Penyakit maag erat kaitannya dengan asam lambung yang naik sehingga diperlukan obat penurun dan penetral asam lambung yang bisa membantu mengobati gejala sakit maag, seperti kembung, mual, dan nyeri ulu hati.
Obat maag di sini tidak hanya untuk mengobati penyakit maag (gastritis) saja, tetapi juga bisa digunakan pada kondisi yang lebih parah, seperti ulkus peptikum (tukak lambung), gastroesofageal refluks (GERD), dan beberapa kondisi lain yang berkaitan dengan peningkatan asam lambung.
Baca juga: Kenali Ciri-Ciri Gejala Asam Lambung Naik (GERD)
5 Macam Obat Maag yang Umum Digunakan
1. Proton Pump Inhibitor (PPI)
Obat maag Proton Pump Inhibitor (PPI) ini berfungsi menghambat pompa ion di sel yaitu pompa H+,K+-ATPase sehingga menghambat pembentukan asam lambung serta memiliki efek durasi yang panjang.
Selain itu, obat penurun asam lambung ini juga memberi kesempatan sel-sel mukosa lambung untuk memperbaharui diri dengan lebih cepat sehingga baik untuk mengobati tukak lambung.
Obat maag jenis ini juga telah banyak digunakan untuk menggantikan H2 blocker dalam situasi yang paling klinis karena kecepatan dan kemampuannya dalam menurunkan gejala maag asam lambung.
Contoh obat maag golongan PPI, antara lain: esomeprazole, omeprazole, lansoprazole, dan pantoprazole.
2. H2 blocker
H2 Blocker atau obat histamin (H-2) merupakan antagonis reseptor H2 yang berfungsi mengurangi produksi asam lambung dengan cara pengikatan terhadap histamin di saluran cerna. Obat maag ini dapat mengobati gejala maag dan tukak lambung.
Obat H2 Blocker bisa digunakan sampai 6 minggu dan sering dikombinasi dengan golongan lain termasuk obat antibiotik untuk mengobati infeksi Helicobacter pylori.
Contoh obat H2 Blocker, antara lain: Cimetidine, Ranitidine, Famotidine, dan Nizatidin.
Baca juga: Manfaat, Dosis, & Efek Samping Ranitidin
3. Antasida
Obat untuk atasi sakit maag ini cukup populer dan umum digunakan terutama ketika puasa. Obat penurun asam lambung ini bekerja dengan menetralkan asam lambung dan mengurangi aktivitas pepsin (mengurangi pH lambung naik ke > 4.0). Namun perlu diperhatikan bahwa Antasida dapat mengganggu penyerapan obat lain (misalnya, tetrasiklin, digoksin, dan zat besi).
Antasida termasuk salah satu jenis obat sakit maag yang ampuh dan dengan cepat meredakan gejala maag seperti nyeri ulu hati, mempromosikan penyembuhan ulkus, dan mengurangi kekambuhan. Namun penggunaan obat antasida dalam jangka panjang harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Contoh obag maag golongan antasida adalah Promag, Polysilane, Mylanta, dan Antasida Doen.
4. Senyawa analog Prostaglandin
Senyawa analog prostaglandin tertentu terutama misoprostol dapat menghambat sekresi asam lambung dengan menurunkan pembentukan AMP siklik yang dipicu oleh rangsangan histamin dari sel parietal dan meningkatkan pertahanan mukosa lambung.
Obat maag ini juga dapat meningkatkan kadar buffer seperti bikarbonat yang dapat menetralkan asam lambung. Turunan prostaglandin sintetik digunakan terutama untuk mengurangi risiko cedera mukosa akibat obat anti nyeri NSAID.
Ketika terjadi gejala maag yang diakibatkan oleh obat anti nyeri, maka obat golongan prostaglandin ini dapat menjadi pilihan yang tepat dalam mencegah efek buruk obat NSAID terhadap kondisi lambung.
Baca juga: Berbagai Gejala Maag Kronis, Tipe, dan Cara Mengatasinya
5. Sukralfat
Obat sakit maag jenis sukralfat ini bekerja memisahkan asam lambung dan membentuk penghalang fisik di area lambung yang meradang sehingga kandungan obat akan melapisi lambung yang sedang mengalami peradangan dan melindungi dari asam lambung yang tinggi.
Obat maag sukralfat berfungsi menghambat interaksi pepsin-substrat, merangsang produksi prostaglandin, dan mengikat garam empedu. Oleh karena itu, mekanisme kerja sukralfat cocok untuk mengobati tukak lambung dan tukak usus duodenum.
Obat maag atau obat asam lambung di atas dapat digunakan dalam bentuk tunggal atau bisa dikombinasikan dengan obat lain, tergantung pada kondisi penyakit maag dan kesehatan pasien secara umum. Maka dari itu, penggunaan obat sakit maag di atas umumnya memerlukan anjuran dokter untuk menentukan kombinasi obat yang tepat untuk Anda.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.