Pemberian obat tukak lambung ditentukan berdasarkan pada penyebabnya. Dengan pengobatan yang tepat, tukak lambung dapat disembuhkan dalam satu atau dua bulan.
Tukak lambung atau peptic ulcer merupakan luka yang terdapat pada dinding lambung akibat dari peningkatan asam lambung atau terkikisnya selaput pelindung lambung. Kondisi ini umumnya terjadi akibat dari infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan obat anti inflamasi non-steroid (NSAID) dalam jangka panjang.
Meski jarang terjadi, beberapa gangguan kesehatan seperti penurunan kadar oksigen dalam darah, tumor gastrinoma atau Sindrom Zollinger–Ellison (ZES) dan iskemia atau kurang darah dalam jaringan tubuh juga dapat memicu terjadinya tukak lambung.
Gejala utama yang akan dirasakan seseorang yang mengalami tukak lambung yakni rasa nyeri yang hebat pada perut terutama di ulu hati. Dalam kondisi parah, penderitanya akan mengalami penurunan berat badan yang signifikan, muntah darah serta perubahan warna pada feses (feses berwarna hitam atau disertai darah).
Mengobati Tukak Lambung dengan Obat
Pemberian obat tukak lambung ditentukan berdasarkan pada penyebabnya. Jika tukak lambung disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, maka dokter akan meresepkan obat antibiotik.
Apabila tukak lambung terjadi akibat efek samping penggunaan obat anti inflamasi non-steroid (NSAID) berkepanjangan. Maka dokter akan menyarankan penggunaan obat proton pump inhibitor (PPI) atau obat lain yang dikenal sebagai antagonis reseptor H2.
Untuk menekan gejala atau rasa nyeri secara cepat sebelum obat-obatan utama mulai bekerja, biasanya dokter akan memberikan obat tambahan seperti antasida dan alginat. Antasida digunakan untuk menetralisasi asam lambung dalam waktu singkat dan alginat akan memberikan perlindungan pada dinding lambung.
Berikut beberapa obat tukak yang ada di apotik dan biasa diresepkan oleh dokter:
1. Antibiotik
Apabila hasil diagnosis tukak lambung menunjukkan adanya infeksi bakteri Helicobacter pylori, maka akan dilakukan pengobatan eradikasi H. pylori yang meliputi:
- Lini pertama (triple therapy). Penggunaan obat proton pump inhibitor (PPI) dan 2 antibiotik (amoxicillin dan clarithromycin) yang diberikan 2 kali sehari selama 7-14 hari. Amoxicillin dapat digantikan dengan metronidazol, jika pasien memiliki alergi terhadap penisilin.
- Lini kedua (quadruple therapy). Penggunaan 4 macam obat yakni PPI, bismuth subsalisilat dan 2 antibiotik (metronidazol, dan tetrasiklin).
- Lini ketiga. Penggunaan 3 macam obat selama 10 hari yakni PPI dan 2 antibiotik (levofloksasin dan amoxicillin).
Jika terjadi kegagalan pada eradikasi lini pertama akibat adanya resistensi terhadap antibiotik yang digunakan, maka akan diterapkan pengobatan pada lini kedua. Apabila pada pengobatan lini kedua masih terdapat resistensi obat, maka akan dilanjutkan pada pengobatan lini ketiga.
Konfirmasi keberhasilan eradikasi ini akan dipantau melalui pemeriksaan Urea Breath Test (UBT) ataupun Stool Antigent Test (SAT) setelah terapi dipastikan selesai (kurang lebih selama 4 minggu), guna menghindari hasil negatif palsu (false negative).
2. Proton Pump Inhibitor (PPI)
Selain digunakan bersama antibiotik dalam pengobatan eradikasi H. pylori, biasanya dokter akan meresepkan obat proton pump inhibitor untuk mengatasi tukak lambung yang disebabkan oleh penggunaan obat anti inflamasi non-steroid yang berkepanjangan.
Obat tukak lambung ini bekerja dengan cara menghalangi kinerja sel-sel yang memproduksi asam lambung sehingga produksi asam lambung pun berkurang. Omeprazol, pantoprazol dan lansoprazol menjadi jenis proton pump inhibitor yang paling sering digunakan.
Proton pump inhibitor dimaksudkan untuk penggunaan sementara, tidak untuk jangka panjang (biasanya hanya diberikan selama 4-8 minggu). Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini diantaranya seperti sakit kepala, diare, sembelit, nyeri perut atau munculnya ruam di kulit.
Namun ketika digunakan dalam jangka panjang terutama pada dosis tinggi, obat ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti meningkatnya risiko patah tulang pinggul, pergelangan tangan atau tulang belakang.
3. Antagonis Reseptor H2
Sama seperti proton pump inhibitor, obat golongan antagonis reseptor H2 juga berfungsi untuk mengurangi sekresi asam lambung dengan cara memblok kerja dari histamin untuk berikatan dengan reseptor H2 pad sel parietal.
Saat ini, ranitidine menjadi jenis obat antagonis reseptor H2 yang paling banyak digunakan untuk mengobati tukak lambung. Mengingat efek sampingnya yang lebih ringan bila dibandingkan cimetidine yang kini sudah banyak ditinggalkan oleh para dokter. Karena memiliki efek samping anti-androgen khususnya pada laki-laki yang dapat memicu pembesaran buah dada, kemandulan hingga impotensi.
4. Antasida dan Alginat
Antasida bersifat basa dan dapat menetralisasi asam lambung dalam waktu singkat, sedangkan sifat mukoadhesif dari alginat akan memberikan perlindungan pada dinding lambung.
Kombinasi keduanya inilah yang kemudian digunakan oleh dokter sebagai obat tambahan, guna mengurangi rasa nyeri secara cepat sebelum obat-obatan utama (antibiotik, proton pump inhibitor, antagonis reseptor H2) mulai bekerja.
Obat tukak lambung jenis ini tersedia bebas di apotek, contohnya seperti mylanta atau promag. Untuk penggunaannya, paling baik di konsumsi setelah makan atau 1-2 jam setelah mengonsumsi obat proton pump inhibitor. Efek sampingnya pun relatif ringan seperti perut kembung, diare atau konstipasi.
5. Obat Sitoprotektif
Obat sitoprotektif digunakan untuk membantu melindungi mukosa lambung tanpa menghambat sekresi asam lambung. Salah satu jenisnya yang paling sering digunakan yakni sukralfat.
Sukralfat bekerja lokal pada lingkungan asam (pH<4). Setelah diminum dalam dosis tunggal, sukralfat akan bereaksi dengan asam hidroklorik dalam lambung untuk membentuk sebuah cross-linked yang memiliki konsistensi kental sebagai buffer asam dalam jangka waktu yang lama.
Karena aktivasi sukralfat pada lingkungan asam (pH<4), maka obat ini tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat tukak lambung lainnya seperti antagonis reseptor H2 dan antasida.
Dengan pengobatan yang tepat dan kedisiplinan pasien dalam mengikuti anjuran dokter, tukak lambung dapat disembuhkan dalam satu atau dua bulan.
Tukak lambung yang gagal disembuhkan biasanya akibat dari pasien yang tidak mengikuti instruksi dokter dengan baik. Misalnya seperti mengonsumsi obat tukak lambung tidak sesuai dengan petunjuk atau melewatkan dosisnya, masih merokok atau minum-minuman keras.
( ! ) Hanya konsumsi obat tukak lambung di atas sesuai dengan arahan dokter.
Selain itu, tukak lambung yang gagal disembuhkan juga dapat disebabkan oleh overproduksi asam lambung seperti pada kasus sindrom Zollinger-Ellison, tukak lambung yang sudah berkembang menjadi kanker lambung atau penyakit lain seperti penyakit Crohn.
Untuk itu, bila mendapati gejala tukak lambung bersegeralah periksakan diri ke dokter sebelum berkembang lebih jauh dan sulit disembuhkan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.