Batuk dan pilek tentu sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Bila kondisi ini terjadi pada ibu hamil, maka akan timbul kekhawatiran bagi janin kandungan.
Batuk dan pilek yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri terutama pada ibu hamil membutuhkan pengobatan yang sesuai. Tidak sembarangan obat batuk dan pilek dapat diberikan ke ibu hamil karena dapat memicu berbagai efek samping pada ibu dan kandungan.
Batuk merupakan reflek alami tubuh sindroma-metabolik mengeluarkan benda asing yang bersifat alergen yang masuk melalui mulut. Terjadinya batuk dibedakan dengan jenis dan waktunya.
Batuk yang lama atau kronis dapat bertahan dalam hitungan minggu dan bulan. Batuk dapat menjadi produktif (berdahak) akibat infeksi virus pada saluran nafas yang menyebabkan produksi lendir dan dapat memicu infeksi pada paru-paru. Sedangkan batuk kering disebabkan oleh alergi. Selain infeksi, batuk juga disebabkan oleh konsumsi rokok yang menyebabkan zat kimia merusak paru-paru.
Pilek atau flu merupakan gejala awal pada sistem pernapasan dimana infeksi influenza terhirup atau dari paparan benda yang terkontaminasi dan masuk ke dalam hidung.
Virus flu mudah sekali tertular dari orang lain hanya dengan paparan sentuhan atau terhirup infeksi dar orang lain. Gejala flu berupa adanya bersin-bersin, hidung meler, tersumbat, demam, badan pegal, cepat lelah, dan menggigil. Ibu hamil termasuk golongan yang paling rentan terkena flu.
Menangani Batuk dan Pilek pada Ibu Hamil
Usia kehamilan menjadi hitungan yang perlu diperhatikan semasa kehamilan. Waktu yang paling aman untuk memberikan obat batuk dan pilek adalah setelah 12 minggu.
Karena pada usia kehamilan 12 minggu pertama, ini merupakan fase trimester awal dimana terjadi pembentukan organ-organ vital bayi. Obat batuk dan pilek juga tidak boleh digunakan setelah 28 minggu terkait efek samping yang mempengaruhi masa kelahiran pada trimester 3.
Contoh obat batuk dan pilek yang aman dikonsumsi untuk ibu hamil antara lain:
1. Dextromethorphan
Obat ini merupakan obat pereda respon batuk. Meskipun obat ini diberikan kategori C, Dextromethorphan masih digunakan sesuai manfaatnya untuk mengatasi batuk kering pada ibu hamil. Obat dektromethorphan dapat berupa sirup dan permen untuk meredakan batuk kering yang dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
2. Guafenesin
Guafenesin merupakan obat yang berfungsi untuk mengobati batuk berdahak atau batuk disertai pilek. Obat ini memiliki efek untuk mengencerkan dahak sehingga tidak terjadi penyumbatan. Guafenesin dikonsumsi secara oral sebanyak 200mg hingga 400mg tiap 4 jam sesuai dosis yang diberikan dokter. Guafenesin harus diberikan dengan waktu yang sama setiap harinya pada masa pengobatan. Efek samping yang sering terjadi saat mengonsumsi obat guafenesin yaitu pusing, sakit kepala, dan mengantuk.
3. Parasetamol (asetaminofen)
Obat parasetamol merupakan obat yang paling aman untuk mengurangi gejala demam seperti sakit kepala, menggigil, nyeri punggung, dan flu pada ibu hamil. Diusahakan untuk tidak mengkombinasikan obat ini dengan obat lain pada saat kehamilan. Tangani gejala utama hingga tuntas sebelum memberikan obat lain,
Sedangkan obat batuk yang tidak boleh dikonsumsi pada ibu hamil antara lain:
-
Pseudoefedrin
Obat jenis dekongestan merupakan kombinasi untuk menyembuhkan gejala batuk dan flu. Obat ini tida boleh dikonsumsi ibu hamil karena dapat beresiko menghamabat aliran darah plasenta dan kecacatan. -
Kodein
Obat kodein perlu dihindari pada masa kehamilan karena dapat mengakibatkan ketergantungan pada janin.
-
Aspirin
Penggunaan obat aspirin dapat mengganggu perkembangan organ janin dan beresiko menyebabkan kegagalan organ kongenital, bayi prematur, dan pendarahan otak. Aspirin juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pada bayi dan anak-anak karena dapat beresiko munculnya penyakit sindrom reye. -
Ibuprofen
Ibuprofen tidak cocok untuk ibu hamil karena obat ini terlebih pada usia kehamilan trimester 3. Obat ibupforen dapat menghambat produksi cairan amnion yang menjaga permukaan janin saat kehamilan. Resiko lain yang terjadi adalah dapat menimbulkan peningkatan tekanan darah pada paru-paru bayi.
Untuk mencegah batuk dan flu pada ibu hamil, ibu perlu melakukan pola makanan yang sehat. Biasakan untuk tidak jajan di luar karena resiko infeksi penyakit yang tertular dari makanan dan lingkungan.
Ibu perlu memperhatikan kontaknya dengan orang yang terjangkit infeksi batuk dan pilek. Jangan berbagi makanan dan minuman dengan orang yang terinfeksi virus flu.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.