Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang berbahaya dan penyakit dengan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Ketika penyakit TBC terbukti semakin berbahaya, beberapa mitos tentang penyakit tersebut telah menyebar.
Dalam upaya untuk membersihkan beberapa kesalahpahaman tentang penyakit TBC, komunitas medis bekerja untuk mendidik dan menginformasikan tentang penyakit TBC. Berikut adalah fakta-fakta mengenai penyakit TBC yang harus Anda ingat, dan mitos yang harus dihindari.
Mitos: TBC Merupakan Penyakit Genetik
Penyakit TBC tidak ada hubungannya dengan genetik. TBC tidak diturunkan dari anggota keluarga ke anggota keluarga lainnya. TBC sebenarnya merupakan penyakit yang ditularkan melalui udara sehingga dapat ditularkan melalui partikel di udara ketika orang yang terinfeksi TBC batuk atau bersin.
Jika seseorang dalam keluarga Anda terinfeksi TBC maka Anda juga berisiko terinfeksi. Hanya karena Anda berada di ruang yang sama dengan orang yang terinfeksi TBC untuk waktu yang lama, penyakit tersebut bukan disebabkan karena alasan genetik.
Alasan mengapa begitu banyak orang mengira penyakit TBC adalah penyakit genetik karena biasanya penyakit TBC menyebar ke orang lain yang secara fisik dekat dengan Anda khususnya dalam anggota keluarga.
Mitos: Penyakit TBC Tidak Dapat Disembuhkan
Penyakit TBC dapat disembuhkan sepenuhnya, selama seseorang dengan TBC meminum obat lengkap dan rutin sesuai yang telah disarankan oleh dokter atau penyedia layanan kesehatan.
Mitos: Semua Penderita Penyakit TBC Menular
Sebenarnya ada beberapa jenis TBC yang berbeda. Karena variasi tersebut, hanya sepertiga dari pasien TBC (kebanyakan dengan TB paru-paru) yang infektif.
Setelah empat hingga delapan minggu menjalani perawatan yang tepat, banyak pasien menjadi tidak infeksius. Hal tersebut dapat membantu mengurangi risiko terkena TBC untuk semua orang di sekitar orang tersebut.
Mitos: TBC Hanyalah Penyakit Paru-paru
Walaupun TBC memang muncul sebagian besar sebagai penyakit paru-paru, namun infeksi TBC dapat menyebar melalui darah dari paru-paru ke semua organ dalam tubuh Anda.
Hal tersebut berarti bahwa Anda dapat mengembangkan penyakit TBC di pleura (pembungkus paru-paru), di tulang, saluran kemih dan organ seksual, usus dan bahkan di kulit.
Mitos: Hanya Orang dengan HIV yang Dapat Mengalami TBC
Orang sering mengaitkan penyakit TBC dengan HIV. Walaupun benar bahwa Anda lebih berisiko terkena TB jika memiliki HIV (HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi oportunistik, seperti TB), namun hal tersebut tidak berarti bahwa semua orang dengan penyakit TBC mengalami HIV. Penyakit TBC dapat menyerang siapa pun.
Mitos: Hanya Orang Miskin yang Dapat Terinfeksi HIV
TBC bukanlah penyakit orang miskin. Kurangnya perawatan kesehatan yang layak, perumahan, ruang dan sanitasi membuat orang berisiko tertular TBC dan menginfeksi orang-orang yang dekat mereka.
Penyakit TBC di Indonesia terbanyak ditemukan pada kelompok orang berusia produktif (25-34 tahun) yang tidak bersekolah dan yang tidak bekerja, tapi faktor risiko TBC itu sendiri tidak ada hubungannya dengan kondisi ekonomi seseorang.
Mitos: Tidak Ada Gejala Berarti Tidak Terinfeksi TBC
Seseorang dengan penyakit TBC dapat memiliki gejala-gejala seperti nyeri dada, batuk dalam waktu lama misal lebih dari dua minggu, keringat malam, merasa lelah atau lemah, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan yang tak terduga atau batuk darah.
Namun, seseorang dengan penyakit TBC juga dapat merasa sangat sehat atau menunjukkan gejala yang lebih sedikit. Jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut dan Anda merasa telah terpajan dengan infeksi TBC, bicarakan dengan dokter Anda tentang mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Mitos: Anda Tidak Dapat Mengalami Penyakit TBC Lebih dari Satu Kali
Sembuh dari penyakit TBC tidak membuat Anda kebal terhadap penyakit tersebut. Anda masih bisa terinfeksi lagi. Selain itu, selalu pastikan bahwa Anda menyelesaikan pengobatan jika Anda sedang dirawat karena terinfeksi TBC, bahkan ketika Anda tidak menunjukkan gejala apapun.
Mitos: Jangan Berbagi Makanan atau Alat Makan dengan Penderita TBC
Anda mungkin sering mendengarkan saran dari orang sekitar, untuk menjauhi pengidap TBC agar tidak ikut tertular. TBC memang menular, tapi hal tersebut bukan alasan untuk mengasingkan para pengidap penyakit TBC dari lingkungan masyarakat.
Siapa pun dapat tertular TBC, namun penyakit TBC tidak menyebar melalui sentuhan, pelukan, atau berpegangan tangan. Jika Anda berada di luar ruangan, maka Anda juga kemungkinan kecil akan terinfeksi oleh bakteri TBC karena ketika orang yang terinfeksi batuk di luar ruangan, kuman-kuman dapat dihancurkan di udara. Kuman lebih mungkin hilang oleh angin atau terbunuh oleh sinar matahari.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.