Saat awal-awal puasa, Anda mungkin tampak bersemangat dan tidak merasa lapar saking antusiasnya menyambut bulan Ramadhan. Namun lama-kelamaan, Anda mulai merasakan tubuh gampang lemas, pusing, atau bahkan terserang penyakit lainnya. Hal ini pertanda bahwa sistem imun tubuh Anda mulai menurun.
Anda tentu tidak mau puasa jadi batal hanya karena badan terasa lemas, bukan? Lantas, bagaimana cara menjaga daya tahan tubuh saat puasa? Mari simak ulasannya berikut ini.
Kenapa tubuh gampang lemas dan sakit saat puasa?
Saat puasa, tubuh mengalami perubahan metabolisme yang cukup signifikan. Jika Anda biasanya bisa makan dan minum kapan pun Anda mau, sekarang Anda hanya boleh makan hanya pada saat sahur dan berbuka puasa saja.
Selama berjam-jam berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan maupun minuman yang cukup. Akibatnya, tubuh menggunakan simpanan karbohidrat (di hati dan otot) dan lemak sebagai cadangan energi.
Terlebih lagi, tubuh tidak dapat menyimpan air sehingga ginjal harus 'menghemat' aliran air supaya tidak cepat hilang. Namun tetap saja, tubuh akan mengeluarkan kandungan air melalui keringat atau urine.
Semakin banyak cairan tubuh yang hilang, ditambah lagi dengan cuaca yang panas, maka Anda akan semakin cepat dehidrasi. Tubuh pun terasa lemas, lelah, sakit kepala, hingga sulit berkonsentrasi.
Perubahan-perubahan inilah yang membuat organ-organ tubuh tidak dapat bekerja dengan maksimal. Alhasil, daya tahan tubuh ikut menurun, sehingga Anda rentan terkena penyakit selama puasa Ramadhan.
Berbagai cara menjaga daya tahan tubuh saat puasa Ramadhan
Tubuh lemas saat puasa bukanlah alasan untuk bermalas-malasan di rumah. Tenang, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh saat puasa Ramadhan.
Berikut ini berbagai tips menjaga daya tahan tubuh saat puasa, di antaranya:
1. Makan makanan bergizi saat sahur dan berbuka puasa
Sama seperti hari-hari biasanya, asupan nutrisi harus tetap terjaga agar tubuh tetap fit selama berpuasa Ramadhan. Pilihlah menu makanan yang sehat dan bergizi seimbang supaya sistem imun tubuh tetap optimal.
Kurma bisa menjadi salah satu menu buka puasa sehat selama bulan Ramadhan. Kurma mengandung gula alami, serat, dan berbagai mineral penting baik untuk daya tahan tubuh.
Saat berpuasa Ramadhan, hindari makanan asin atau tinggi garam saat sahur maupun berbuka puasa. Kandungan natrium dari garam dapat menarik air dalam tubuh, sehingga Anda akan lebih cepat haus saat berpuasa.
Baca Selengkapnya: Panduan Sehat Menu Buka Puasa dan Sahur
Jangan lupa seimbangkan juga dengan minum air putih yang cukup saat sahur dan berbuka puasa. Hal ini dapat membantu menggantikan cairan yang hilang saat berpuasa, sehingga tubuh Anda tetap fit dan sehat.
Selain dengan air putih, Anda juga bisa mengembalikan cairan tubuh dengan makan makanan yang mengandung banyak air, misalnya sup sayuran atau buah-buahan. Dengan begitu, Anda jadi tidak mudah dehidrasi dan daya tahan tubuh saat puasa Ramadhan tetap terjaga.
2. Tidur cukup setiap malam
Sebagai salah satu cara menjaga daya tahan tubuh saat puasa, pastikan Anda tidur cukup setiap malam. Kurang tidur dapat meningkatkan hormon kortisol, yaitu hormon yang dapat memicu stres dan peradangan dalam tubuh. Semakin berkurang waktu tidur Anda, maka daya tahan tubuh akan cepat menurun dan mudah sakit.
Selama puasa Ramadhan, jam tidur Anda mungkin mengalami sedikit perubahan karena Anda harus bangun lebih pagi untuk sahur. Sebagai solusinya, aturlah jam tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.
Durasi tidur yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 7-8 jam. Setel alarm Anda supaya bisa memenuhi durasi tidur tersebut. Salah satu cara mudahnya, usahakan untuk tidur lebih awal agar Anda lebih mudah bangun saat sahur.
Baca Juga: Durasi dan Waktu Tidur yang Baik untuk Kesehatan
3. Olahraga teratur
Siapa bilang kalau puasa makan juga berarti Anda harus puasa olahraga? Justru, olahraga dapat membantu sebagai cara menjaga daya tahan tubuh saat puasa Ramadhan, lho!
Olahraga secara teratur dapat meningkatkan produksi sel T, sejenis sel darah putih yang bertugas menjaga daya tahan tubuh dari infeksi. Semakin rajin Anda berolahraga, maka semakin banyak pula jumlah sel darah putih yang dihasilkan. Tubuh Anda tentu akan lebih kuat dan tidak mudah jatuh sakit.
Pilihlah jenis olahraga ringan yang Anda sukai, misalnya berjalan kaki, jogging, bersepeda, dan sebagainya. Hindari olahraga intensitas tinggi saat puasa karena bisa membuat tubuh lebih gampang capek.
Olahraga lari, misalnya, dapat melemahkan fungsi kekebalan tubuh. Alih-alih menyehatkan, tubuh malah jadi rentan terkena infeksi karena kelelahan.
4. Hindari stres
Merasa sulit fokus saat di sekolah atau kantor? Kemungkinan Anda sedang stres. Hati-hati, stres bisa jadi salah satu penyebab turunnya daya tahan tubuh saat puasa.
Sebuah studi tahun 2004 menunjukkan bahwa stres jangka pendek dapat mengganggu daya tahan tubuh. Bila dibiarkan terus-menerus, stres berkepanjangan dapat merusak sistem imun tubuh dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit.
Untuk menjaga daya tahan tubuh saat puasa Ramadhan, hindari hal-hal yang dapat memicu stres. Pulihkan pikiran Anda dengan aktivitas yang menyenangkan seperti meditasi, yoga, mendengarkan musik, atau sekadar jalan-jalan ke taman. Hal ini juga dapat membantu merangsang produksi hormon endorfin, yaitu hormon bahagia yang ampuh mengurangi rasa sakit.
5. Minum vitamin
Suplemen vitamin dapat membantu menjaga daya tahan tubuh saat puasa. Terlebih bila Anda termasuk orang yang gampang sakit, maka dokter mungkin akan menyarankan vitamin C untuk Anda.
Vitamin C memiliki sifat antioksidan yang efektif menjaga daya tahan tubuh saat puasa Ramadhan. Jenis vitamin ini juga dapat meningkatkan produksi sel darah putih untuk melawan infeksi.
Dengan melakukan berbagai cara di atas, dijamin sistem kekebalan tubuh Anda akan tetap optimal layaknya hari-hari sebelum bulan Ramadhan. Anda pun bisa menjalani puasa Ramadhan dengan lancar dan sehat.
Baca Selengkapnya: Buah Pilihan yang Mengandung Vitamin C Terbanyak
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.