Setelah melahirkan, Anda pasti ingin menikmati masa-masa merawat bayi Anda dan menghabiskan waktu dengannya. Di saat tersebut, besar kemungkinan Anda tidak ingin hamil lagi dalam waktu dekat dan Anda mungkin akan memutuskan untuk kembali menggunakan alat kontrasepsi.
Tubuh wanita setelah melahirkan tidak akan langsung melepaskan sel telur kembali, jadi kesuburan Anda pun tidak akan langsung pulih pasca melahirkan. Tubuh Anda membutuhkan beberapa waktu untuk kembali subur seperti sebelum Anda hamil.
Booking Klinik Birth Control (Kontrasepsi) via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket birth control (kontrasepsi) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Lalu kapan tubuh akan kembali melepaskan sel telur setelah melahirkan? Mungkin tidak ada yang tahu kapan tepatnya. Tapi rata-rata periode menstruasi akan kembali sekitar 6 minggu sampai 3 bulan setelah ibu melahirkan.
Lama dan tidaknya waktu untuk kembali subur memang tergantung dengan kondisi Anda.
Jika tidak ingin hamil lagi setelah melahirkan, Anda bisa mulai mempertimbangkan alat kontrasepsi apa yang ingin Anda gunakan. Waktu memulai menggunakan alat kontrasepsi lagu setelah melahirkan bisa beragam, sesuai dengan kondisi setiap Ibu.
Hal ini tergantung kesiapan Anda dan bagaimana Anda memberikan ASI eksklusif untuk bayi Anda, karena biasanya ibu yang menyusui dapat menunda menstruasi lebih lama.
Meskipun demikian, hendaknya Anda sudah mulai menggunakan alat kontrasepsi sejak 3 – 4 minggu pasca melahirkan. Ini dapat membuat Anda merasa lebih tenang ketika ingin berhubungan seks dengan pasangan Anda setelah melahirkan.
Beda alat KB beda waktunya
Menentukan waktu untuk kembali memakai alat kontrasepsi setelah melahirkan, harus disesuaikan pula dengan metode yang Anda gunakan. Beda alat KB, beda waktunya.
Booking Klinik Birth Control (Kontrasepsi) via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket birth control (kontrasepsi) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Anda juga harus mempertimbangkan beberapa hal seperti pengaruh produksi ASI setelah mengonsumsi atau memakai alat kontrasepsi. Coba perhatikan lagi, kapan dan mana saja alat kontrasepsi bisa Anda pakai setelah melahirkan.
Pil KB kombinasi, cincin vagina, dan koyo KB
Untuk pil KB kombinasi, cincin vagina, dan koyo KB, Anda bisa mulai menggunakannya kembali pada jangka waktu 21 hari setelah melahirkan dengan catatan jika Anda tidak menyusui bayi Anda.
Karena, jika Anda memberikan ASI eksklusif, sebaiknya Anda menunggu lebih lama lagi sebelum menggunakan dan mengonsumsi ketiga alat kontrasepsi ini, yaitu sekitar 6 bulan setelah melahirkan atau sampai Anda tidak lagi menyusui bayi Anda.
Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena pil KB kombinasi, cincin vagina, dan koyo KB mengandung hormon estrogen yang dapat memengaruhi produksi ASI dalam tubuh Anda.
KB suntik, diafragma, dan kap serviks
Untuk KB Suntik, Diafragma, dan Kap Serviks, Anda bisa menggunakannya kembali pada jangka waktu 6 minggu setelah Anda melahirkan. Alat KB ini termasuk aman karena tidak akan memengaruhi produksi ASI jika dipakai ketika Anda masih menyusui.
KB IUD (KB Spiral)
Untuk KB IUD atau KB Spiral, Anda dapat memasangnya segera setelah Anda melahirkan supaya Anda tidak perlu merasakan nyeri berulang kali. Cara ini adalah cara yang dianggap paling praktis dan aman, karena KB IUD tidak mengganggu produksi ASI.
Namun, apabila Anda memutuskan untuk menunda pemasangan KB Spiral, maka alat KB ini baru bisa dipasang dalam jangka waktu 6 – 8 minggu setelah Anda melahirkan.
Beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum kembali menggunakan alat kontrasepsi, selain faktor menyusui, adalah faktor ukuran tubuh Anda. Alat KB yang akan Anda gunakan setelah melahirkan harus disesuaikan dengan kondisi tubuh Anda setelah hamil dan setelah melahirkan.
Hal ini akan memungkinkan Anda untuk memilih alat KB yang paling tepat bagi Anda karena alat KB yang bisa Anda pakai setelah melahirkan mungkin berbeda dengan alat KB yang Anda pakai sebelum hamil.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.