Menjadi penderita diabetes tidak berarti harus menghentikan keinginan Anda untuk makan camilan di sela-sela waktu senggang. Untuk menghindari kadar gula naik, Anda hanya perlu memperhatikan jenis camilan yang sehat dan tepat untuk penderita diabetes.
Jenis camilan sehat untuk penderita Diabetes
Makanan yang Anda konsumsi sebagai camilan sebaiknya mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, lemak dan karbohidrat. Perlu juga Anda perhatikan porsi dan menu makanan yang Anda konsumsi apakah sesuai rekomendasi untuk Anda penderita diabetes.
Untuk mengetahui jenis camilan apa saja yang cocok dan aman untuk penderita diabetes, yuk simak beberapa contoh di bawah ini.
- Yogurt dan kismis
Kombinasikan plain yogurt (tanpa rasa) dengan satu sendok kismis. Jika jenis yogurt yang Anda pilih adalah Greek yogurt ini lebih baik lagi.
Pada Maret 2014 sebuah studi di Yunani mengatakan bahwa kismis yang memiliki rasa manis kaya akan kandungan antioksidan dan juga karbohidrat. Dengan mengonsumsi kismis secara rutin dengan jumlah yang secukupnya dapat memberikan efek pada penurunan tekanan darah yang sangat berguna bagi penderita diabetes yang suka ngemil.
- Popcorn
Jagung yang mengandung banyak serat juga sangat baik untuk camilan para penderita diabetes. Selain kandungan serat yang tinggi popcorn juga bergizi dan rendah kalori.
Akan tetapi perlu Anda ketahui bahwa popcorn yang baik untuk dikonsumsi para penderita diabetes adalah popcorn yang dibuat tanpa tambahan mentega.
Memasak popcorn di atas kompor menggunakan minyak zaitun atau kanola tanpa penyedap rasa buatan akan lebih nikmat jika dibandingkan dengan popcorn yang dimasak menggunakan microwave.
Cara masak
- Panaskan satu sendok makan minyak zaitun atau kanola di dalam panci.
- Masukkan jagung kernel ke dalam panci yang sudah berisi minyak panas, kemudian tutup rapat.
- Goyangkan panci sampai jagung yang ada di dalamnya meletus. Kemudian jika seluruh jagung sudah meletus buka penutup panci.
- Perlu Anda perhatikan jangan terlalu masak memasak popcorn jika semua sudah matang.
- Tambahkan sesuai selera 1 sendok the garam, satu sendok makan keju parut parmesan atau seperempat sendok the bubuk garlic (bawang putih).
Kandungan yang ada pada satu cangkir camilan sehat ini antara lain 5,8 gram (2%) karbohidrat, 40 kalori, 0,1 gram gula dan 1,0 gram serat makanan.
- Apel dan keju
Meskipun buah-buahan bermafaat jika dikonsumsi oleh tubuh kita namun perlu diperhatikan jika para penderita diabetes tidak bisa sembarangan memakan segala jenis buah, karena ada beberapa buah mengandung glukosa tinggi yang dapat berbahaya bagi penderita diabetes.
Apel dan melon merupakan jenis buah yang baik untuk dikonsumsi karena rendah gula.
Dengan mengonsumsi camilan dari campurkan buah apel dan keju yang mengandung protein dapat memberikan manfaat baik untuk tubuh Anda antara lain sebagai asupan kalsium untuk tulang, menstabilkan gula darah juga merasa kenyang lebih lama.
Namun perlu diperhatikan, jangan mencampurkan keju terlalu banyak pada buah apel Anda karena kandungan lemak jenuh yang terdapat pada keju akan berakibat buruk bagi tubuh Anda jika dikonsumsi berlebihan.
- Camilan mengandung kedelai
Kedelai yang mengandung indeks glikemiks rendah yang menyebabkan lebih lambat dicerna oleh tubuh sehingga tidak mudah merasa lapar. Oleh karena itu mengonsumsi kedelai sebelum makan besar dapat mengontrol nafsu makan Anda.
Apa itu indeks glikemiks? Indeks glikemiks (IG) adalah indikator level makanan yang mengandung karbohidrat. Indeks glikemik memberikan Anda informasi mengenai pengaruh karbohidrat yang kita konsumsi pada peningkatan gula darah.
Semakin rendah glikemiks maka semakin kecil pula makanan yang Anda konsumsi berperan dalam peningkatan gula darah.
Maka dari itu kedelai bisa menjadi camilan sehat pilihan Anda karena dapat menjaga kadar gula dalam darah Anda, selain itu nafsu makan pun akan lebih terkontrol karena rasa kenyang yang bertahan lebih lama.
Untuk Anda penderita diabetes sangat disarankan memilih cemilan yang mengandung kedelai sebagai teman penunda lapar.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.
