Kehamilan ektopik merupakan kelainan pada kandungan dimana kehamilan terjadi di luar uterus. Kehamilan ektopik jarang sekali terjadi di Indonesia. Pada hampir 95% kelahiran, terjadi 5% kehamilan ektopik. Sel ovum yang diimplantasikan di luar uterus dapat menimbulkan resiko kegawatdaruratan yang berat bagi sang ibu.
Letak kehamilan yang ruptur dapat beresiko mengalami pendarahan berat dan sakit di daerah perut. Kondisi tersebut disebut kehamilan ektopik terganggu. Penanganan untuk kehamilan ektopik dilihat dari lokasi dan ukuran sel telur yang dibuahi di luar rahim.
Sasaran utama penyembuhan kehamilan ektopik adalah mengatasi kondisi abnormal perkembangan janin dengan rangkaian jenis operasi. Penanganan kehamilan ektopik dapat disertai resiko baik ringan ataupun berat.
Pada proses kehamilan normal, sel sperma akan masuk ke tuba falopi dan bertemu sel telur. Sel telur yang telah dibuahi akan menuju uterus dan perkembangan janin akan terbentuk.
Pada saat yang sama hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) akan meningkat di darah dan urin. Hasil akan semakin meningat hingga usia kehamilan 10 minggu. Kondisi ini tidak terjadi pada kehamilan ektopik.
Pada kehamilan ektopik, pembuahan malah terjadi diluar uterus. Tidak ada peningkatan nilai HCG pada usia kehamilan muda pada penyakit kehamilan ektopik. Pembuahan akan terjadi paling banyak di tuba falopi. Kondisi lain terjadi di rongga perut, serviks.
Kehamilan ektopik sering terjadi pada kehamilan kedua yang mencapai 80%, selain itu hamil di usia tua memberikan resiko 2 kali terserang kehamilan ektopik.
Faktor internal juga sering menyebabkan kondisi ini, seperti infeksi tuba, kelainan endometrium kongenital, saluran tuba yang tidak teratur, atau adanya massa tumor di sekitar uterus, Penggunaan pil KB yang memiliki kadar progesteron yang tinggi menyebabkan resiko kehamilan ekstopik bila terjadi pembuahan.
Gejala Kehamilan Ektopik
Keluhan utama yang timbul pada seseoang dengan kehamilan ektopik antara lain:
- Pendarahan
Pada kehamilan ektopik, akan muncul bercak (spotting) darah atau pendarahan ringan dengan warna lebih gelap yang keluar dari vagina. Amenorea pendek sebelum pendarahan akut juga sering terjadi.
- Nyeri
Seseorang dengan kehamilan ektopik dapat merasakan nyeri di sekitar perut terutama di sisi kanan atau kiri
- Pucat
Kehilangan banyak darah akibat kondsi ini menimbulkan penampilan pucat.
- Tekanan darah menurun
Tekanan darah menurun akibat pendarahan yang tidak berhenti, serta disertai nadi yang cepat dan suhu badan menurun (hipotermia)
Tindakan pada Kehamilan Ektopik
Jika dokter menyatakan bahwa kandungan Anda terjadi kehamilan ektopik. Ini pertanda bahwa Anda membutuhkan penanganan segera sebelum terjadi ruptur atau pecah. Pembuahan yang telah pecah di luar uterus dapat menimbulkan pendarahan yang berat dan mengancam jiwa.
Dokter akan melakukan pemeriksaan dengan kuldosentesis untuk melihat apakah terjadi pendarahan pada kehamilan ektopik. Diagnosis akhir sebelum mengangkat ektopik adalah dengan laparoskopi.
Pada teknik laparoskopi, dokter akan membuat sayatan kecil di bawah perut dan memasukan kamera kecil untuk melihat organ dalam dan menemukan lokasi terjadinya ektopik.
Penanganan utama adalah dengan teknik operasi antara lain:
- Salpingostomi
Salpingostomi adalah metode operasi yang digunakan untuk kehamilan ektopik ringan di daerah tuba falopi. Hasil pembuahan yang berukuran kurang dari 2 sentimeter dapat diangkat dengan teknik salpingostomi. Tuba dapat dipertahankan dengan hanya mengeluarkan jaringan pembuahan dari tuba.
- Salpingektomi
Salpingektomi adalah metode operasi yang dilakukan khusus untuk kehamilan ektopik terganggu. Salpingektomi perlu dilakukan karena pembuahan yang telah pecah menyebabkan pendarahan berat atau kehamilan ektopik yang berulang.
Hasil pembuahan akan digunting dan diangkat tanpa tersisa sedikitpun. Bekas guntingan akan dijahit sehingga pendarahan dapat berhenti.
- Fimbraektomi
Metode ini dilakukan bila kehanilan ektopik terletak di fimbrae atau ujung luar tuba falopi. Metode ini dilakukan bila ukuran pembuahan sangat besar.
Penanganan paska operasi Kehamilan Ektopik
Setelah operasi dilakukan, Anda akan diberikan konseling mengenai pemakaian kontrasepsi. Kontrasepsi berfungsi untuk mencegah pembuahan baru setelah operasi kehamilan ektopik.
Anda disarankan untuk kontrol 1 bulan setelah operasi untuk memonitor fase penyembuhan dan mencegah adanya komplikasi khusus. Dokter biasanya meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi berulang dan suplemen zat besi untuk mengatasi anemia.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.