HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Vitamin E: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Mei 1, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 19 menit

Vitamin E adalah vitamin yang larut dalam lemak dan ditemukan dalam banyak makanan termasuk minyak nabati, sereal, daging, unggas, telur, buah-buahan, sayuran, dan minyak bibit gandum. 

Selain itu, Vitamin E juga tersedia dalam bentuk suplemen. Vitamin E digunakan untuk mengobati kondisi kekurangan vitamin E,  meskipun jarang terjadi, akan tetapi kondisi ini dapat terjadi pada orang dengan kelainan genetik tertentu dan pada bayi prematur dengan berat badan sangat rendah.

Beberapa orang menggunakan vitamin E untuk mengobati dan mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk pengerasan pembuluh darah, serangan jantung, nyeri dada, nyeri kaki karena penyumbatan pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi

Vitamin E juga digunakan untuk mengobati diabetes dan komplikasinya, dan mencegah kanker, terutama kanker paru-paru dan mulut pada perokok; kanker dan polip kolorektal; kanker lambung, prostat, dan kanker pankreas.

Beberapa orang menggunakan vitamin E bersamaan dengan obat lainnya ketika terkena penyakit otak dan sistem saraf termasuk penyakit Alzheimer dan demensia lainnya, penyakit Parkinson, kram malam, sindrom kaki gelisah, dan epilepsi. Vitamin E juga digunakan ketika terkena penyakit Chorea Huntington, dan gangguan lain yang melibatkan saraf dan otot. 

Wanita menggunakan vitamin E untuk mencegah komplikasi pada masa akhir kehamilan karena tekanan darah tinggi (pre-eklampsia), sindrom pramenstruasi (PMS), periode menyakitkan, sindrom menopause, kepanasan yang berhubungan dengan kanker payudara, dan kista payudara.

Terkadang vitamin E juga digunakan untuk mengurangi efek berbahaya dari perawatan medis seperti dialisis dan radiasi, dan mengurangi efek samping yang tidak diinginkan dari obat-obatan seperti rambut rontok pada orang yang menggunakan doxorubicin dan kerusakan paru-paru pada orang yang memakai amiodarone

Vitamin E juga digunakan untuk meningkatkan daya tahan fisik, menambah energi, mengurangi kerusakan otot setelah berolahraga, dan meningkatkan kekuatan otot. 

Vitamin E juga digunakan pada kondisi katarak, asma, infeksi pernafasan, gangguan kulit, penuaan kulit, kulit terbakar, fibrosis kistik, infertilitas, impotensi, sindrom kelelahan kronis, tukak lambung, penyakit bawaan tertentu dan pencegahan alergi.

Beberapa orang menerapkan vitamin E pada kulit untuk mengurangi penuaan dan melindungi kulit dari efek bahan kimia yang digunakan untuk terapi kanker (kemoterapi). 

The American Heart Association merekomendasikan untuk memperoleh antioksidan, termasuk vitamin E, dengan mengonsumsi makanan seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian daripada suplemen karena belum ada informasi yang cukup terkait risiko dan manfaat dari mengonsumsi suplemen.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Vitamin E adalah vitamin penting yang dibutuhkan banyak organ dalam tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. Vitamin E merupakan antioksidan, sehingga memperlambat proses yang dapat merusak sel.

Kegunaan & Efektivitas

Efektif untuk:

  • Gangguan gerakan (ataksia) terkait dengan defisiensi vitamin E. Gangguan pergerakan genetik yang disebut ataksia menyebabkan defisiensi vitamin E yang parah. Suplemen vitamin E digunakan sebagai bagian dari pengobatan ataksia.
  • Kekurangan vitamin E. Mengkonsumsi vitamin E efektif untuk mencegah dan mengobati kekurangan vitamin E.

Mungkin efektif untuk:

  • Penyakit Alzheimer. Vitamin E dapat memperlambat tingkat keparahan kehilangan memori pada pasien penyakit Alzheimer yang cukup parah. Vitamin E juga dapat menunda hilangnya kemandirian dan kebutuhan akan bantuan pengasuh pada pasien penyakit Alzheimer ringan sampai sedang. Namun, vitamin E tampaknya tidak mencegah peningkatan keparahan masalah memori dari yang ringan ke yang parah pada penyakit Alzheimer.
  • Anemia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E meningkatkan respons terhadap obat erythropoietin, yang memengaruhi produksi sel darah merah, pada orang dewasa dan anak-anak yang menjalani hemodialisis.
  • Gangguan darah (beta-thalassemia). Mengonsumsi vitamin E tampaknya bermanfaat bagi anak-anak dengan beta-thalessemia dan kekurangan vitamin E.
  • Kanker kandung kemih. Mengonsumsi 200 IU vitamin E selama lebih dari 10 tahun tampaknya membantu mencegah kematian akibat kanker kandung kemih.
  • Kebocoran obat kemoterapi ke jaringan di sekitarnya. Menerapkan vitamin E ke kulit bersamaan dengan dimethylsulfoxide (DMSO) tampaknya efektif untuk mengobati kebocoran kemoterapi ke jaringan di sekitarnya.
  • Kerusakan saraf terkait kemoterapi. Mengkonsumsi vitamin E (alfa-tokoferol) sebelum dan sesudah pengobatan kemoterapi cisplatin dapat mengurangi risiko kerusakan saraf.
  • Demensia. Penelitian menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi vitamin E dan C mengalami penurunan risiko terkena beberapa bentuk demensia. Namun, tampaknya penggunaan vitamin tersebut tidak mengurangi risiko demensia Alzheimer.
  • Menstruasi yang menyakitkan (dismenore). Mengkonsumsi vitamin E selama 2 hari sebelum dan selama 3 hari setelah pendarahan dimulai tampaknya mengurangi keparahan dan durasi nyeri, dan mengurangi darah yang hilang saat menstruasi.
  • Gangguan gerak dan koordinasi (dispraksia). Mengonsumsi vitamin E bersamaan dengan minyak evening primrose, minyak thyme, dan minyak ikan tampaknya memperbaiki gangguan pergerakan pada anak-anak dengan dyspraxia.
  • Masalah ginjal pada anak-anak (glomerulosklerosis). Ada beberapa bukti bahwa mengonsumsi vitamin E dapat meningkatkan fungsi ginjal pada anak-anak dengan glomerulosklerosis.
  • Kelainan bawaan/defisiensi G6PD. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E, sebagai dosis tunggal atau bersamaan dengan selenium, mungkin bermanfaat bagi orang dengan defisiensi G6PD.
  • Menyembuhkan penyakit kulit/granuloma annulare. Menerapkan vitamin E ke kulit tampaknya membersihkan luka kulit karena granuloma annulare.
  • Penyakit Huntington. Vitamin E alami (RRR-alpha-tocopherol) dapat memperbaiki gejala pada pasien penyakit Huntington tahap awal. Namun, tampaknya tidak membantu orang dengan penyakit yang lebih lanjut.
  • Infertilitas pria. Mengonsumsi vitamin E dapat meningkatkan angka kehamilan pada pria dengan masalah kesuburan. Mengkonsumsi vitamin E dosis tinggi bersamaan dengan vitamin C tampaknya tidak memberikan manfaat yang sama.
  • Pendarahan di dalam tengkorak. Mengonsumsi vitamin E tampaknya efektif untuk mengobati pendarahan di tengkorak pada bayi prematur.
  • Pendarahan pada sistem ventrikel otak. Mengonsumsi vitamin E tampaknya efektif untuk mengobati perdarahan sistem ventrikel otak pada bayi prematur.
  • Toleransi nitrat. Terdapat beberapa bukti bahwa mengonsumsi vitamin E setiap hari dapat membantu mencegah toleransi nitrat.
  • Penyakit hati/steatohepatitis nonalkohol. Mengkonsumsi vitamin E setiap hari tampaknya meningkatkan gejala NASH pada orang dewasa dan anak-anak.
  • Penyakit Parkinson. Bukti awal menunjukkan bahwa asupan vitamin E dalam makanan mungkin berhubungan dengan penurunan risiko penyakit Parkinson. Namun, mengonsumsi all-rac-alpha-tocopherol (vitamin E sintetis) tampaknya tidak memiliki manfaat apa pun bagi penderita penyakit Parkinson.
  • Operasi mata dengan laser/keratektomi fotoreaktif. Mengonsumsi vitamin A dosis tinggi bersamaan dengan vitamin E (alpha-tocopheryl nicotinate) setiap hari tampaknya meningkatkan penyembuhan dan penglihatan pada orang yang menjalani operasi mata laser.
  • Premenstrual syndrome (PMS). Mengkonsumsi vitamin E tampaknya mengurangi kecemasan, keinginan, dan depresi pada beberapa wanita dengan PMS.
  • Penampilan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan asupan vitamin E dalam makanan berhubungan dengan peningkatan kinerja fisik dan kekuatan otot pada orang tua.
  • Fibrosis karena radiasi. Mengonsumsi vitamin E dan obat pentoxifylline tampaknya dapat mengobati fibrosis yang disebabkan oleh radiasi. Namun, mengonsumsi vitamin E saja tampaknya tidak efektif.
  • Penyakit mata pada bayi baru lahir/retinopati prematuritas. Mengkonsumsi vitamin E tampaknya efektif untuk mengobati penyakit mata retinopati prematuritas pada bayi baru lahir.
  • Rheumatoid arthritis (RA). Vitamin E yang dikonsumsi bersamaan dengan pengobatan standar lebih efektif untuk mengurangi rasa sakit pada orang dengan RA daripada hanya menggunakan pengobatan standar saja. Namun, kombinasi ini tidak mengurangi pembengkakan.
  • Sunburn. Mengonsumsi vitamin E dosis tinggi (RRR-alpha-tokoferol) dan vitamin C secara bersamaan dapat melindungi kulit dari peradangan setelah terpapar radiasi UV. Namun, vitamin E saja tidak memberikan manfaat yang sama. Menerapkan vitamin E bersamaan dengan vitamin C dan melatonin  ke kulit memberikan beberapa perlindungan ketika digunakan sebelum paparan UV.
  • Gangguan gerakan (tardive dyskinesia). Mengonsumsi vitamin E tampaknya memperbaiki gejala gangguan gerakan yang disebut tardive dyskinesia. Namun, beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa vitamin E tidak memperbaiki gejala, tetapi dapat mencegah memburuknya gejala.
  • Pembengkakan di lapisan tengah mata (uveitis). Mengonsumsi vitamin E dan C tampaknya meningkatkan penglihatan, tetapi tidak mengurangi pembengkakan, pada orang dengan uveitis.

Mungkin tidak efektif untuk:

  • Hilangnya penglihatan terkait usia/degenerasi makula terkait usia. Mayoritas penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E, sebagai dosis tunggal atau bersamaan dengan antioksidan lainnya, tidak efektif untuk mencegah atau mengobati kehilangan penglihatan yang berkaitan dengan usia.
  • Penyakit neurodegeneratif/penyakit Lou Gherig (ALS). Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E (alfa-tokoferol) bersamaan dengan pengobatan konvensional tidak mempengaruhi fungsi atau meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dibandingkan dengan pengobatan konvensional saja pada orang dengan penyakit Lou Gherig.
  • Nyeri dada (angina). Mengonsumsi vitamin E mungkin memiliki beberapa efek pada fungsi pembuluh darah, tetapi tampaknya tidak mengurangi nyeri dada.
  • Pengerasan pembuluh darah (atherosclerosis). Meminum vitamin E (RRR-alpha-tocopherol) tampaknya tidak mencegah perkembangan aterosklerosis. Namun, ada beberapa bukti awal yang menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E dan C dapat membantu mencegah perkembangan aterosklerosis pada pria.
  • Kulit merah dan gatal (eksim). Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E, sebagai dosis tunggal atau bersamaan dengan selenium, tidak meningkatkan gejala eksim.
  • Rasa kepanasan terkait dengan kanker payudara. Mengkonsumsi vitamin E tampaknya tidak mengurangi rasa kepanasan pada wanita yang menderita kanker payudara.
  • Kondisi paru-paru pada bayi/displasia bronkopulmonalis. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E tidak memiliki manfaat apapun pada bayi baru lahir dengan kondisi paru-paru yang disebut displasia bronkopulmoner.
  • Kanker. Mengkonsumsi kombinasi vitamin E, vitamin C, beta karoten, selenium, dan seng tampaknya tidak menurunkan risiko kanker secara keseluruhan. Namun, kombinasi tersebut mungkin mengurangi risiko kanker pada pria, meskipun bukti yang didapatkan masih saling bertentangan.
  • Kanker kolorektal. Sebagian besar bukti menunjukkan bahwa mengambil vitamin E tidak mencegah terjadinya kanker kolorektal atau perkembangan tumor kolorektal non-kanker, yang dianggap sebagai prekursor kanker usus besar.
  • Gagal jantung. Mengonsumsi vitamin E selama 12 minggu tampaknya tidak meningkatkan fungsi jantung pada orang dengan gagal jantung.
  • Penyakit otot/distrofi otot Duchenne. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E dan obat penicillamine tidak memperlambat perkembangan penyakit otot yang disebut distrofi otot Duchene.
  • Kanker kepala dan leher. Meminum vitamin E (all-rac-alpha-tocopherol) setiap hari selama terapi radiasi dan selama 3 tahun setelah akhir terapi tampaknya tidak mengurangi risiko kekambuhan kanker kepala dan leher. Ada beberapa kekhawatiran bahwa mengonsumsi vitamin E sebenarnya dapat meningkatkan risiko kekambuhan tumor. Orang dengan kanker kepala dan leher harus menghindari suplemen vitamin E harian yang dosisnya lebih dari 400 IU setiap hari.
  • Kerusakan sel darah merah yang tidak normal (anemia hemolitik). Pemberian vitamin E kepada bayi prematur tidak menghasilkan efek yang menguntungkan pada kerusakan sel darah merah yang abnormal.
  • Tekanan darah tinggi. Mengonsumsi vitamin E tampaknya tidak menurunkan tekanan darah pada orang yang sudah minum obat tekanan darah.
  • Penyakit hati. Mengkonsumsi vitamin E tidak mengurangi risiko kematian pada orang dengan penyakit hati.
  • Kelainan otot bawaan/distrofi miotonik. Mengonsumsi vitamin E dan selenium tidak memperlambat perkembangan kelainan otot bawaan distrofi miotonik.
  • Luka mulut (lesi musosal oral). Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E (all-rac-alpha-tocopherol) hingga 7 tahun tidak mengurangi risiko luka mulut pada pria yang merokok.
  • Osteoartritis. Mengkonsumsi vitamin E tampaknya tidak mengurangi rasa sakit atau kekakuan pada orang dengan osteoartritis. Vitamin E juga tampaknya tidak dapat mencegah meningkatnya keparahan kondisi tersebut.
  • Kanker pankreas. Mengkonsumsi vitamin E, sebagai dosis tunggal atau bersamaan dengan antioksidan lain seperti beta-karoten dan vitamin C, tampaknya tidak mengurangi risiko terkena kanker pankreas.
  • Kanker faring. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan diabetes yang mengonsumsi vitamin E (RRR-alpha-tocopherol) tidak mengalami penurunan risiko terkena kanker mulut atau kanker faring.
  • Tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia). Sebagian besar bukti menunjukkan bahwa mengambil kombinasi vitamin E dan C tidak mengurangi risiko tekanan darah tinggi selama kehamilan. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa menggunakan kombinasi vitamin E dan C setiap harinya dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi pada wanita berisiko tinggi pada minggu ke 16 hingga 22 kehamilan.
  • Kanker prostat. Penelitian tentang efek vitamin E pada risiko kanker prostat tidak konsisten. Secara keseluruhan, penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin E tidak mengurangi risiko terkena kanker prostat dan dapat meningkatkan risikonya.
  • Infeksi saluran pernapasan. Mengonsumsi vitamin E, sebagai dosis tunggal atau sebagai multivitamin, tampaknya tidak mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan atau tingkat keparahan gejala ketika infeksi berkembang.
  • Suatu kondisi mata yang disebut retinitis pigmentosa. Meminum vitamin E (all-rac-alpha-tocopherol) tampaknya tidak memperlambat hilangnya penglihatan, dan mungkin sebenarnya mempercepat munculnya kondisi kehilangan penglihatan pada orang dengan retinitis pigmentosa.
  • Jaringan parut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian vitamin E pada kulit tidak mengurangi bekas luka setelah operasi.

Sepertinya tidak efektif untuk:

  • Tumor payudara jinak. Mengonsumsi suplemen vitamin E tampaknya tidak efektif untuk mengobati tumor payudara jinak.
  • Kanker payudara. Meskipun memiliki kadar vitamin E dalam darah yang lebih tinggi mungkin menurunkan risiko kanker payudara, namun peningkatan asupan vitamin E dari makanan atau suplemen tidak mengurangi risiko terkena kanker payudara.
  • Penyakit jantung. Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin E tidak mencegah penyakit jantung. Namun, beberapa bukti menunjukkan bahwa peningkatan asupan vitamin E dalam makanan mungkin memiliki manfaat tertentu.
  • Kanker paru-paru. Mengonsumsi all-rac-alpha-tocopherol (vitamin E sintetis) hingga 8 tahun tidak mengurangi risiko terkena kanker paru-paru pada pria yang merokok. Selain itu, mengonsumsi vitamin E (alfa-tokoferol) hingga 10 tahun tidak mencegah kanker paru-paru atau mengurangi risiko kematian akibat kanker paru-paru.
  • Kematian karena sebab apa pun. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E setiap hari selama 10 tahun tidak mengurangi risiko kematian karena sebab apa pun. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E dalam dosis tinggi secara teratur dapat meningkatkan risiko kematian.

Tidak adanya cukup bukti untuk:

  • Asma. Terdapat bukti yang tidak konsisten tentang peran vitamin E pada penyakit asma. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih banyak vitamin E dalam makanan tampaknya mencegah asma. Namun, mengonsumsi suplemen vitamin E tidak memiliki manfaat yang sama.
  • Katarak. Beberapa bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E, sebagai dosis tunggal atau bersamaan dengan vitamin atau antioksidan lainnya, tidak mencegah peningkatan keparahan penyakit katarak. Namun, bukti lain menunjukkan bahwa vitamin E dapat membantu mengurangi risiko terkena katarak.
  • Infeksi yang berhubungan dengan kemoterapi. Penelitian menunjukkan bahwa asupan vitamin E yang lebih tinggi dalam makanan dapat mengurangi risiko infeksi pada anak-anak yang menjalani kemoterapi.
  • Diabetes. Vitamin E mungkin bermanfaat bagi penderita diabetes. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin E meningkatkan kontrol gula darah. Penelitian lain menunjukkan bahwa asupan vitamin E yang lebih tinggi dalam makanan menurunkan risiko diabetes.
  • Kanker perut. Mengonsumsi vitamin E dan beta-karoten atau vitamin C tampaknya tidak mencegah kanker lambung. Namun, ada bukti terbatas yang menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih banyak vitamin E dari makanan dapat memperlambat perkembangan kanker lambung.
  • Kolesterol Tinggi. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E dan C mungkin bermanfaat bagi anak-anak dengan kolesterol tinggi.
  • Penyakit ginjal (IgA nephropathy). Penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E dapat memperbaiki fungsi ginjal pada anak-anak dengan penyakit ginjal nefropati IgA.
  • Kesulitan berjalan karena aliran darah yang buruk di kaki (klaudikasio intermiten). Mengonsumsi all-rac-alpha-tocopherol (vitamin E sintetis) sebagai dosis tunggal atau bersamaan dengan beta-karoten tampaknya tidak memperbaiki aliran darah yang buruk di kaki. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E setiap hari selama 18 bulan mengurangi gejala klaudikasio intermiten.
  • Kerusakan jaringan setelah gumpalan darah (cedera reperfusi iskemik). Mengambil vitamin E melalui mulut dengan vitamin C dan pengobatan konvensional dua hari sebelum operasi bypass dan satu hari setelah operasi tampaknya mengurangi komplikasi. Namun, vitamin E tampaknya tidak bermanfaat jika dikonsumsi sebagai dosis tunggal.
  • Stroke yang disebabkan oleh gumpalan (stroke iskemik). Ada beberapa bukti bahwa all-rac-alpha-tocopherol (vitamin E sintetis) dapat membantu mencegah stroke pada perokok pria yang memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa vitamin E sintesis jenis itu mungkin tidak mengurangi risiko stroke.
  • Transplantasi organ. Menggunakan vitamin E (tokoferin suksinat polietilen glikol) dapat mengurangi dosis imunosupresan yang dibutuhkan setelah transplantasi hati.
  • Kanker kulit (melanoma). Beberapa bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E (RR-alpha-tocopherol) setiap hari tidak mengurangi risiko kanker kulit.
  • Kram kaki malam hari. Bukti awal menunjukkan bahwa vitamin E dapat mengurangi kram kaki malam hari. Namun, bukti lain menunjukkan hasil yang sebaliknya.
  • Anemia sel sabit. Bukti awal menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E dengan ekstrak bawang putih tua dan vitamin C mungkin berguna untuk anemia sel sabit.
  • Gangguan kulit.
  • Alergi.
  • Sindrom kelelahan kronis.
  • Epilepsi.
  • Pilek biasa.
  • Kondisi lainnya.

Diperlukan lebih banyak bukti untuk menilai efektivitas vitamin E pada penggunaan diatas.

Efek Samping & Keamanan

Vitamin E MUNGKIN AMAN bagi sebagian besar orang sehat ketika diminum atau dioleskan ke kulit. Kebanyakan orang tidak mengalami efek samping ketika mengambil dosis harian yang disarankan, yaitu 15 mg. 

Vitamin E MUNGKIN TIDAK AMAN jika diminum dalam dosis tinggi. Jika Anda memiliki kondisi seperti penyakit jantung atau diabetes, jangan gunakan vitamin E dengan dosis 400 IU/hari atau lebih. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dosis tinggi dapat meningkatkan kemungkinan kematian dan mungkin menyebabkan efek samping serius lainnya. Semakin tinggi dosis, semakin besar risiko efek samping yang serius.

Muncul beberapa kekhawatiran bahwa vitamin E dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke yang parah, stroke hemoragik, yaitu pendarahan pada otak. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E dalam dosis 300-800 IU setiap hari dapat meningkatkan kemungkinan stroke jenis ini sebesar 22%. Namun, vitamin E dapat mengurangi kemungkinan terjadinya stroke yang tidak terlalu parah, yaitu stroke iskemik.

Ada informasi yang bertentangan tentang efek vitamin E pada kemungkinan terjadinya kanker prostat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengambil multivitamin dalam jumlah besar dan suplemen vitamin E dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker prostat pada beberapa pria. 

Dosis tinggi juga dapat menyebabkan mual, diare, kram perut, kelelahan, lemah, sakit kepala, penglihatan kabur, ruam, memar dan pendarahan.

Pencegahan & Peringatan Khusus:

  • Ibu hamil: Ketika digunakan dalam jumlah harian yang disarankan, vitamin E MUNGKIN AMAN untuk Ibu hamil. Ada beberapa kekhawatiran bahwa mengonsumsi suplemen vitamin E mungkin berbahaya bagi janin jika dikonsumsi pada masa awal kehamilan. Namun, tidak terdapat bukti yang cukup untuk memastikan apakah ini merupakan masalah penting. Hindari konsumsi suplemen vitamin E selama masa awal kehamilan tanpa adanya konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
  • Ibu menyusui: Vitamin E MUNGKIN AMAN bila diminum dalam jumlah harian yang disarankan selama menyusui.
  • Bayi dan anak-anak: Vitamin E MUNGKIN AMAN saat diminum dengan jumlah yang tepat. Jumlah maksimum vitamin E yang dianggap aman untuk anak-anak diklasifikasikan berdasarkan usianya. Kurang dari 200 mg setiap hari untuk anak berusia 1-3 tahun. Kurang dari 300 mg setiap hari untuk anak-anak berusia 4-8 tahun. Kurang dari 600 mg setiap hari untuk anak berusia 9-13 tahun. Kurang dari 800 mg setiap hari untuk anak usia 14-18 tahun. Vitamin E (alpha-tocopherol) MUNGKIN TIDAK AMAN bila diberikan secara intravena (oleh IV) pada bayi prematur dalam dosis tinggi.
  • Angioplasti, prosedur jantung: Hindari konsumsi suplemen yang mengandung vitamin E atau vitamin antioksidan lainnya (beta-karoten, vitamin C) sebelum dan setelah angioplasti tanpa pengawasan profesional. Vitamin-vitamin ini tampaknya mengganggu proses penyembuhannya.
  • Diabetes: Vitamin E dapat meningkatkan risiko gagal jantung pada penderita diabetes. Penderita diabetes harus menghindari penggunaan vitamin E dosis tinggi.
  • Serangan jantung: Vitamin E dapat meningkatkan risiko kematian pada orang dengan riwayat serangan jantung. Orang dengan riwayat serangan jantung harus menghindari penggunaan vitamin E dosis tinggi.
  • Kekurangan vitamin K: Vitamin E dapat memperburuk masalah pembekuan pada orang yang kadar vitamin K-nya terlalu rendah.
  • Suatu kondisi mata yang disebut retinitis pigmentosa: All-rac-alpha-tocopherol (vitamin E) 400 IU tampaknya mempercepat kehilangan penglihatan pada orang dengan retinitis pigmentosa. Namun, jumlah yang jauh lebih rendah (3 IU) tampaknya tidak memberikan efek ini. Hindari penggunaan vitamin E, jika Anda memiliki kondisi ini.
  • Gangguan pendarahan: Vitamin E dapat memperburuk gangguan pendarahan. Hindari penggunaan vitamin E, jika Anda mengalami kelainan pendarahan.
  • Kanker kepala dan leher: Hindari penggunaan suplemen vitamin E dalam dosis 400 IU/hari atau lebih. Vitamin E dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker berulang.
  • Kanker prostat: Ada kekhawatiran bahwa mengonsumsi vitamin E dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker prostat. Efek vitamin E pada pria yang saat ini menderita kanker prostat tidak jelas. Namun, secara teori, mengonsumsi suplemen vitamin E dapat memperburuk kanker prostat pada pasien pria.
  • Stroke: Vitamin E dapat meningkatkan risiko kematian pada orang dengan riwayat stroke. Orang dengan riwayat stroke harus menghindari penggunaan vitamin E dosis tinggi.
  • Operasi: Vitamin E dapat meningkatkan risiko perdarahan selama dan setelah operasi. Hindari penggunaan vitamin E setidaknya 2 minggu sebelum operasi.

Interaksi

Intraksi Sedang

Berhati-hatilah dengan kombinasi ini!

  • Siklosporin (Neoral, Sandimmune) berinteraksi dengan VITAMIN E
  • Obat-obatan yang diubah oleh hati (Cytochrome P450 3A4 (CYP3A4)) berinteraksi dengan VITAMIN E
  • Obat untuk kanker (Kemoterapi) berinteraksi dengan VITAMIN E
  • Obat-obatan yang memperlambat pembekuan darah (Antikoagulan/Antiplatelet) berinteraksi dengan VITAMIN E
  • Obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol (Statin) berinteraksi dengan VITAMIN E
  • Niacin berinteraksi dengan VITAMIN E
  • Warfarin (Coumadin) berinteraksi dengan VITAMIN E
  • Kekurangan vitamin E: dosis pada orang dewasa untuk RRR-alpha tocopherol (vitamin E alami) ialah 60-75 IU per hari.
  • Gangguan gerak/tardive dyskinesia: RRR-alpha-tocopherol (vitamin E alami) sebanyak 1600 IU setiap hari.
  • Meningkatkan kesuburan pria: Vitamin E sebanyak 200-600 IU setiap hari.
  • Penyakit Alzheimer: Dosis maksimal sampai 2000 IU setiap harinya. Terapi kombinasi donepezil (Aricept) 5 mg dan vitamin E 1000 IU per hari telah digunakan untuk memperlambat penurunan daya ingat pada orang dengan penyakit Alzheimer.
  • Penyakit hati/steatohepatitis non-alkohol: 800 IU setiap harinya telah digunakan pada orang dewasa dan 400-1200 IU setiap harinya telah digunakan pada anak-anak.
  • Chorea Huntington pada tahap awal: RRR-alpha-tocopherol (vitamin E alami) sebanyak 3000 IU.
  • Nyeri rheumatoid arthritis: vitamin E sebanyak 600 IU dua kali sehari.
  • Mencegah kerusakan saraf yang disebabkan oleh cisplatin: 300 mg vitamin E (alpha-tocopherol) setiap harinya bersamaan dengan perawatan kemoterapi dan hingga 3 bulan setelah menghentikan terapi cisplatin.
  • Meningkatkan efektivitas nitrat yang digunakan untuk penyakit jantung: 200 mg vitamin E tiga kali sehari.
  • Mengurangi protein dalam urin pada anak-anak dengan penyakit ginjal/focal segmental glomerulosclerosis: vitamin E sebanyak 200 IU.
  • Kekurangan G6PD: vitamin E sebanyak 800 IU setiap hari.
  • Sindrom pramenstruasi (PMS): RRR-alpha-tocopherol (vitamin E alami) sebanyak 400 IU setiap hari.
  • Periode menstruasi yang menyakitkan: vitamin E sebanyak 200 IU dua kali sehari atau 500 IU/hari digunakan dari 2 hari sebelum periode menstruasi dan berlanjut hingga 3 hari pertama perdarahan.
  • Penyembuhan mata setelah operasi/keratektomi: 230 mg vitamin E (alfa-tokoferil nikotinat) dan 25.000 unit vitamin A (retinol palmitate) telah digunakan 3 kali sehari selama 30 hari dan dilanjukan dua kali sehari selama 2 bulan.
  • Fibrosis yang disebabkan oleh radiasi: vitamin E sebanyak 1000 IU/hari dalam kombinasi dengan pentoxifylline 800 mg.
  • Beta-thalassemia: vitamin E 750 IU/hari.
  • Mencegah sengatan matahari: RRR-alpha-tocopherol (vitamin E alami) sebanyak 1000 IU dalam kombinasi dengan 2 gram asam askorbat.
  • Mencegah tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia) pada wanita berisiko tinggi: 400 IU vitamin E dan 1000 mg vitamin C setiap harinya.
  • Sebaiknya konsumsilah vitamin E yang dibuat di laboratorium (all-rac-alpha-tocopherol) dari makanan untuk mendapatkan manfaat yang paling efektif.

Mengonsumsi vitamin E dalam jumlah besar bersamaan dengan cyclosporine (Neoral, Sandimmune) dapat meningkatkan jumlah cyclosporine (Neoral, Sandimmune) yang diserap oleh tubuh. Dengan meningkatnya jumlah siklosporin yang diserap tubuh, vitamin E dapat meningkatkan efek dan efek samping siklosporin (Neoral, Sandimmune).

Beberapa obat diubah dan dipecah oleh hati. Vitamin E dapat meningkatkan kecepatan hati memecah beberapa obat. Menggunakan vitamin E bersamaan dengan beberapa obat yang dipecah oleh hati dapat mengurangi efektivitas obat tersebut. Sebelum mengonsumsi vitamin E, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda mengonsumsi obat apa pun yang diubah oleh hati. 

Beberapa obat yang diubah oleh hati ialah lovastatin (Mevacor), ketoconazole (Nizoral), itraconazole (Sporanox), fexofenadine (Allegra), triazolam (Halcion), dan lainnya.

Vitamin E adalah antioksidan. Ada beberapa kekhawatiran bahwa antioksidan dapat menurunkan efektivitas beberapa obat kanker. Tetapi, masih belum ada informasi yang cukup untuk memastikan apakah interaksi itu benar terjadi.

Vitamin E dapat memperlambat pembekuan darah. Menggunakan vitamin E bersamaan dengan obat-obatan yang juga memperlambat pembekuan darah dapat meningkatkan kemungkinan memar dan pendarahan. 

Beberapa obat yang memperlambat pembekuan darah ialah aspirin, clopidogrel (Plavix), diclofenac (Voltaren, Cataflam, others), ibuprofen (Advil, Motrin, others), naproxen (Anaprox, Naprosyn, others), dalteparin (Fragmin), enoxaparin (Lovenox), heparin, warfarin (Coumadin), dan lainnya.

Menggunakan vitamin E, beta-karoten, vitamin C, dan selenium bersama-sama dapat menurunkan efektivitas beberapa obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol

Masih belum diketahui apakah penggunaan vitamin E saja dapat mengurangi efektivitas beberapa obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol. Beberapa obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol ialah atorvastatin (Lipitor), fluvastatin (Lescol), lovastatin (Mevacor), dan pravastatin (Pravachol).

Menggunakan vitamin E bersamaan dengan beta-karoten, vitamin C, dan selenium dapat mengurangi efek menguntungkan dari niacin. Niacin dapat meningkatkan kolesterol baik. Menggunakan vitamin E bersama dengan vitamin-vitamin ini dapat menurunkan kadar kolesterol baik.

Warfarin (Coumadin) digunakan untuk memperlambat pembekuan darah. Vitamin E juga bisa memperlambat pembekuan darah. Mengkonsumsi vitamin E bersamaan dengan warfarin (Coumadin) dapat meningkatkan kemungkinan memar dan pendarahan. Konsultasikan kondisi darah dalam tubuh Anda pada pelayanan kesehatan Anda, mungkin perubahan dosis warfarin (coumadin) perlu dilakukan.

Dosis

Dosis berikut telah dipelajari dalam penelitian ilmiah:

Secara Oral

Dosis vitamin E bisa membingungkan. Pedoman saat ini menunjukkan angka kecukupan gizi dan batas toleransi atas vitamin E dalam bentuk miligram. Namun, sebagian besar produk masih diberi label Unit Internasional (IU).


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app