Apakah Osteoporosis Itu?
Osteroporosis adalah suatu penyakit disebabkan oleh pengeroposan tulang. Faktor penuaan menjadi sebab utama timbulnya kondisi ini. Massa tulang berkurang seiring berjalannya waktu dan usia yang menyebabkan tulang menjadi murah rapuh. Kepadatan tulang yang menurun juga beresiko rentannya retak pada tulang.
Risiko wanita mengidap osteoporosis empat kali lebih besar dibandingkan dengan risiko pada pria. Meski umumnya osteoporosis dialami oleh wanita yang telah memasuki masa menopause, osteoporosis juga dapat terjadi pada pria, wanita yang berusia lebih muda, dan anak-anak.
Penyebab Osteoporosis:
Di Indonesia, penyakit osteoporosis banyak terjadi pada wanita. Hampir 50% wanita terjadi osteoporosis pada usia 50 tahun keatas. Resiko ini juga dapat muncul pada pria. Penyebab dari munculnya osteoporosis antara lain
- Hormon
Hormon estrogen pada wanita yang semakin berkurang. Sehingga kalsium tidak dapat diangkut ke dalam tulang secara maksimal. Kondisi ini semakin meningkat pada wanita usia di atas 75 tahun. - Menopause
Kehadiran menopause pada wanit menjadi tanda kemungkinan munculnya osteoporosis secara perlahan. - Kekurangan Kalsium
Hancurnya osteoklas dengan cepat dan tidak seimbang disebabkan oleh kurangnya kalsium. - Obat-obatan
Obat-obatan juga memicu terjadinya osteoporosis seperti pada konsumsi kortikosteroid jangka panjang, obat antikejang,, obatgt;tiroid, dan lain-lain. - Penyakit Lain
Penyakit lain seperti tiroid juga berdampak pada terjadinya osteoporosis pada wanita. - Keturunan
Pengaruh geneti dari riwayat keluarga juga memicu terjadinya osteoporosis. - Kurang berolahraga
Olahraga sangat penting untuk menjaga kesehatan juga memperkuat otot dan tulang. Kurang berolahraga dapat menimbulkan rentannya tulang untuk menyebabkan osteoporosis. - Stres
Stres juga menjadi faktor resiko pada timbul osteoporosis karena pengaruh hormon kortisol yang meningkat sehingga menimbulkan pelapasan kalsium yang berlebihan. - Minuman Soda
Minuman bersoda mengandung fosfor yang dapat membawa kalsium keluar dari jaringan tulang sehingga menyebabkan osteoporosis secara perlahan
Gejala Osteoporosis
Gejala osteoporosis muncul dengan lambat. Sebelumnya memang sudah muncul kelainan pada tulang tetapi ini belum menunjukkan gejala. Saat kepadatan tulang mulai berkurang maka akan timbul gejala seperti:
- Sakit punggung
- Tinggi badan menurun
- Tulang mudah patah
- Rasa nyeri akibat patah tulang
- Postur tubuh bungkuk
- Mudah terjadi keretakan tulang
Stadium Osteoporosis
Osteoporosis dibagi menjadi 4 stadium yang terdiri dari:
- Osteoporosis Stadium 1
Pertumbuhan tulang yang cepat - Osteoporosis Stadium 2
Penurunan kepadatan tulang (osteopenia) - Osteoporosis Stadium 3
Kemungkinan munculnya retakan pada benturan ringan - Osteoporosis Stadium 4
Tulang patah spontan disertai nyeri
Diagnosis Osteoporosis
Pemeriksaan penunjang untuk menilai osteoporosis dapat dilakukan dengan memeriksa kepadatan tulang.
-
Rontgen
Pemeriksaan rontgen tulang dapat melihat sampai dimana kepadatan tulang yang semakin berkurang dan apakah ada kelainan tulang seperti retak atau patah. -
DEXA Scan
Pemeriksaan Dual Energy X-ray Absorptiometry bertujuan untuk mengukur kepadatan mineral tulang. Interpretasi hasil tes DEXA adalah:
- Di atas Standar Deviasi (SD) (-1) berarti normal. Antara SD (-1) dan (-2,5) diklasifikasikan sebagai osteopenia. Osteopenia adalah kondisi saat kepadatan tulang lebih rendah dari rata-rata, tapi belum serendah tulang osteoporosis.
- Di bawah SD (-2,5) dikategorikan sebagai osteoporosis. Dokter juga akan memperhitungkan usia, jenis kelamin, dan berbagai cedera yang dialami sebelumnya untuk menentukan apakah Anda membutuhkan perawatan untuk osteoporosis.
3. FRAX - untuk mendeteksi risiko keretakan tulang.
Penanganan Osteporosis
Melalui pemeriskaan fisik dan pemeriksaan penunjang, dokter dapat menentukan terapi apa yang tepat diberikan bagi penderita. Terapi yang diberikan antara lain
- Kalsium dan vitamin D
Pemberian suplemen kalsium dan vitamin D dapat membantu mengembalikan nutrisi bagi tulang yang hilang akibat osteoporosis. - Bifosfonat
Bifosfonat menjadi obat utama yang digunakan pada terapi osteoporosis yang telah menimbulkan keretakan dan tulang yang rusak baik spontan atau akibat benturan. Obat ini dapat tersedia dengan tablet minu atau dengan suntikan. - Terapi hormon
Suntikan hormon seperti hormon estrogen dapat membantu menangani penyakit osteoporosis dan sebagai terapi pencegahan. Selain itu terdapat terapi hormon testosteron yang dapat diberikan pada seseorang dengan gangguan produksi hormon. Suntikan Hormon paratiroid juga dapat diberikan untuk meningkatkan kepadatan tulang. - Olahraga
Latihan fisik yang ringan seperti jalan kaki dapat membantu menguatkan tulang sekaligus melatih jantung dan paru-paru.
Pencegahan Osteoporosis
- Olahraga
Cara yang mudah untuk mencegah timbulnya osteoporosis di usia tua adalah dengan rajin berolahraga. Olahraga seperti jalan kaki, jogging, mengangkat barbel ringan dapat membantu menguatkan otot dan tulang. - Hindari merokok dan minuman beralkohol
Sebaiknya untuk menghindari minuman beralkohol dan rokok karena zat-zat kimia pada rokok dapat menimbulkan resiko buruk bagi kesehatan tulang dan organ lain di dalam tubuh. - Berjemur
Berjemur di bawah sinar matahari pagi sangat bermanfaat karena matahari pagi memberikan vitamin D alami yang dibutuhkan bagi tubuh.
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?