berbagai kategori usia dan jenis kelamin untuk mengetahui perilaku seksual masyarakat Indonesia termasuk frekuensi dalam berhubungan intim dan masturbasi.
Dalam sepekan, hasil survei terhadap 6.877 responden yang diwakili oleh responden wanita sebesar 54% dan pria 46% dengan dominasi responden rata-rata berusia di antara 18-34 tahun cukup memberikan gambaran perilaku seksual masyarakat Indonesia saat ini.
Perilaku seks berdasarkan usia
Secara umum, untuk mengetahui apakah para responden pernah melakukan hubungan seks atau tidak, hasil survei Honestdocs terbagi menjadi beberapa kategori. Termasuk berdasarkan usia (tanpa memisahkan antara pria dan wanita). Hasilnya, sebanyak 74% responden usia 12-17 tahun menyatakan tidak aktif secara seksual, sedangkan 21% responden melakukan seks setiap hari.
Responden muda yang tidak aktif secara sosial dapat dikarenakan beberapa faktor seperti:
- Ajaran agama yang diterapkan dari kecil
- Budaya Indonesia yang belum terbuka terhadap seks
- Nilai moral yang masih kuat melekat mengenai seks sebelum menikah
Usia yang dianjurkan untuk melakukan hubungan seks adalah setelah 17 tahun karena seorang anak dianggap telah dewasa dan lebih bertanggung jawab setelah usia tersebut. Seks yang dilakukan pada usia muda dan kurang bertanggung jawab juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks, HIV, atau penyakit menular seksual lainnya, terganggunya perkembangan otak dan sistem saraf, meningkatnya risiko kehamilan yang tidak diinginkan, hingga efek psikologis negatif lainnya.
Selain itu, data juga menunjukkan bahwa banyak responden usia 18-24 dan 65 tahun ke atas tidak melakukan hubungan seksual. Sedangkan responden usia produktif (25-64 tahun) rata-rata aktif secara seksual dengan frekuensi beberapa kali dalam seminggu.
Beberapa alasan penyebab tingginya aktivitas seksual masyarakat usia produktif dapat dikarenakan oleh hal-hal berikut:
- Memiliki cukup energi
- Masih tingginya libido masing-masing pasangan
- Ingin meningkatkan keharmonisan antar pasangan
- Ingin memiliki anak
Perilaku seks berdasarkan jenis kelamin
Jika melihat perilaku aktivitas seksual baik pria maupun wanita dapat dikatakan bahwa responden usia 12-24 tahun dan di atas 65 tahun tidak aktif secara seksual. Tetapi pada usia produktif antara 25-64 tahun, rata-rata 24% responden pria beberapa kali berhubungan seks dalam seminggu.
Sementara itu, frekuensi aktivitas seks wanita meningkat ketika memasuki masa menopause yakni usia sekitar 55-65 tahun ke atas di mana 44% responden wanita melakukan hubungan seks setiap hari. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya gairah seksual karena merasa sudah tidak khawatir akan terjadinya kehamilan walaupun tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Baca juga: Apakah seks saat menopause tetap bisa orgasme?
Aktivitas seksual berdasarkan provinsi
Berdasarkan hasil survei Honestdocs, terdapat 3 provinsi dengan masyarakat yang paling sering melakukan hubungan seks, baik setiap hari maupun 2-3 seminggu, yakni di Sulawesi Tenggara (60%), Papua (50%), dan Bali (46%). Sementara itu, Sumatera Barat, Papua Barat, dan NTT menjadi 3 wilayah di Indonesia dengan rata-rata 23% responden kurang aktif berhubungan seksual.
Beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi kebiasaan aktivitas seks adalah adanya pilihan kegiatan atau aktivitas hiburan lain, pengetahuan seputar seks (sex education), tingkat pendidikan, serta faktor budaya yang masih kental di sebagian wilayah Indonesia.
Menurut hasil survei Honestdocs terhadap 6.877 responden, Papua, Sulawesi Tenggara, dan Kep. Riau merupakan provinsi dengan responden yang paling sering melakukan masturbasi. Sebanyak 53% responden Papua cukup sering melakukan masturbasi dalam rentang waktu seminggu. Sementara itu, provinsi Kalimantan Tengah, Jambi, dan NTB merupakan 3 wilayah provinsi di Indonesia yang respondennya paling jarang melakukan masturbasi.
Jika diperhatikan, hasil survei antara perilaku responden dalam masturbasi maupun hubungan seksual menunjukkan 6 dari 10 provinsi dengan jumlah responden yang paling banyak melakukan masturbasi juga terdaftar sebagai provinsi dengan jumlah responden yang cukup tinggi dalam melakukan hubungan seks, di antaranya Papua, Sulawesi Tenggara, Kep. Riau, Maluku, Aceh, dan Sulawesi Selatan.
Frekuensi aktivitas seksual penduduk Jakarta vs non-Jakarta
Jika membandingkan perilaku aktivitas seksual masyarakat Jakarta dengan non-Jakarta, baik yang melakukan masturbasi maupun hubungan seks didapatkan data keduanya yang tidak berbeda jauh.
Dilihat dari grafik, frekuensi berhubungan seks masyarakat Jakarta secara keseluruhan tidak berbanding jauh dengan responden non-Jakarta, 14% responden Jakarta yang melakukan hubungan seks setiap hari, sementara 19% responden non-Jakarta berhubungan seks setiap hari.
Begitupun dengan beberapa frekuensi masturbasi yang dilakukan responden Jakarta dan non-Jakarta yang tidak berbeda jauh di mana sekitar 45% responden sama-sama tidak melakukan masturbasi selama seminggu. Sementara itu, 14% responden lain baik penduduk Jakarta maupun non-Jakarta aktif melakukan masturbasi selama beberapa kali dalam seminggu.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.