Kebiasaan rutin menikmati buah dan sayur setiap hari menjadi salah satu faktor penting guna menunjang kesehatan. Namun, terkadang muncul pertanyaan mengenai cara terbaik dalam menikmatinya. Apakah harus mengupas kulitnya lebih dahulu atau dinikmati beserta kulitnya, mana yang paling baik?
Sebagai bahan pertimbangan, mari simak penjelasan mengenai keunggulan juga dampak negatif yang mungkin timbul dari konsumsi buah dan sayur beserta kulitnya berikut ini!
Apa Keunggulan Menikmati Buah dan Sayur Beserta Kulitnya?
Beberapa jenis buah dan sayuran yang sewajarnya dapat dinikmati beserta kulitnya seperti apel, pir, anggur, terong, wortel, kentang atau labu siam mampu memberikan vitamin dan mineral yang jauh lebih tinggi ketika dikonsumsi beserta kulitnya.
Misalnya pada apel dan kentang. Apel beserta kulitnya menyediakan 332% vitamin K, 142% vitamin A, 115% vitamin C, 20% kalsium dan 19% potasium yang lebih tinggi dibandingkan apel yang telah di kupas.
Begitupun dengan kentang. Kentang yang direbus beserta kulitnya, menyediakan 175% vitamin C, 115% potasium, 111% folat dan 110% magnesium dan fosfor yang lebih besar dibandingkan kentang rebus yang telah di kupas kulitnya.
Disamping itu, hingga 31% dari total jumlah serat dalam sayuran dapat ditemukan di kulitnya. Bahkan kabarnya pada kulit buah terkandung senyawa antioksidan yang 300 kali lipat lebih tinggi dibandingkan di dalam daging buahnya itu sendiri. Menarik sekali bukan?
Adakah Dampak Negatif Akibat Konsumsi Kulit Buah dan Sayur?
Pada dasarnya, konsumsi kulit buah maupun sayur tidak memberikan dampak negatif pada tubuh. Justru sebaliknya, kulit buah dan sayur menyediakan berbagai nutrisi yang begitu besar bagi tubuh. Namun seperti yang kita ketahui, umumnya petani mengunakan pestisida pada produk hortikultura yang ditanamnya. Dengan tujuan mengurangi kerusakan dan meningkatkan hasil panen.
Belum lagi jika buah dan sayur yang dikonsumsi merupakan hasil impor. Pasalnya, buah dan sayur impor dicurigai mengandung berbagai residu atau bahan kimia berbahaya seperti formalin dan zat pewarna. Tujuannya tak lain demi menjaga keawetannya.
Celakanya, bila zat ini terus dikonsumsi dalam jangka panjang maka dapat menimbulkan efek berbahaya, seperti keracunan pada alat-alat reproduksi, mutasi genetik hingga kanker. Bila masuk ke tubuh ibu hamil atau menyusui, maka berisiko tinggi mengancam kesehatan ibu terlebih pada bayinya.
Mencuci memang dapat menyingkirkan residu pestisida yang menempel pada permukaan kulit buah. Namun berdasarkan hasil penelitian terbaru, mengupas kulit buah atau sayur merupakan cara terbaik dalam menyingkirkan pestisida dan berbagai residu lainnya.
Lantas Mana Cara yang Paling Baik?
Kulit buah juga sayur memiliki banyak nutrisi termasuk serat tinggi yang baik untuk kesehatan sistem pencernaan dan senyawa antioksidan yang mampu menangkal efek radikal bebas. Jadi menikmati buah dan sayur beserta kulitnya menjadi cara terbaik guna memetik hasil maksimal dari berbagai kandungan nutrisi didalamnya.
Dengan catatan, pilihlah buah dan sayur organik-non pestisida. Cirinya tampilan buah atau sayur nampak tidak sempurna, acap kali terdapat lubang-lubang bekas gigitan ulat dan cepat membusuk. Curigai apabila tampilannya nampak begitu mengkilap, terlihat kencang dan segar meski sudah lama di simpan.
Jangan lupa untuk mencuci bersih buah maupun sayur yang hendak di konsumsi di bawah air mengalir sebelum menikmatinya secara langsung. Untuk sayuran tertentu seperti kembang kol atau brokoli, sebaiknya direndam dahulu selama 5 menit dengan larutan garam.
Perhatikan pula cara mengolahnya, terutama untuk sayuran. Cara terbaik mengolah sayuran yakni dengan cara mengukusnya sebentar. Cara terbaik kedua adalah dengan memanggangnya bersama aluminium foil atau daun pisang.
Bila memang ingin merebusnya, maka jangan terlalu lama. Kemudian potonglah sayur setelah di rebus guna meminimalisir terbuangnya vitamin bersama air rebusan.
Masih ragu untuk menikmati buah dan sayur beserta kulitnya? Maka jangan segan untuk mengupas kulitnya bila dirasa lebih aman.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.