Menstruasi adalah siklus bulanan yang dialami oleh setiap wanita. Bagi masyarakat Indonesia sendiri keluarnya darah haid sering dikaitkan dengan darah kotor karena warnanya yang agak kehitaman. Tentu saja pernyataan tersebut tidak benar.
Pengertian darah kotor bukanlah darah yang mengandung kotoran atau berwarna keruh. Untuk mengetahui apa itu darah kotor dan kaitannya dengan kesehatan tubuh. Simak ulasan lengkapnya dibawah ini.
Darah Menstruasi Bukanlah Darah Kotor
Proses pendarahan pada vagina yang memiliki siklus tetap setiap bulannya ini sering diartikan sebagai pengeluaran darah kotor. Padahal darah haid sama dengan darah yang keluar saat Anda mengalami luka. Jadi anggapan bahwa darah menstruasi adalah darah kotor adalah fakta yang keliru. Mengenai gumpalan berwarna hitam atau cokelat yang ada pada darah haid, itu merupakan hasil peluruhan dinding rahim.
Haid terjadi ketika pembuluh darah yang terdapat pada lapisan dinding rahim meluruh dan keluar melalui vagina. Apabila selama proses ovulasi, sel telur tidak dibuahi oleh sperma maka kondisinya akan larut dan keluar bersama dengan darah haid. Saat mengalami menstruasi, kadar estrogen dan progesteron juga mengalami penurunan.
Kasus yang sering terjadi adalah Anda merasa lemas saat haid. Hal ini disebabkan karena tubuh kehilangan pasokan darah bersih yang mengandung hemoglobin. Akibatnya kadar zat besi dalam tubuh menjadi berkurang dan inilah yang membuat Anda merasa pusing saat siklus menstruasi tiba.
Perbedaan Darah Kotor dan Darah Bersih
Banyak wanita yang tak mengenal definisi dari darah kotor sebenarnya. Secara medis perbedaan keduanya berdasarkan pada kandungan oksigen di dalamnya. Darah bersih memiliki kandungan oksigen lebih banyak. Sementara darah kotor kandungan karbondioksidanya lebih tinggi. Darah yang berasal dari jantung akan mengalir menuju paru-paru untuk menghasilkan oksigen. Selanjutnya darah akan dialirkan lagi ke jantung dan seluruh tubuh.
Bilik kanan jantung bertugas untuk memompa darah kotor yang akan mengalir ke paru-paru melewati arteri pulmonalis. Paru-pari selanjutnya akan mengikat oksigen agar darah bersih bisa dialirkan ke jantung dan seluruh tubuh.
Masalah hipoksemia akan terjadi jika kadar oksigen dalam darah sangat rendah. Kondisi ini menyebabkan paru-paru kekurangan oksigen untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Hipoksemia dapat mengganggu kinerja berbagai organ tubuh termasuk fungsi jantung, hati, otak, dan lain sebagainya. Adapun gejala yang akan Anda alami bila kadar oksigen dalam darah rendah diantaranya adalah:
- Badan terasa lemas
- Mengalami kondisi gelisah dan linglung
- Kondisi paru-paru terasa sesak
- Detak jantung meningkat
- Timbul rasa nyeri pada dada
Kelebihan darah kotor tidak hanya dialami oleh wanita, laki-laki pun bisa mengalami berbagai gejala yang disebutkan diatas. Penyebab darah kotor sangat beragam, mulai dari kurang konsumsi air mineral, penerapan diet yang tidak tepat, kurang istirahat, dan polusi lingkungan. Selain itu makanan cepat saji juga memicu timbunan darah kotor pada tubuh.
Peredaran darah yang tak lancar karena kekurangan oksigen tersebut bisa memicu penyebaran penyakit seperti gangguan kulit, penyakit inflamasi, penyakit autoimun, gangguan memori, perubahan hormonal, komplikasi gastrointestinal, dan kanker.
Jadi saat Anda menstruasi dan merasa sakit kepala serta badan lemas, itu bukan disebabkan karena darah kotor melainkan kadar hemoglobin yang menurun. Darah kotor merupakan kondisi yang cukup berbahaya karena menyebabkan aliran darah tak lancar. Selain itu juga bisa menimbulkan masalah kesehatan yang cukup mematikan seperti kanker.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.