Mukolitik (mucolytic) adalah salah satu jenis obat batuk yang digunakan sebagai obat pengencer dahak yang kental agar mudah dikeluarkan. Obat batuk mukolitik ini bekerja dengan cara melepas ikatan gugus sulfidril pada mucoprotein dan mukopolisakarida sehingga menurunkan viskositas mucus.
Ketika obat pengencer dahak bekerja, tekstur dahak sudah tidak bersifat kental dan akan lebih mudah dikeluarkan dari tenggorokan sehingga membuat saluran pernapasan menjadi lebih lancar dan bebas dari dahak yang menghambat. Obat mukolitik juga bisa membantu mengurangi eksaserbasi pada sejumlah kondisi tertentu, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan batuk produktif kronis.
Jenis obat batuk mukolitik
Obat batuk mukolitik biasanya tersedia dalam bentuk tablet atau larutan cair (liquid solution). Obat pengecer dahak ini biasanya digunakan secara oral melalui mulut atau untuk inhalasi. Berikut ini beberapa obat batuk golongan mukolitik:
- Ambroxol
- Erdosteine
- Acetylcysteine
- Bromhexin
- Carbocysteine
- Mecysteine
- Guiafenesin
- Iodinated glycerol
- Dornasealfa
Manfaat obat batuk mukolitik
Manfaat obat batuk mukolitik, di antaranya:
- Sebagai sekretolitik pada gangguan saluran napas akut dan kronis seperti: emfisema, radang paru kronis, bronkiektasis, eksaserbasi bronkitis kronis dan akut, bronkitis asmatik, asma bronkial yang disertai kesukaran pengeluaran dahak, serta penyakit radang rinofaringeal
- Untuk pengobatan kondisi hipersekresi mukus yang kental dan tebal pada saluran pernapasan
- Sebagai mukolitik untuk meredakan batuk berdahak (obat pengencer dahak)
- Sebagai pembasah pada afeksi saluran nafas akut dan kronis
- Sediaan Inhalasi uap dengan drainase postural efektif pada bronkiektasis dan beberapa kasus bronkritis kronik
- Obat batuk mukolitik juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit tenggorokan
Kontraindikasi
- Jangan menggunakan obat batuk mukolitik untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap obat-obat yang termasuk agen mukolitik
- Erdosteine tidak boleh diberikan pada penderita sirosis hati dan kekurangan enzim crystathionine sintetase, fenilketonuria (hanya pada granul), pasien gagal ginjal (dengan klirens keratin < 25 ml / menit).
- Carbocysteine tidak boleh diberikan untuk pasien penderita ulkus peptik aktif. Obat lainnya harus diberikan dengan hati-hati karena semua agen mukolitik dapat merusak sawar mukosa lambung.
Dosis obat batuk mukolitik
Berikut ini beberapa panduan penggunaan atau dosis obat batuk mukolitik, antara lain:
Ambroxol
- Kapsul lepas lambat :
Dewasa, 1 x sehari 75 mg, sesudah makan
- Tablet :
Dewasa dan anak usia ≥ 12 tahun, 1 tablet 30 mg 2-3 x sehari
Anak usia 6-12 tahun : ½ tablet 2-3 x sehari
- Drops 15 mg / ml (1 ml = 20 tetes) :
Anak usia ≤ 2 tahun, 0.5 ml (10 tetes) 2 x sehari. Dapat dicampur dengan sari buah, susu atau air
- Sirup 15 mg / 5 ml (1 sendok takar = 5 ml) :
Anak usia 6-12 tahun : 2-3 x sehari 1 sendok takar
Anak usia 2-6 tahun : 3 x sehari ½ sendok takar
Anak usia ≤ 2 tahun : 2 x sehari ½ sendok takar
Acetylcysteine
- Nebulasi 1 ampul 1-2 x sehari. Obat diberikan selama 5-10 hari
Bromhexin
- Sirup 4 mg/5 mL (1 sendok takar=5 ml) :
Dewasa dan anak-anak usia > 10 tahun : 3 x sehari 2 sendok takar
Anak usia 5-10 tahun : 3 x sehari 1 sendok takar
Anak usia 2-5 tahun : 2 x sehari 1 sendok takar
- Tablet 8 mg :
Dewasa dan anak usia > 10 tahun : 1 tablet 3 x sehari
Anak usia 5-10 tahun : ½ tablet 3 x sehari
Anak usia 2-5 tahun : ½ tablet 2 x sehari
Carbocysteine
- Dewasa, dosis awal 750 mg 3 x sehari, selanjutnya 1.5 g/hari dalam dosis terbagi
- Anak usia 2-5 tahun, 62.5-125 mg 4 x sehari
- Anak usia 6-12 tahun, 250 mg 3 x sehari
Erdosteine
- Dewasa : 150-350 mg 2-3 x sehari
- Anak dengan berat badan antara 15-19 kg : 175 mg 2 x sehari
- Anak dengan berat badan antara 20-30 kg : 175 mg 3 x sehari
- Anak dengan berat badan > 30 kg : 350 mg 2 x sehari
Mecysteine
- Dewasa, 200 mg 4 x sehari selama 2 hari, selanjutnya 200 mg 3 x sehari selama 6 minggu, selanjutnya 200 mg 2 x sehari
- Anak usia > 5 tahun, 100 mg 3 x sehari
Efek samping obat batuk mukolitik
Berikut adalah beberapa efek samping obat batuk mukolitik yang umum terjadi:
- Obat batuk mukolitik mempunyai efek samping pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, rasa penuh di perut, dan nyeri pada ulu hati
- Efek samping yang lebih serius tetapi jarang terjadi misalnya reaksi alergi seperti kulit kemerahan, bengkak pada wajah, dispnea, sesak nafas dan demam
- Efek samping obat batuk mukolitik acetylcysteine dapat terjadi pada penggunaan sistemik seperti reaksi hipersensitif seperti urtikaria dan bronkospasme (jarang terjadi)
- Efek samping pada penggunaan aerosol inhalasi seperti iritasi nasofaringeal dan saluran cerna seperti pilek (rinore), stomatitis, mual, muntah
- Bromheksin pernah dilaporkan menyebabkan efek samping berupa sakit kepala, vertigo, keringat berlebih, ruam kulit, serta kenaikan enzim transaminase
- Khusus untuk obat batuk mukolitik erdosteine sampai saat ini belum ditemukan adanya efek pada saluran pencernaan dan efek sistemik. Namun, karena umumnya obat golongan mukolitik dapat merusak sawar mukosa lambung maka penggunaannya pada penderita ulkus peptik akut harus hati-hati
- Efek samping obat batuk mukolitik mecysteine bisa menimbulkan rasa sensasi terbakar pada jantung
Interaksi obat
Berikut adalah interaksi obat-obat agen mukolitik dengan obat-obat lain :
Ambroxol :
- Jika diberikan bersamaan dengan antibiotik seperti amoxicillin, cefuroxim, erythromycin, dan doxycycline, konsentrasi antiobiotik-antibiotik tersebut di dalam jaringan paru meningkat.
- Obat ini juga sering dikombinasikan dengan obat-obat standar untuk pengobatan bronkitis seperti glikosida jantung, kortikosteroid dan bronkospasmolitik.
Bromhexin :
- Pemberian bersamaan bromhexin dengan antibiotik seperti amoxicillin, cefuroxim, erythromycin, dan doxycycline akan meningkatkan konsentrasi antibiotik-antibiotik tersebut.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan pasien saat menggunakan obat batuk mukolitik, antara lain:
- Obat batuk mukolitik sebaiknya tidak digunakan oleh ibu hamil terutama pada trimester pertama kehamilan
- Keamanan pemakaian obat batuk mukolitik untuk ibu menyusui belum diketahui dengan jelas. Oleh karena itu, pemberian obat-obat ini untuk ibu menyusui sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter
- Obat batuk mukolitik sebaiknya dikonsumsi setelah makan atau bersama makanan karena diketahui bisa merusak sawar mukosa lambung
- Ambroxol tidak boleh digunakan untuk jangka waktu yang lama tanpa resep dokter. Jika digunakan oleh pasien penderita insufisiensi ginjal, maka akumulasi dari metabolit ambroxol dapat terbentuk di hati (liver)
- Acetylcysteine sebaiknya tidak digunakan oleh pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan sekret atau penderita asma bronkial, sebaiknya pilih obat batuk mukolitik lainnya
- Erdostein memiliki bentuk formulasi granul sehingga harus digunakan secara hati-hati untuk penderita diabetes mellitus, sebaiknya dipilih obat batuk mukolitik lainnya
- Obat batuk mukolitik harus dihentikan penggunaannya jika tidak memberikan manfaat atau perbaikan kondisi setelah 4 minggu pemakaian
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.