Waspadai Tumor Pada Lapisan Otak
Apakah Anda tahu perbedaan antara tumor dan kanker? Keduanya adalah pertumbuhan sel tubuh yang tidak terkendali, tetapi yang membedakan keduanya adalah tingkat keganasannya. Jika kanker adalah pertumbuhan sel yang ganas dan sering menyebabkan komplikasi dan kematian pada penderitanya, berbeda dengan tumor yang merupakan pertumbuhan sel yang umumnya tidak berbahaya bagi kesehatan secara keseluruhan.
Tumor dan kanker bisa muncul dalam banyak bentuk dan bisa terjadi pada siapa saja dan pada usia berapa saja. Salah satu contoh tumor yang mungkin tidak Anda ketahui adalah meningioma. Meningioma adalah sejenis tumor yang berkembang dari lapisan meninges.
Meninges adalah lapisan yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Kebanyakan meningioma (90%) dikategorikan sebagai tumor jinak, dan 10% sisanya adalah tumor ganas. Dalam banyak kasus, meningioma adalah tumor jinak yang tumbuh perlahan.
Meningioma dapat berkembang dan mencapai ukuran yang relatif besar sebelum menimbulkan gejala apapun. Meningioma menyumbang terjadinya sekitar 27% tumor otak primer, menjadikannya tumor otak yang paling sering terjadi.
Penyebab Meningioma
Seperti kebanyakan tumor lainnya, faktor tunggal yang menyebabkan terjadinya meningioma masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan terjadinya meningioma. Meningioma paling sering terjadi pada orang berusia antara 40 hingga 70 tahun, dan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
Meningioma sangat jarang terjadi pada anak-anak, dari keseluruhan kasus, kasus anak-anak terhitung hanya 1,5% dari total kasus keseluruhan. Walaupun tidak banyak faktor risiko yang terkait dengan perkembangan meningioma, tetapi ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya meningioma seperti:
- Mengalami trauma sebelumnya - Sebenarnya, hubungan antara trauma dan risiko terjadinya meningioma tidak sepenuhnya dipahami. Pada beberapa kasus, meningioma sering terjadi pada daerah bekas luka pada trauma kepala.
- Radiasi - Paparan radiasi dilaporkan meningkatkan risiko terjadinya meningioma
- Predisposisi genetik - Orang dengan kelainan genetik yang dikenal sebagai neurofibromatosis tipe 2 (Nf2) lebih mungkin terkena meningioma.
- Sakit kepala
- Penglihatan kabur
- Kejang
- Perasaan kebas pada tangan atau kaki atau area tubuh tertentu
- Lengan atau kaki yang terasa lemas
- Kesulitan berbicara
- Observasi - Jika meningioma hanya berukuran kecil dan tanpa gejala pada seseorang di atas 65, maka kemungkinan meningioma hanya perlu diamati. Observasi membutuhkan CT scan atau MRI dengan kontras. Biasanya, meningioma asimtomatik (tanpa gejala) dapat diamati untuk jangka waktu 3 hingga 12 bulan sebelum keputusan pengobatan definitif dibuat.
- Bedah - Pembedahan adalah pengobatan utama yang dilakukan untuk mengobati meningioma, pembedahan disesuaikan dengan ukuran dan lokasi tumor. Pembedahan dilakukan dengan mengangkat tumor.
- Radioterapi - Beberapa penelitian terbaru menunjukkan radioterapi bisa mengendalikan pertumbuhan tumor hingga 50 hingga 90%. Bentuk radioterapi fokal yang lebih baru (seperti radiosurgery, radioterapi stereotactic, atau radioterapi termodulasi intensitas) juga efektif dan meminimalkan efek radiasi pada jaringan otak sekitarnya.
Gejala pada Meningioma
Tidak semua orang yang terkena meningioma akan menunjukan gejala , terutama jika meningioma yang mereka miliki hanya berukuran kecil. Namun jika meningioma tersebut berukuran besar, maka gejala yang biasanya ditemukan berupa :
- Sakit kepala
- Penglihatan kabur
- Kejang
- Perasaan kebas pada tangan atau kaki atau area tubuh tertentu
- Lengan atau kaki yang terasa lemas
- Kesulitan berbicara
Diagnosis Meningioma
Dokter akan menjalankan tes pencitraan otak melalui MRI atau CT scan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui posisi dan ukuran tumor.
Bila dokter meragukan tumor jinak atau ganas, maka langkah selanjutnya dengan dokter bedah saraf akan dilakukan yaitu dengan tes biopsi (mengambil sebagian atau seluruh tumor untuk dianalisa).
Bagaimana saya bisa mengetahui jika saya menderita Meningioma dan bagaimana cara mengobatinya?
Untuk mengetahui apakah Anda menderita meningioma, Anda harus memeriksakan diri Anda ke dokter. Jika Anda memiliki gejala seperti di atas disertai dengan adanya benjolan pada daerah kepala, segera periksakan diri Anda ke dokter untuk mendapatkan kepastian akan penyakit yang Anda derita dan menentukan langkah selanjutnya yang akan Anda ambil.
Biasanya ada tiga pilihan pengobatan untuk menangani meningioma:
- Observasi - Jika meningioma hanya berukuran kecil dan tanpa gejala pada seseorang di atas 65, maka kemungkinan meningioma hanya perlu diamati. Observasi membutuhkan CT scan atau MRI dengan kontras. Biasanya, meningioma asimtomatik (tanpa gejala) dapat diamati untuk jangka waktu 3 hingga 12 bulan sebelum keputusan pengobatan definitif dibuat.
- Bedah - Pembedahan adalah pengobatan utama yang dilakukan untuk mengobati meningioma, pembedahan disesuaikan dengan ukuran dan lokasi tumor. Pembedahan dilakukan dengan mengangkat tumor.
- Radioterapi - Beberapa penelitian terbaru menunjukkan radioterapi bisa mengendalikan pertumbuhan tumor hingga 50 hingga 90%. Bentuk radioterapi fokal yang lebih baru (seperti radiosurgery, radioterapi stereotactic, atau radioterapi termodulasi intensitas) juga efektif dan meminimalkan efek radiasi pada jaringan otak sekitarnya.
Apakah orang yang menderita Meningioma bisa sembuh sepenuhnya?
80% pasien melaporkan bahwa terapi yang mereka jalani berhasil dan meningkatkan kualitas hidup mereka vsetelah menjalani perawatan. Lokasi tumor di dalam otak adalah faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilan pengobatan. Karena lokasinya, jenis meningioma tertentu (konveksitas, parasagital, dan sayap sphenoid lateral) biasanya benar-benar dapat diobati dengan pembedahan, Sedangkan pada tumor yang tumbuh pada lokasi lain seperti dekat saraf mata, akan lebih sulit untuk diobati dengan pembedahan.
Pasien yang berusia lebih tua dari 65 tahun atau mereka yang dalam kesehatan yang buruk sebelum menjalani operasi mungkin akan menghadapi tantangan tambahan selama melakukan perawatan dan pemulihan.