Oxymeter atau pulse oximeter adalah alat pengukur kadar oksigen dalam darah atau disebut juga saturasi oksigen. Dalam kondisi pandemi COVID-19, pengecekan kadar oksigen dalam darah sangat penting terutama bagi pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Fungsi oximeter untuk apa? Mengapa penting digunakan pada pasien COVID-19?
Oximeter digunakan untuk memantau dan memastikan bahwa kadar oksigen dalam tubuh pasien COVID-19 tercukupi dengan baik. Pasalnya, orang yang terpapar virus corona cenderung mengalami gangguan pernapasan dan rentan akan risiko penurunan saturasi oksigen dalam darah tanpa gejala apa pun. Kondisi ini bisa saja memicu hipoksemia dan berujung pada hipoksia (silent hypoxia).
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik
Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.
Hipoksemia ditandai dengan rendahnya kadar oksigen dalam darah. Kondisi ini menandakan adanya gangguan pada sistem pernapasan yang bisa menyebabkan sesak napas. Sementara, hipoksia adalah efek lanjutan yang terjadi pada jaringan tubuh akibat rendahnya kadar oksigen tersebut.
Baca juga: Memahami Happy Hypoxia, Gejala Tersembunyi COVID-19 yang Perlu Diwaspadai
Tanda-tanda seseorang mengalami penurunan kadar oksigen dalam tubuh di antaranya adalah lemas, kulit pucat, berkeringat, perubahan denyut jantung, tampak kebiruan pada bibir maupun kuku, nyeri dada, dan hilang kesadaran (pingsan).
Jika kondisi-kondisi itu terjadi, pasien COVID-19 perlu mendapatkan pemeriksaan dan perawatan mendalam dari dokter sesegera mungkin atau bahkan bantuan oksigen tambahan jika mulai sulit bernapas.
Dengan melakukan pemeriksaan saturasi oksigen dengan oximeter dan mengetahui apakah tubuh mendapat pasokan oksigen yang cukup atau tidak, risiko gagal napas dan kematian mendadak pada penderita Covid-19 bisa diminimalkan.
Baca juga: Lawan COVID-19, Ini Tips Isolasi Mandiri yang Aman buat Kamu
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik
Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.
Bagaimana cara menggunakan oximeter yang benar? Berapa hasil oximeter yang normal?
Oximeter memiliki ukuran yang tidak terlalu besar dan dilengkapi dengan layar monitor kecil untuk menampilkan hasil pengukuran. Pada umumnya, oximeter memiliki 2 hasil pengukuran penting, yaitu:
- Tingkat saturasi oksigen (SpO2) untuk mengetahui kadar oksigen pada tubuh. Kadar oksigen normal oximeter: 95-100 persen
- PRbpm (Pulse Rate beats per minute) untuk mengetahui jumlah detak jantung per menit. Jumlah denyut nadi normal: 60-100 bpm
Cara menggunakan oximeter yang benar adalah dengan memasukkan salah satu jari tangan di antara bagian atas dan bawah oximeter, lalu diamkan selama beberapa detik. Setelah terdeteksi, hasil saturasi oksigen dan PRbpm (HR/heart rate) akan muncul di layar.
Untuk hasil oximeter yang normal, kadar saturasi oksigen (%SpO2) seharusnya berada di angka 95 persen atau lebih. Jika saturasi oksigen menunjukkan angka kurang dari 92 persen dalam 3 pemeriksaan berturut-turut, ada kemungkinan orang tersebut mengalami kekurangan oksigen atau hipoksemia.
Penggunaan oximeter bisa dilakukan secara berkala dan perlu diketahui bahwa tingkat akurasinya mungkin memiliki selisih sekitar 1-2 persen dari hasil sebenarnya.
Selain penting digunakan pada pasien COVID-19, oximeter bisa membantu mengetahui kadar oksigen dalam darah terutama pada pasien dengan gejala gangguan pernapasan, seperti asma, pneumonia, gagal napas, hingga Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang berisiko mengalami sesak napas serta mengalami penyakit jantung.
Baca juga: 3 Risiko Komplikasi Virus Corona (Covid-19) pada Paru Paru
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.