Atenolol: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Mar 7, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Agu 12, 2019 Waktu baca: 3 menit

Atenolol merupakan golongan beta bloker selektif yang berguna untuk menurunkan tekanan darah tinggi, membantu mencegah stroke, serangan jantung, dan masalah ginjal. 

Obat ini juga digunakan untuk mengobati nyeri dada (angina) dan untuk meningkatkan kelangsungan hidup setelah serangan jantung. Atenolol memiliki bentuk sediaan tablet dengan kekuatan sediaan 25 mg, 50 mg, 100 mg dan injeksi. 

Atenolol dapat diminum 1-2 kali sehari. Gunakan obat atenolol secara teratur untuk mendapatkan manfaat maksimal. Penting untuk terus menggunakan obat ini untuk mengontrol tekanan darah.

Mengenai Atenolol

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Tablet

Kandungan:

Obat golongan beta bloker 

Cara kerja obat Atenolol 

Atenolol sebagai agen beta bloker selektif bekerja dengan menghambat efek bahan kimia adrenergik, seperti adrenalin atau epinefrin yang dilepaskan oleh saraf sistem saraf simpatetik. 

Salah satu fungsi penting dari saraf beta-adrenergik adalah untuk merangsang otot jantung agar berdetak lebih cepat. Dengan memblokir rangsangan oleh saraf-saraf ini, atenolol mengurangi denyut jantung dan berguna dalam mengobati irama jantung yang cepat abnormal. 

Atenolol juga mengurangi kekuatan kontraksi otot jantung dan menurunkan tekanan darah. Dengan mengurangi denyut jantung, kekuatan kontraksi otot, dan tekanan darah yang harus dipompa jantung, atenolol mengurangi kerja otot jantung dan kebutuhan otot untuk oksigen. 

Karena angina terjadi ketika permintaan oksigen dari otot jantung melebihi suplai, atenolol sangat membantu dalam mengobati angina

Manfaat dan efek samping obat Atenolol 

Atenolol dapat digunakan untuk mengobati hipertensi, angina pektoris, post infark miokard. Efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan atenolol adalah kelelahan, tekanan darah menurun, detak jantuk melambat, ektremitas dingin, depresi, mual, muntang, diare, mengantuk, vertigo, dan sesak nafas

Atenolol memiliki kategori D pada kehamilan yang artinya atenolol ini memiliki bukti positif risiko terhadap janin manusia. Pada wanita hamil, atenolol hanya digunakan dalam keadaan sangat darurat saat tidak ada obat lagi yang lebih aman. Untuk wanita menyusui, atenolol dapat memasuki ASI. 

Bayi yang ibunya menerima atenolol berisiko hipoglikemia dan bradikardia, guanakan sesuai intruksi dokter dan hati-hati.

Dosis obat Atenolol 

Atenolol untuk pengobatan hipertensi digunakan dengan dosis 25-50 mg/hari pada awal dan dapat ditingkatkan 100 mg/hari. Sedangkan untuk pasien usia lanjut, dosis yang digunakan pada awal pengobatan adalah 25 mg/hari dan dapat ditingkatkan hingga 100 mg/hari.

Atenolol untuk angina pektoris digunakan dengan dosis 50 mg/hari dan setelah 1 minggu dapat ditingkatkan 100 mg/hari; beberapa pasien dapat membutuhkan dosis 200 mg/hari.

Atenolol untuk post infark miokard diberikan pada dosis 100 mg satu kali sehari yang dibagi 2 kali sehari selama 6-9 hari setelah infark miokard.

Atenolol dalam bentuk inravena diberikan untuk perawatan darurat aritmia jantung dan infark miokard akut. Dosis untuk perawatan darurat aritmia jantung adalah 2,5 mg disuntikkan dengan laju 1 mg/menit dan dapat diulang setiap 5 menit jika diperlukan.

Maksimal dosis yang diberikan adalah 10 mg atau 0,15 mg/kg diinfus selama 20 menit. Dosis untuk infark miokard akut adalah 5-10 mg dalam 12 jam onset nyeri dada perlahan-lahan pada tingkat 1 mg/menit, diikuti dengan dosis oral 50 mg 15 menit kemudian (jika tidak ada efek samping akibat injeksi). 

Sebagai alternatif, ulangi dosis intravena 5 mg 10 menit setelah dosis awal, didikuti dengan dosis oral 50 mg 10 menit kemudian dan dapat dilanjutkan 12 jam kemudian. Setelah itu pertahankan 100 mg setiap 12 jam.

Interaksi dengan obat lainnya

Atenolol dapat berinteraksi dengan obat-obat berikut, diantaranya yaitu acebutolol, betaxolol, bisoprolol, carvedilol, celiprolol, clonidine, digoxin, diltiazem, esmolol, labetalol, metoprolol, nadolol, nebivolol, penbutolol, pindolol, propranolol, rivastigmine, saquinavir, sotalol, timolol, dan verapamil. 

Jus apel dan jus jeruk dapat mencegah tubuh untuk menyerap atenolol sepenuhnya. Sebaiknya hindari minum jus apel/ jeruk dalam waktu 4 jam ketika akan mengkonsumsi atenolol.

Perhatian tehadap obat Atenolol 

Perhatian penggunaan atenolol untuk pasien yang memiliki penyakit jantung iskemik, hipersensitivitas terhadap katekolamin, eksaserbasi angina, dan MI. 

Penggunaan agen beta bloker jangka panjang (terutama dengan penyakit jantung iskemik) dihentikan, dosis harus dikurangi secara bertahap selama 1-2 minggu dengan pembantauan yang hati-hari. Jika angina (sesak dada) memburuh secara nyata, pemberian beta bloker harus segera diinisiasi ulang. 


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tenormin (atenolol) dosing, indications, interactions, adverse effects, and more. Medscape. (https://reference.medscape.com/drug/tenormin-atenolol-342356)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app