Datangnya 'tamu bulanan' setiap bulannya mungkin berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang merasa haidnya biasa-biasa saja tanpa perubahan mood yang berarti, tapi ada juga yang sampai mengalami gejala PMS yang mengganggu. Oleh sebab itu, tidak sedikit sekali wanita yang sampai berusaha mencari cara menghentikan haid sementara yakni dengan obat penunda haid agar dapat berhenti atau menunda agar jangan haid dulu.
3 obat untuk menghentikan haid sementara
Beberapa wanita memilih untuk menunda kedatangan si 'tamu bulanan' dengan alasan ingin bepergian atau travel, honeymoon, liburan romantis dengan pasangan, atau perjalanan ke pantai. Ada juga yang ingin mempercepat atau bahkan menghentikan menstruasi saat baru saja datang.
Hal ini tentu erat kaitannya dengan rasa ribet dan kurang nyaman yang datang selama masa menstruasi yang akan mengganggu kegiatan para wanita tersebut. Baik ketika liburan, ada pekerjaan penting, atau ada urusan keluar kota di mana biasanya wanita akan merasa sangat tidak nyaman bepergian bila sedang menstruasi.
Untuk mengatasi problematika satu ini, ada beberapa cara menghentikan darah haid dengan cepat yang memang dianjurkan oleh dokter atau para pakar kesehatan dalam menunda atau menghentikan sementara waktu datangnya si bulan. Ada beberapa jenis obat penunda haid untuk menghentikan haid yang bisa digunakan, yakni:
1. Pil kontrasepsi
Minum pil KB adalah salah satu obat untuk menghentikan haid yang paling efektif dan aman. Meski begitu, cara menghentikan darah haid dengan cepat melalui obat penunda haid ini tentu hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter. Kontrasepsi hormonal ini akan bekerja dengan menghambat ovulasi dan pembuahan. Berita baiknya ialah pil hormonal akan mempersingkat masa menstruasi karena dapat meluruhkan seluruh lapisan rahim dalam waktu cepat.
Namun yang penting untuk diingat, Anda dan pasangan harus tetap berkonsultasi ke dokter mengenai penggunaan dan pembelian pil kontrasepsi hormonal. Bicarakan dan pertimbangkan matang-matang soal risiko efek sampingnya bagi tubuh. Penggunaan pil KB yang sembarangan dan tidak sesuai anjuran dokter akan mengakibatkan tubuh terkena berbagai penyakit seperti sakit kepala, hormon yang tidak seimbang, hingga kanker.
Baca Juga: Obat Penunda Haid yang Ampuh dengan Pil KB
2. Pil Primolut
Pil atau obat primolut adalah obat penunda haid lainnya yang dapat Anda konsumsi bila ingin menunda dan mengatur masa menstruasi untuk sesaat. Seperti halnya pil kontrasepsi, penggunaan pil primolut ini pun harus berada dibawa anjuran serta pengawasan dokter. Biasanya pil primolut dapat dikonsumsi 3 hari sebelum siklus menstruasi dimulai. Dengan begitu, menstruasi akan tertunda kedatangannya dalam kurun waktu 2-3 hari setelahnya.
Obat penunda haid juga akan memiliki efek samping seperti insomnia ataupun rasa mengantuk terus menerus yang tergantung kondisi masing-masing wanita. Namun, obat ini hanya boleh dikonsumsi sesuai anjuran dokter. Bila sembarangan mengonsumsinya akan membawa efek samping yang tidak baik untuk tubuh, mulai dari munculnya rasa nyeri saat bernapas, pingsan, peningkatan kadar gula, dan sebagainya.
3. Ibuprofen
Ibuprofen atau obat penghilang rasa sakit juga diketahui dapat membuat volume menstruasi Anda berkurang drastis. Obat anti inflamasi ini akan membantu mengurangi rasa nyeri dan kram saat menstruasi, namun di saat yang sama juga mampu untuk mengurangi derasnya aliran darah yang keluar saat menstruasi hingga 50%.
Dalam beberapa kasus, ibuprofen juga bisa menjadi obat penunda haid yang mampu menghentikan haid seketika namun hanya bertahan sesaat. Sama seperti dua obat sebelumnya, ibuprofen juga juga harus dikonsultasikan ke dokter kandungan sebelum diminum.
Baca Juga: Cara Menghentikan Menstruasi Agar Cepat Selesai Dalam 1 Hari
Jika ingin mencari obat penunda haid, Anda bisa langsung membelinya melalui HDmall. Namun perlu diingat, konsumsi obat apapun secara berlebihan justru akan memberikan dampak negatif untuk kesehatan tubuh. Jika ingin mengonsumsi obat penunda haid, baiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan dosis dan jenis obat yang tepat serta sesuai dengan kondisi Anda.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.